Ronan Adgar. Dia kecelakaan saat berusia 13 tahun dan berakhir koma selama 5 tahun.
Setelah sekian lama koma, akhirnya dia kembali sadar dan menyadari banyaknya perubahan pada dunia.
Keluarganya yang sebelumnya kaya raya kini hancur.
Kedua orang tuanya meninggal, menyisakan adiknya yang bekerja sebagai pelayan di kafe pinggir jalan.
Tidak ada lagi bisnis besar.
Sahabatnya bahkan kini mengabaikannya dan menjauh dari dirinya membawa tunangannya yang juga telah kehilangan minat pada dirinya.
Melihat semua perubahan itu, Ronan merasakan perasaan kecewa, kesedihan dan penderitaan.
Dalam penderitaan itu tiba tiba sesuatu muncul di udara yang kosong.
-Host Dengan Kriteria Terbaik Telah Ditemukan.
-Apakah Host Menginginkan Balas Dendam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Eisell terdiam saat mendengar hal itu.
Selama ini meski ayahnya selalu menemuinya pada saat saat dia sedikit senggang, dia masih saja merasa agak hampa.
Bagi dia yang sudah pernah merasakan betapa hangatnya telapak tangan dan belaian ibunya hingga menciptakan rasa candu, semuanya terasa hampa semenjak ibunya sakit dan tertidur di rumah sakit khusus tanpa bisa bergerak sedikitpun.
Penyakit ibunya adalah penyakit langka yang baru baru ini ditemukan dan karena tidak ada yang tau tentang penyakit itu, pada akhirnya dia dan ayahnya hanya bisa terus berharap bahwa obatnya akan segera ditemukan.
Selama beberapa tahun terus berlalu, Eisell dengan sabar menunggu, hari demi hari semakin terasa hampa dan dia sangat merindukan sosok ibunya yang hangat.
Bagaimana senyuman ibu? Bagaimana suara ibu? Dan… mengapa ibu terlihat sangat kurus begini?
Dia sudah tidak ingat bagaimana senyuman bulan sabit ibunya yang cantik, suaranya yang indah dan tubuhnya yang sempurna.
Terbaring di atas kasur rumah sakit, ibunya sudah sangat kurus hingga membuat Eisell kehilangan harapan.
Sepertinya ibunya sudah tidak bisa diselamatkan, melihat sudah betapa kurus dan tidak berdayanya dia, bahkan penyakit yang ibunya alami sudah semakin parah.
Eisell akhirnya merasa hampa, seluruh dunia terasa membosankan, dia tidak bisa tersenyum dengan tulus pada siapapun, hanya ayahnya saja dia bisa merasakan ketenangan dan kesenangan.
Namun karena betapa sibuknya ayahnya, akhirnya Eisell terus merasa kesepian selama ayahnya tidak ada.
Hanya keberadaan dari seseorang yang bernama Ronan Adgar lah yang membuatnya merasakan sedikit kesenangan dunia.
Kemunculan pemuda yang tiba-tiba itu ternyata sedikit menyenangkn baginya.
Saat dia akhirnya kehilangan harapan akan kehidupan ibunya, pemuda itu muncul dihadapannya, memberinya harapan yang tidak pasti.
Ayahnya marah dan sama sekali mengabaikan apa yang pemuda itu ucapkan.
Tapi…
'Jika itu dia.. mungkin saja bisa..'
Bagi Eisell, pemuda di depannya ini bagaikan perwujudan dari keajaiban.
Bagaimana bisa seseorang yang baru koma itu selalu membuat banyak keajaiban aneh? Dia merangkak dari kemiskinan dan dengan cepat membuat kehidupannya membaik.
Bahkan dia tidak terintimidasi oleh mereka yang menindasnya dan terus memberi mereka perhitungan yang direncanakan dengan luar biasa.
Setiap hal yang terjadi terasa seperti keajaiban bagi Eisell.
Mengabaikan ayahnya yang marah, Eisell memandang wajah pemuda itu dengan serius.
“Apakah… kamu bisa mempertanggungjawabkan apa yang kamu ucapkan itu?“
Mendengar itu suasana menjadi hening, ayahnya dan pemuda itu menatapnya.
Ayahnya lebih dulu menanyainya:
“Jangan percaya pada omong kosongnya Eisell.“
Eisell hanya tersenyum kecil:
“Jadi, apakah ayah akan terus percaya pada para dokter yang belum menghasilkan apapun selama bertahun-tahun?“
Mendengar itu ayahnya berkerut, tentunya ucapan Eisell sangatlah masuk akal.
Tapi, ayah Eisell sendiri juga pandai berkata-kata:
“Lalu bagaimana dengan pemuda ini? Jika seorang dokter tidak bisa, maka bagaimana dengannya? Apakah dia pernah menjadi seorang dokter?“
Eisell menatap ayahnya kemudian dia memejamkan matanya sambil berkata:
“Dia bilang dia punya solusinya, lebih baik daripada para dokter yang hanya terus meminta maaf ketika ditanya.“
Saat itu ayahnya ingin mengatakan sesuatu lagi tapi Eisell berkata lebih dulu kepada Ronan dan mengabaikan ayahnya.
“Pertaruhkan nyawamu.. tidak, pertaruhkan nyawa adikmu, jika kamu gagal menyembuhkan ibuku maka nyawa adikmu akan menjadi milikku sebagai gantinya.“
Mendengar itu ayahnya terdiam dan menatap Eisell sejenak kemudian menatap Ronan yang ikut terdiam dengan wajah yang tiba tiba menjadi dingin tanpa emosi.
“Nona.. tidak masalah jika itu nyawaku, tapi.. kenapa nyawa adikku?“
Suaranya yang santai dan sopan, menjadi terasa sangat menusuk dan mengintimidasi.
Eisell sedikit terkejut, apakah dia orang yang sama dengan yang sebelumnya?
Namun tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu.
“Nyawa ibuku sangat berharga, jadi jika kamu membunuhnya, maka aku menginginkan sesuatu yang berharga darimu… dan membuatmu menderita karena gagal mempertanggungjawabkan ucanamu.“
Tidak ada yang salah dengan ucapan Eisell.
Jika Ronan gagal memberi ibunya pengobatan, maka sudah dipastikan bahwa Ronan akan menjadi seorang pembunuh yang telah membunuh ibunya.
Hanya saja, Eisell benar benar gadis yang menyeramkan.
Namun, Ronan sama sekali tidak memiliki keraguan apapun.
“Maka, kita akhiri kesepakatan ini.“
Keduanya sedikit terkejut.
Ronan mengabaikan keterkejutan mereka dan bangkit dari tempatnya.
“Mungkin sekitar tiga hari dari sekarang, penyakit ibumu akan menjadi semakin parah dan langsung mengancam nyawanya di hari itu, pada saat itu jika kamu membutuhkan bantuanku, telepon saja nomor ini. Kita bisa melanjutkan kesepakatan kita saat itu.“
Akhirnya Ronan meninggalkan mansion itu tanpa mengucapkan apapun, meninggalkan keduanya yang masih agak terkejut.
Itu mengejutkan bagi mereka karena pemuda tersebut datang dan menawarkan kesepakatan namun mengakhiri kesepakatan itu dengan sendirinya.
Padahal dia terlihat sangat membutuhkan bantuan itu.
Eisell melirik ke secarik kertas di depannya, mengambilnya dan melihatnya.
Terdapat nomor dari pemuda itu.
'Apa… yang dia katakan itu benar?'
Apakah dalam waktu tiga hari nanti, nyawa ibunya akan dalam keadaan darurat?
Atas dasar apa? Eisell ingin menolak untuk percaya tapi…
'Kenapa dia sangat percaya diri?'
Hal ini membuat Eisell merasa ragu dan bimbang.
Jika ucapannya benar maka Eisell harus segera mengambil tindakan, tapi bagaimana jika ucapannya hanyalah kebohongan?
Semuanya terasa salah karena pemuda tersebut tidak memiliki bukti atas ucapannya.
“Jangan terlalu dikhawatirkan.“
Eisell mendengar ucapan ayahnya, dan menatapnya dengan tatapan mata agak sedih.
“Ayah…”
Ayahnya sepertinya menyadari bahwa dirinya saat ini sedih karena tiba tiba mengingat tentang ibunya yang sudah lama dia kubur.
“Ayah akan memasak sesuatu hari ini, jadi tunggu oke?“
Ayahnya tersenyum.
Sudah berapa lama dia tidak memakan masakan ayahnya lagi?
Eisell tiba tiba merasa lebih santai hingga dia merosotkan bahunya dan tersenyum.
Ayahnya kini sudah pergi menuju dapur untuk menyiapkan makanan.
Meninggalkan dirinya sendirian.
Meski Eisell terus mencoba untuk melupakannya, dia tidak bisa. Eisell merogohkan sakunya dan mengambil handphonenya.
'Aku tidak bisa terus diam..'
Dia kemudian menelepon seseorang. Seseorang yang sudah lama tidak pernah dia telepon.
-Oh? Halo nona muda?
Suara seorang pria terdengar dibalik telepon tersebut, suaranya terdengar kekalahan dan suram.
“Bisakah kamu mengecek kondisi ibuku saat ini?“
-Hmm kondisi ibu Anda sangat buruk nona muda.
Orang yang Eisell telepon adalah seorang dokter yang mengambil tanggung jawab atas ibunya.
Dia adalah seorang dokter profesional yang sangat luar biasa di bidang medis.
“Lakukan pengecekannya sekali lagi dan kali ini lakukan dengan detail, cek segala sesuatu dan jangan melewatkan apapun.“
-Eh..? Ah.. baik.. mohon tunggu kabar dari saya nona.
“Ya.“
Telepon itu kemudian diakhiri oleh Eisell. Eisell melirik ke secarik kertas itu sekali lagi kemudian menyimpannya di dalam saku seragam sekolahnya yang belum diganti.
'Aku mungkin perlu mandi sekarang..'
***
⭐⭐⭐⭐⭐