Sweet My Wife
"Pagi yang indah untuk mewujudkan mahakarya." Arletta sedang berada di lantai dua rumahnya, jendela yang dia biarkan terbuka. Gadis itu perlahan mencoret kertas dengan kuas dan tinta.
Arletta tersenyum beberapa kali memandangi lukisan yang sudah hampir jadi. "Tidak sabar untuk pameran besok," gumam Arletta dengan semangat.
Arletta yang sangat lihai menggambar, langsung memalingkan wajahnya, karena mendadak angin berhembus cukup kencang, dia agak tidak nyaman, langsung berdiri hendak menutup jendela. "Tumben anginnya jadi kencang, memang perubahan cuaca tidak menentu ya, padahal hari ini cerah," kata Arletta bicara sendiri.
Saat Arletta hendak menutup semua jendela, dia dikejutkan dengan lembaran kertas yang menutup wajahnya. "Wahh! Apaan nih?!" Arletta tekejut dengan kesal, dia langsung mengambil kertas itu.
"Benda apa sih ini? Siapa yang membuang sampah sembarangan sampai ke rumah orang! Sungguh keterlaluan!" Arletta memaki di dalam rumah dengan suaranya yang nyaring, dia mencari ke sekeliling tapi tidak ditemukannya siapapun di sana.
Arletta langsung menutup semua jendela dan hendak membuang kertas itu ke tong sampah. Akan tetapi Arletta menghentikan tindakannya, gadis itu melihat namanya di dalam kertas yang ditulis seseorang.
"Lah, tunggu... Namaku?" secara tidak sadar Arletta membaca beberapa lembar dalam tulisan itu, karena sebelumnya melihat namanya sendiri.
"Hmmm, jadi ini cerita novel ya! Apanya yang seru, kasihan sekali gadis bernama Arletta di dalam cerita, harus menikah dengan Pangeran ke 8. Ah, bukan seharusnya dia adalah monster! Iblis, ckckckck! Aku rasa penulis sangat membenci pemeran wanita di dalam cerita ini." Arletta terhanyut dalam cerita itu. hingga tidak sadar dia sudah menghabiskan waktu selama 1 setengah jam untuk membacanya.
"Hah?! Apa-apaan ini? Penulis itu sudah menyia-nyiakan waktu berhargaku selama ini, aku dengan baiknya membaca cerita sampah yang tidak ada kelanjutannya, apa-apaan ini, penulis juga mengatakan dia membenci cerita ini dan menuliskan bahwa cerita ini tidak akan dilanjutkan lagi karena gabut! Buset! Pantas saja ceritanya tidak lanjut, isinya saja juga begitu buruk! Bagaimana bisa pemeran wanita begitu menderita, jelas penulis terlalu memihak MC pria! Setidaknya kalau sudah memutuskan untuk membuat cerita minimal ditamatkan! Penulis, bahkan kau menggunakan namaku sebagai pemeran wanita yang menderita, sungguh tidak tahu diri, seharusnya sejak tadi aku sudah membuang cerita sampahmu ini!" Arletta membuangnya ke dalam tong sampah.
Dia memalingkan tubuhnya dengan perasaan kesal, Arletta begitu tidak rela dengan waktunya yang terbuang percuma. Arletta hendak kembali ke tempat dimana dia menggambar, akan tetapi tiba-tiba saja ada sesuatu yang menarik tubuhnya dengan sangat kuat. "Ah!" Arletta terkejut seraya membulatkan matanya dengan sempurna.
"Aduh! Siapa yang menarikku!" Arletta membuka matanya dan dia seketika terkejut, mematung dan hampir retak di tempat.
**
"Mama...! Di mana aku?" Arletta kebingungan sendiri, "Pakaian apa ini? Tempat apa ini? Siapa yang membawaku ke sini? Siapa yang akan bertangungjawab di sini!" Arletta berteriak beberapa kali. Hingga dia pun terdiam dan mencoba untuk tetap tenang.
"Tunggu, pakaian ini? Suasana ini, jangan-jangan... WTF! Aku masuk ke dalam buku novel sampah itu! Apa novel itu memiliki kutukan? Ia malah menarikku ke dalam ceritanya, mampuslah aku sekarang! Bagaimana ini, seharusnya aku tidak mengolok-oloknya, Argh sialan." Arletta kebingungan sendiri, dan mondar-mandir.
"Tunggu, tunggu, tunggu, aku seharusnya tenang! Menurut cerita aslinya, Pangeran ke 8 tidak akan datang menemui pemeran wanita, jadi... Lebih baik aku kabur saja, hahahaha! Aku sungguh jenius," gumam Arletta yang langsung berjalan ke arah jendela kamar.
"Ayolah, ini sungguh mudah, apa yang akan aku takutkan, aku bisa bebas malam ini, dan tidak akan mati di tangan monster itu!" Arletta menaiki jendela, saat dia bersiap-siap hendak loncat. Wanita itu terkejut ternyata jendelanya sangat tinggi. "Astaga!" Arletta terpaku sejenak.
Brak!
Pintu kamar terbuka lebar, Arletta langsung memalingkan wajahnya, dia melihat seorang pria berdiri tegap menatap tubuh Arletta dengan sangat dingin.
"Hah? Kok ada orang? Seharusnya kan pemeran wanita sendirian sampai pagi, jadi... Di hadapanku ini siapa?" dalam benak Arletta mematung.
Pria gagah dan tampan, dengan rambut hitam panjang, sepasang mata tajam menyala, perlahan mendekati Arletta, "Sudah mau kabur, secepat itu? Atau... kemana kau akan pergi! Aaah... Mungkin sudah mau bertemu Putra Mahkota, wanita rendahan, licik, dan penuh siasat memang pantas bersama dengan pria seperti Putra Mahkota!" sindir Pangeran ke 8 dengan tatapan tajam.
Arletta terdiam, awalnya dia cukup terkejut, tapi mendengar ucapan Pangeran ke 8 membuatnya benci. "Tolong jaga ucapan, Anda, Tuan! pernah dengar pepatah Mulutmu Harimaumu? Jika aku ingin bertemu dengan Putra Mahkota memangnya kenapa? Apa masalahnya denganmu!" Arletta bicara dengan sangat galak, dia seolah tidak takut mati lagi.
Pangeran ke 8 mendadak tersenyum dengan sangat seram, "Bagus! akhirnya kau menunjukkan sifat aslimu, tapi karena kau sudah masuk ke kediamanku, jangan harap dapat kabur." Pangeran ke 8 langsung mencekik leher Arletta sangat kuat. "Kau bahkan tidak ragu mengatakan pemberontakan dihadapanku, aku pasti akan merawatmu sebaik mungkin." Pangeran mencengkeram kuat leher Arletta.
"Aku tidak seharusnya menyinggungnya, tapi mendengar ucapannya membuatku sangat benci, dia kejam dan tidak berperasaan, tidak ada yang bisa aku lakukan juga sekarang, bicara jujur dia tetap tidak akan percaya, sekarang apa bedanya? Mungkin jika saja aku mati maka akan kembali ke rumah," dalam benak Arletta mencoba tenang.
"Ck! tidak disangka, nona ke tiga bisa begitu tenang saat menghadapi kematian, sebenarnya setelah hari ini aku ingin melihat bagaimana kamu akan hidup di kediamanku, aku tidak akan langsung membunuhmu, tapi menyiksamu perlahan!" dalam benak Pangeran dengan tatapan benci.
Tiba-tiba Pangeran menghempaskan tangannya dan membuat tubuh Arletta terpental hingga menabrak kaki kasur. "Ukhuk." Arletta terbatuk setelah dapat bernafas, dia hanya diam.
"Pengawal! Bawa Nona ketiga masuk ke dalam penjara, hari ini dia telah melakukan kesalahan yang sangat fatal, menyinggungku dengan mulut kecilnya," kata Pangeran dengan tatapan sinis dan tajam melihat Arletta.
Pengawal langsung masuk dan melihat keadaan di dalam, "Baik, Pangeran!" kata mereka mengindahkan.
Pengawal itu langsung memapah tubuh Arletta. Pangeran ke 8 masih terdiam dengan kebencian. "Biarkan nona ketiga 1 malam tidur di dalam penjara, sepertinya dia ingin menjajal tempat itu," ucap Pangeran ke 8 dingin.
"Baik," balas mereka dengan patuh.
Arletta hanya tersenyum dan dibawa pergi tanpa memberontak.
"Wanita itu sungguh tidak tahu diri! Ternyata perasaanku tidak salah, beberapa jam yang lalu aku terus memikirkannya dan ingin sekali menemuinya, tidak disangka untuk melihat hal semacam ini ya," dalam benak Pangeran ke 8.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
sahabat pena
jgn terlalu kejam pangeran. benci dan cinta itu beda tipis. nanti klo kamu ternyata cinta sama nona ke 3.tp dia benci dan dendam krn perlakuan kasar mu. sampai kamu nangis darah pun.dia ga akan nerima kamu dihati nya. greget.. aku mampir thor. lanjut 💪💪💪
2024-09-21
0
Angel Olivares
Semangat!
2024-07-23
3
Arix Zhufa
paling suka cerita time travel...semoga sampai tamat
2024-07-05
1