Zombie Hunter, sebuah game misterius yang telah membawa satu tim yang beranggotakan dua puluh orang masuk ke dalam dunia pararel. Sehingga kedua puluh orang itu terjebak di sebuah kota mati yang dipenuhi dengan jutaan zombie.
Seakan di dunia tersebut telah terjadi hari kiamat, hanya dipenuhi dengan mayat hidup yang sangat menyeramkan. Mereka akan menyerang manusia dengan cara membabi buta.
Tapi bagaimana kalau ternyata game tersebut telah membuat peraturan bahwa hanya satu orang saja yang memiliki kesempatan untuk menang dan bisa keluar dari dunia yang mengerikan itu? Akankah ada yang berhasil selamat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
[Atta, Dion, Cevi, Doni, Maudy, Amel, Hilman, Ardi, Gina, Putra, Farhan, Beni, Amir, Yoga, dan Sena telah gagal dalam permainan ini. Kini hanya tersisa 5 orang lagi. Ayo jadikan dirimu menjadi satu-satunya sebagai Zombie Hunter.]
[ Pencapaian level Tim Hero: Liondra (level 4), Raka (level 8), Riska (level 1), Tian (level 6), dan Alex (level 5).]
Suara sistem telah menggema. Alex pun segera keluar dari toko pakaian tersebut untuk menjemput Riska dan Tian. Dia harus membantu dan memastikan mereka bisa selamat masuk ke dalam toko pakaian.
Aarrggkkhh!
Aaarggkkhh!
Alex segera menghentikan langkahnya ketika dia melihat ada beberapa zombie berjalan melewatinya. Jangan sampai tubuh mereka bertabrakan dengannya, sangat berbahaya. Sehingga Alex harus berdiri sambil mematung.
Kemudian Alex segera berjalan kembali dengan sangat hati-hati, jangan sampai langkah kakinya menimbulkan suara. Dia harus menepati janjinya kepada Liondra bahwa dia akan kembali ke toko pakaian dengan selamat, dan membawa Riska dan Tian.
"Ada Alex yang akan menjemput kita. Kita harus segera keluar dari mobil ini sebelum siang hari tiba." Bisik Tian kepada Riska. Karena mereka telah mendapatkan kode dari Alex di balkon toko pakaian sana.
Riska menganggukkan kepalanya. Walaupun sebenarnya dia sangat merasakan takut, tapi dia harus berani.
Tian dan Riska pun segera keluar dari mobil, mereka berjalan dengan sangat hati-hati. Tian melambaikan tangannya ke arah Alex dari kejauhan. Rupanya Alex sedang berjalan dengan pelan ke arah mereka berdua.
...****************...
"Mmmhhh... mmhhh!"
Di rooftop sana terlihat Raka yang sedang berusaha untuk membuka ikatan kain di tangan dan kakinya. Rupanya Alex dan Liondra telah mengikat tangan dan kakinya dengan kain-kain yang ada di toko pakaian tersebut untuk dijadikan tali. Bahkan mereka menutup mulutnya Raka dengan kain.
Mereka melakukan itu semua demi keamanan bersama. Mereka tidak mungkin menjadi seorang pembunuh untuk temannya sendiri. Tapi karena mereka tahu bahwa Raka orangnya sangat licik, sehingga mereka terpaksa harus mengikat tangan dan kakinya Raka dengan kain, dan menutup mulutnya. Agar Raka tidak berulah.
Raka teringat dengan pisau milik Sena, ketika dia sedang berkelahi dengan Sena, pisaunya Sena terlempar ke salah satu sudut rooftop disana. Mata Raka pun beredar mencari keberadaan pisau kecil tersebut.
Raka tersenyum smirk ketika pandangannya tertuju kepada pisau kecil yang telah dia cari. Dia segera menggerak-gerakkan badannya, agar badannya terus bergeser ke arah kanan rooftop, sampai akhirnya dia berhasil mendekati pisau tersebut.
Raka membelakangi pisau kecil itu. Kemudian dia mengerakkan jemarinya untuk meraih pisau tersebut dan menggesek-gesekkan pisau ke kain yang mengikat pergelangan tangannya.
Srrrrrtt...
Srrrrrtt...
Srrrrrtt...
Butuh waktu beberapa menit untuk bisa melepaskan ikatan kain pada pergelangan tangan dan kakinya. Kemudian Raka membuka kain yang menutupi mulutnya.
"Sial! Alex brengsek!" Raka sangat marah sekali, karena senapannya telah jatuh ke bawah. Jika dia ingin naik level, dia harus menemukan senapannya.
Tapi rasanya sangat sulit untuk bisa mengambil senapannya itu, senapannya telah jatuh diantara kerumunan zombie-zombie yang ada di bawah sana. Padahal dia telah mencapai level 8, tinggal dua tahap lagi, agar dia bisa menjadi pemenangnya.
Raka tak sengaja melihat ke bawah, tepatnya di jalan raya sana terlihat ada Alex, Tian, dan Riska yang sedang berjalan dengan hati-hati ke arah toko pakaian.
Raka tersenyum kecut, sepertinya dia telah merencanakan sesuatu kepada ketiga orang itu.
"Aku tidak akan membiarkan kalian selamat."
apakah Tian akan mengalah?Alex masih punya ibu yg menunggunya di rumah, sedangkan Tian merasa dah gak ada yg peduli dengannya, dia merasa sendirian, jadi mungkin dia membiarkan Alex menang
Gara-gara othor nih 😂 tega bener bikin Alex dan Tian harus baku hant am. Hati selembut salju di suruh gelud 😂. Dahlah gantian othor yang jangan ditemenin 🙊🙈✌😂😂😂😂😂/Facepalm/. Biar othor gelud duluan sama Titan Megalodonnya Zombie 😂😂. Entar reader nungul lagi kalau sudah up bab selanjutnya 😂. Mau makan dulu lapar juga julid sama sistem 😂..Sampai
keluar kata-kata mutiara /Drool/