NovelToon NovelToon
Antagonis Nyeleneh

Antagonis Nyeleneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Hazel nyasar masuk ke dalam novel sebagai karakter antagonis yang semestinya berakhir tragis dengan bunuh diri. Namun, nasib memihak padanya (atau mungkin tidak), sehingga dia malah hidup adem ayem di dunia fantasi ini. Sialnya, di sekelilingnya berderet cowok-cowok yang dipenuhi dengan serbuk berlian—yang terlihat normal tapi sebenarnya gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Sosok Asing

Suara riuh di kantin seperti latar belakang merdu di telinga Ananta. Dentingan sendok garpu dan obrolan riang pelajar yang berbaur menciptakan atmosfer hangat, namun di sudut kantin, Ananta merasa agak gelisah.

Ananta memandang ke arah Hazel, yang duduk di sampingnya dan tampak sangat menikmati makanannya.

"Zel, lo mau nonton gak?" ajak Ananta sambil sedikit mencondongkan badan ke arah Hazel.

Hazel hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus pada makanannya. Dengan mulut masih penuh, dia menelan sedikit dan menjawab, "Sebenernya sih mau-mau aja. Tapi gue harus belajar," tolak Hazel dengan nada santai.

Ananta menatap Hazel dengan heran. "Alasan macam apa ini?" batinnya sambil mengernyitkan dahi.

"Belajar buat apa, sih?" tanya Ananta, kali ini dengan nada lebih penasaran.

Hazel berhenti sejenak, menaruh sendoknya, dan menatap Ananta. "Tania daftarin gue ke Battle of the Brains," jelas Hazel sambil mengangkat alisnya sedikit, menunjukkan betapa seriusnya hal ini.

"Lo serius?" kaget Ananta, hampir tak percaya.

Battle of the Brains adalah lomba bergengsi antar pelajar, dikenal banyak orang karena seleksi dan persaingannya yang ketat. Hanya siswa-siswi terbaik dengan nilai akademis yang tinggi dan kemampuan analitis yang luar biasa yang bisa lolos pendaftaran awal.

Ananta tahu betapa sulitnya seleksi untuk lomba itu. Pihak panitia biasanya menyeleksi ribuan formulir pendaftaran dari berbagai sekolah, memilih hanya mereka yang benar-benar layak untuk bersaing.

"Iya, gue serius," Hazel mengangguk pelan, "Beberapa hari yang lalu Tania serahin tuh formulir ke pihak panitia. Dan dua minggu lagi giliran gue yang maju."

"Lo lawan anak sekolah mana?" tanya Ananta, penasaran siapa yang akan jadi lawan Hazel.

"Rhombus," jawab Hazel singkat sambil melanjutkan makannya.

"Gila!" ucap Ananta spontan.

Sekolah Rhombus dikenal sebagai salah satu sekolah terbaik dengan siswa-siswa yang sangat pintar dan kompetitif.

"Gue nggak bisa mundur lagi, Nant. Udah terlanjur. Sekarang yang bisa gue lakuin cuma belajar dan berusaha sebaik mungkin."

***

Rombongan Zen bergabung dengan Agler dan teman-temannya di kantin kelas XI. Suara riuh khas kantin tetap menjadi latar belakang obrolan mereka. Bastian, yang merasa heran melihat Zen tiba-tiba akrab dengan Agler, mendekatkan diri ke telinga Agler dan berbisik penuh rasa penasaran.

"Sejak kapan lo damai sama mereka?" tanyanya. Selama ini, Zen selalu mencari gara-gara dengan Agler, tetapi kali ini, dia malah bergabung tanpa rasa bersalah.

Agler hanya mengangkat bahu dengan ekspresi malas. "Entah," jawabnya singkat.

Dia lebih memilih beradu mulut dan tinju dengan Zen dibandingkan dengan Zen yang seolah ingin berteman dengannya.

Di tengah kebingungan itu, Ivanka, salah satu teman Agler, menatap Zen dengan penuh rasa ingin tahu. "Kak Zen, ngapain ke kantin kelas XI?" tanyanya.

Sebelum Zen sempat menjawab, Panji, salah satu anggota rombongan Zen, menjawab dengan santai, "Kantin bawah penuh, jadi kita ke sini." Penjelasan Panji terdengar masuk akal.

Kelas X ada di lantai tiga, kelas XI di lantai dua, dan kelas XII di lantai satu. Dengan kantin kelas XII yang penuh, mereka memang tak punya banyak pilihan selain naik ke lantai dua.

"Eh, itu si Hazel kan?" Tian menunjuk ke arah Hazel yang terlihat mendengarkan ucapan Ananta dengan sangat serius.

"Iya, itu dia," jawab Zen sambil ikut memperhatikan ke arah Hazel dan Ananta.

"Mereka pacaran?" tanya Panji dengan nada penasaran, matanya masih tertuju pada dua orang itu.

"Gak, mereka gak pacaran," jawab Lilian tanpa sadar, dengan suara yang penuh tekanan. Wajahnya menunjukkan ekspresi tegang, seolah-olah pertanyaan itu mengganggunya.

"Santai mbak," ucap Tian sambil mengerutkan alisnya.

Ia menatap Lilian dengan heran, tidak menyangka reaksi yang begitu kuat dari pertanyaan yang sederhana.

***

Entah gimana awal mulanya, Hazel yang biasanya pulang bersama dengan Tania, malah kini pulang bersama dengan Ananta. Alasan Ananta yang ingin membantu Hazel mencari berbagai buku referensi menjadi alasan mereka menghabiskan waktu bersama di toko buku. Rak-rak penuh buku mengelilingi mereka, menciptakan suasana yang tenang dan nyaman.

"Zel?" panggil Ananta dari sebelah Hazel. Suaranya terdengar ragu, seolah ada sesuatu yang ingin dia sampaikan tetapi belum menemukan cara yang tepat.

Hazel masih sibuk memilih-milih buku di rak. Jemarinya menyentuh buku tersebut satu per satu, merasakan tekstur sampul dan memeriksa judul-judulnya.

Hazel tampak tenggelam dalam dunia literatur yang mengelilinginya, matanya bergerak cepat dari satu judul ke judul lainnya.

"Kenapa?" tanyanya akhirnya, sembari mengambil sebuah buku tebal yang menarik perhatiannya.

Kini ia menatap Ananta yang terlihat sedikit sendu. Mata Ananta berkedip pelan, seolah mencari kata-kata yang tepat. Dia menghela napas singkat, lalu melipat kedua tangannya di depan dada, jarinya bermain-main dengan ujung lengan baju.

Hazel memperhatikan gerakan Ananta yang canggung. Dia meletakkan buku tebal itu kembali ke rak, lalu beralih sepenuhnya menghadap Ananta, memberi perhatian penuh.

"Ada apa, Nant?" tanyanya lagi, kali ini dengan nada lembut, mencoba memberi ruang bagi Ananta untuk berbicara.

"Hazel, gue tahu lo mau fokus belajar. Tapi bisa kasih waktu ke gue gak? Gak lama kok, cuma sejam aja," bujuk Ananta dengan suara lembut.

***

Di tepi danau buatan yang indah itu, suasana senja menghadirkan keajaiban alamnya dengan refleksi langit senja yang mempesona di permukaan air yang tenang. Warna-warni langit senja memantul indah di danau yang jernih, menciptakan gambaran yang begitu memukau dan menenangkan.

Suasana tenang dan damai memenuhi udara di sekitar mereka. Suara gemericik air dan riak kecil di tepi danau menambahkan kesan alami yang menenangkan, sementara angin senja berdesir perlahan-lahan, membawa aroma harum dari dedaunan dan tanah basah.

"Lo baik-baik aja?" tanya Hazel dengan suara lembut, memecah keheningan yang mengelilingi mereka.

Ananta mendongak perlahan, menerawang di atas permukaan air danau yang tenang, hingga matanya bertemu dengan mata bulat Hazel. Cahaya mentari sore memantul di dalam mata Hazel, menambah kedalaman dan kejernihan yang menghipnotis.

Matanya yang tajam seolah-olah mampu menembus kedalaman perasaan Ananta yang sedang terombang-ambing.

Ananta bingung harus menjawab apa. Ada banyak kata yang ingin ia sampaikan tetapi mulutnya hanya bisa bungkam.

"Belakangan ini, gue merasa seperti menjadi sosok yang asing dalam tubuh ini, terpisah dari diri sendiri oleh gelombang pikiran yang menghantui tanpa henti. Saat mata merenung jauh, dunia seolah-olah berhenti sejenak, memberi kesempatan untuk menangkap nafas yang terengah-engah dan hati yang terasa berat,"

"Gue merasa kelelahan, bukan hanya secara fisik karena setiap langkah terasa berat bagai menyeret beban tak terlihat, tapi juga mental, seperti memikul beban pikiran yang terus menggelayut,"

"Hari-hari berlalu dengan kekosongan yang semakin menggelayut di sekitar gue. Langit biru tak lagi memancarkan kehangatan yang dulu gue rasakan, tetapi menjadi dingin dan tak terjangkau. Di dalam keheningan, suara langkah terdengar begitu sunyi, menggema di lorong-lorong pikiran gue yang berkelok,"

"Gue mencari-cari jawaban dalam kegelapan yang menyelimuti, mencoba memahami bagaimana gue bisa sampai di titik ini, terpisah dari kebahagiaan yang dulu gue rasakan, terjebak dalam labirin kekhawatiran dan rasa sendirian yang tak terucapkan,"

Ananta merasakan hembusan angin senja yang menerpa wajahnya dengan lembut. Tubuhnya terasa letih, seperti terbebani oleh beban yang tak terlihat namun begitu berat.

Tatapan Hazel adalah seperti sinar dalam kegelapan yang menghampiri Ananta. Di situ, dalam keheningan senja yang mempesona, air mata Ananta turun tanpa bisa dicegah lagi.

Mereka mengalir begitu saja, menetes ke pipi yang terasa hangat. Dia merasa hancur di dalam, terkoyak oleh perasaan yang sulit dijelaskan, namun begitu kuat dalam intensitasnya.

1
Amazing Grace
semangat terus ya Thor,semoga sehat selalu dan makin sukses novel nya
Atika Norma Yanti: makasih doanya, lope-lope lah pokoknya
total 1 replies
Amazing Grace
makin seru up lagi Thor, please😭😭🙏🙏
Nova Lpg
novel nya keren ,,bikin penasaran
semangat terus author update nya ..😉
Atika Norma Yanti: makasih banyak udah mau mampir 😂
total 1 replies
Amazing Grace
semangat author 🤗
Atika Norma Yanti: makasih dukunganku, bakalan di usahakan untuk tetep up cerita 😂
total 1 replies
Ning28
akhirnya up juga soalnya lgi seru² banget sumpah😅😘
Atika Norma Yanti: iya, tapi gak bisa up banyak kayak sebelumnya. soalnya nih mata malah kegoda sama Drakor 😂
total 1 replies
Ning28
kenapa kok ga up ka pdhal lg seru tahu😭😅
Atika Norma Yanti: lagi maraton Drakor, judulnya Night Has Come, nyesel baru nonton sekarang 😭🤣
total 1 replies
Amazing Grace
semangat kak,alurnya makin seruu🤗🤗
Kanian June
mampir ya Thor ...
_no name_
up thor
Amazing Grace
semangat kak,pliss makin seru aja nih novel, penasaran banget hazel endingnya gimana🤗
Ning28
tuhkan nambah seru lagi apalagi up nya banyak makin seneng deh🥰😭
Amazing Grace
next author,seru bangett
Bening Hijau
jahat banget teman nya liliana
Atika Norma Yanti: terkadang teman bisa mengubah cara pandang kita terhadap orang lain
total 1 replies
Bening Hijau
penasaran dengan sosok rania yang sebenarnya
Ning28
sumpah klo udh diakhir tuh bikin kepo sendiri aja soalnya seru banget😍🤣
Ning28: iya wajib nonton sampe ending itumah😭😅
Atika Norma Yanti: wah🤣🤣... kalau udah nonton Drakor psikopat, suka lupa waktu
total 4 replies
Amazing Grace
semangat author,dari sekian banyak novel,novel Lo yang paling bagus menurut gw dan realita, karakternya juga ga terlalu berlebihan,ga sempurna ga menye menye juga🥰🥰 biasanya di novel lain tuh drama banget,kalo novel Lo langsung ngena dan alurnya juga bagus banget
Atika Norma Yanti: makasih banyak ya, komentar Lo bikin gue semangat buat lanjutin cerita ini. Yang awalnya gue kira gak akan ada yang baca. pokoknya makasih atas komentar positifnya
total 1 replies
Alfatih Cell
lanjut thor...
Atika Norma Yanti: ceritanya bakalan berlanjut karena otak masih jalan untuk buat alurnya 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!