NovelToon NovelToon
Xuan Ji (Season Dua)

Xuan Ji (Season Dua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / spiritual / dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:207.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Kaisar Iblis yang dikira telah tewas sepuluh tahun yang lalu ternyata masih hidup. Dia ternyata memiliki tubuh lain yang merupakan Ketua Aliansi Beladiri.

Semua orang terlena dengan kedamaian semu yang sengaja diciptakan oleh Ketua Aliansi Beladiri. Padahal dari balik bayang-bayang ia memperhatikan murid termuda Xuan Ji yang memiliki fisik Naga Surgawi Legendaris.

Xue Yao adalah bahan terakhir untuk menyempurnakan Seni Darah Iblisnya.

Dapatkah Kaisar Iblis menyempurnakan Seni Darah Iblisnya itu? Sementara ada Xuan Ji yang menjadi guru dan sosok yang dianggap Kakek oleh Xue Yao, apalagi Xuan Ji sudah pernah membunuh Kaisar Iblis. Bisakah Xuan Ji mengalahkan Kaisar Iblis untuk kedua kalinya?

Yuk, langsung dibaca dan jangan lupa baca dulu season satunya dengan judul yang sama: Xuan Ji.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Xuan Ji Season Dua: Kompetisi Beladiri II

“Para bajingann itu bernyali besar juga!” cibir Duan Xiyuan segera duduk sambil menatap tajam rombongan Mu Xian yang berjalan menuju pintu keluar Restoran. “Tunggu saja, nanti di panggung kompetisi Beladiri aku akan menghancurkan Dantian mereka,” katanya lagi.

Bagi Kultivator tidak memiliki Dantian sama saja seperti mayat hidup, karena tidak memiliki Dantian maka mereka tidak bisa lagi mengalirkan energi spiritual ataupun menggunakan Jurus-jurus Beladiri.

Duan Xiyuan menjentikkan jarinya, kemudian Pria paruh baya muncul di sebelahnya. “Selidiki dari mana asal mereka!” 

Pria paruh baya itu menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat sembari menundukkan wajahnya. “Baik tuan muda,” sahutnya segera mengikuti rombongan Mu Xian.

Adik seperguruan Duan Xiyuan segera menuangkan arak ke gelas kecil untuknya agar ia tidak marah lagi. “Tenanglah senior Xiyuan, bocah-bocah itu hanya katak dalam tempurung. Saat di panggung kompetisi Beladiri nanti, mereka akan menyadari kalau dunia Beladiri itu tidak seperti yang mereka bayangkan.” 

Duan Xiyuan hanya mengangguk pelan saja mendengar kata-kata hiburan dari adik seperguruannya. Baginya penghinaan ini harus dibayar dengan nyawa mereka, karena mereka berani mempermalukan dirinya di depan umum.

...***...

Mu Xian dan yang lainnya tidak tertarik lagi berkeliling kota Tianfeng, setelah keluar dari Restoran. Mereka langsung menuju markas Aliansi Beladiri.

Saat di gerbang masuk markas Aliansi Beladiri, mereka bertemu rombongan Xiao Yue kebetulan juga menuju markas Aliansi Beladiri. Murid-murid wanita Tetua Xuan Ji itu terlihat sangat bahagia karena telah berbelanja pakaian mewah, hanya si kecil Xue Hao yang bahagia karena tangan kanannya membawa belasan tusuk sate dan tangan kirinya membawa Bakpao berukuran besar—sementera pipinya kembung karena berisi Kue Bulan.

“Hwi hwhhwhhw ….” Xue Yao berbicara dengan semangat sembari mengunyah Kue Bulan di mulutnya.

Mu Xian dan lainnya tidak mengerti apa yang ia katakan. Mereka hanya tersenyum saja.

Mu Xian ingin memberitahu tentang Duan Xiyuan pada Zi Rouyan, tetapi ia langsung urung melakukannya. 

Zi Rouyan saat ini terlihat bahagia dan Mu Xian tidak ingin melihat wajah cerianya itu menghilang karena tiba-tiba memikirkan tentang musuh yang telah menghancurkan keluarganya.

Diberitahu atau tidak, besok Zi Rouyan pasti akan melihat Duan Xiyuan dan murid-murid yang berasal dari Klan Duan di atas panggung kompetisi Beladiri. Setelah melihat mereka, amarah yang terpendam di hati Zi Rouyan pasti akan meluap dan ia akan menghajar mereka bila bertemu diatas panggung.

“Apakah kalian sudah selesai dengan acara kedewasaannya?” Xiao Yue bertanya sambil tersenyum sehingga Mu Xian dan yang lainnya malu.

“Hmm, berarti Kakak telah meniduri wanita penghibur di rumah bordil?” selidik Mu Qingqing dengan tatapan tajam.

Mu Xian segera menggelengkan kepalanya. “Kami hanya minum air saja di Restoran. Lagi pula Rumah bordil Bulan Purnama melarang peserta kompetisi Beladiri memasuki tempat itu,” sahutnya sembari menoleh ke arah lain.

Dia tidak berani menatap wajah adik perempuannya itu, karena Mu Qingqing terus memelototinya.

Xiao Yue dan murid-murid wanita lainnya tertawa, karena Mu Xian dimarahi oleh adiknya.

Anggota Aliansi Beladiri yang berjaga di gerbang masuk markas Aliansi Beladiri memandu Xiao Yue dan yang lainnya menuju kediaman khusus yang disediakan oleh Aliansi Beladiri.

Karena Sekte Pedang Abadi kini menjadi Sekte level menengah, kediaman yang disediakan oleh Aliansi Beladiri untuk mereka cukup besar. Kediaman itu memiliki halaman untuk berlatih beladiri serta kamar mandi dalam.

Sementara untuk peserta kompetisi Beladiri dari Sekte kecil mereka menginap di penginapan yang telah disewa oleh Aliansi Beladiri. Untuk Sekte besar tentu diberikan kediaman yang lebih bagus dan memiliki halaman yang luas.

Pemandu yang memandu Xiao Yue dan yang lainnya adalah Pria berusia Empat Puluh tahun. Dia mengaku satu generasi dengan Yin Ji, wanita cantik yang disukai oleh Xuan Ji. Namun, sayangnya ia tidak masuk dalam daftar generasi muda berbakat saat masih muda walaupun sekarang basis Kultivasi-nya telah mencapai Ranah Kaisar Surgawi.

“Apakah Paman mengenal Tetua Xuan Ji?” tanya Xiao Yue penasaran karena Xuan Ji mengaku juga satu generasi dengan Yin Ji dan ia juga masuk dalam daftar Pemuda tertampan nomor 9.999 dalam daftar Pria tertampan Rumah Bordil Bulan Purnama.

“Xuan Ji dari Klan Xuan, ya?” Pemandu itu mencoba mengingat-ingat nama tersebut.

Klan Xuan termasuk Klan besar dan terkenal sehingga nama-nama tuan muda Klan Xuan pasti familiar. Namun, ia hanya teringat dengan tuan muda Pertama dan tuan muda Kedua yang menjadi Tetua di Sekte Taixu.

“Hmm, mungkinkah yang bernama Xuan Ji itu bukan Putra dari Ketua Klan Xuan, makanya namanya tidak familiar?”  Pemandu itu menduga-duga dalam benaknya. Dia kemudian tersenyum tipis menatap Xiao Yue dan berkata, “Maaf, aku tidak mengenalnya. Pada perang terakhir melawan Kaisar Iblis, banyak generasi muda berbakat yang gugur … mungkin nama yang kamu sebut itu salah satu dari mereka yang gugur tersebut.”

Dia sangat bersyukur waktu itu masih memiliki basis Kultivasi rendah, sehingga tidak dikirim ke Kutub Utara untuk menaklukkan Kaisar Iblis. Kalau ia ikut serta, maka ia tidak akan ikut menikmati kedamaian di Benua Tianlong saat ini.

Xiao Yue tersenyum mendengar jawaban Pemandu itu. Dia kemudian menunjuk ke arah Pria tua yang sedang bermain Xiang Qi (catur China kuno) dengan Pria tua tak dikenal sembari menenggak Teh Hijau hangat. “Beliau itu adalah Tetua Xuan Ji … yang juga guru kami dari Sekte Pedang Abadi.”

“Eh?” Pemandu itu terkejut mendengarnya. Baru kali ini ia mendengar anggota Klan Xuan menjadi Tetua di Sekte yang berasal dari Selatan Benua Tianlong atau jauh dari daratan tengah tempat Klan-Klan besar berada.

“Oh, kalian sudah datang,” kata Xuan Ji setelah menoleh ke arah rombongan Xiao Yue. “Apakah kalian sudah puas bersenang-senangnya?” katanya lagi sambil tersenyum lebar.

Xiao Yue dan yang lainnya langsung menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat.

“Kami pulang Master Ji,” sapa Xiao Yue.

Pemandu itu juga menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat. “Karena aku sudah mengantar kalian, maka aku akan undur diri Tetua Ji.”

Xuan Ji hanya mengangguk pelan, sementara Pria tua lawan bermain Xiang Qi-nya tidak menoleh dan tatapannya fokus ke bidak Xiang Qi.

Pemandu itu hanya sampai halaman kediaman itu dan segera kembali ke pos jaganya. 

Sebenarnya ia ingin berbincang-bincang dengan Xuan Ji, tetapi Pria tua yang sedang bermain Xiang Qi dengan Xuan Ji itu adalah Tetua Aliansi Beladiri yang sangat dekat dengan Ketua Aliansi Beladiri.

Dia tidak menyangka Tetua dari Sekte menengah akan berteman dengan Tetua Aliansi Beladiri itu, padahal basis Kultivasi Xuan Ji sangat rendah sekali. Dia menduga-duga mungkin karena latar belakang Xuan Ji yang berasal dari Klan Xuan, dan saat masih muda mereka berteman baik atau berada di Sekte yang sama.

“Sepertinya tahun ini murid-murid dari wilayah Selatan akan unjuk gigi,” gumam Pemandu itu—karena basis Kultivasi murid-murid Sekte Pedang Abadi cukup tinggi, seperti berasal dari Sekte besar saja. “Mungkinkah Klan Xuan menyuplai sumberdaya pada Sekte Pedang Abadi, makanya mereka memiliki murid berbakat tinggi?” pikirnya lagi.

1
Maz Tama
hahaha..pengemis terkaya minta di bayarin/Joyful/
Andbie
makasih updatenya
mee
disini q bingung, jadinya sapa yg mencari dan sapa yg dicari. fang han dan fang han😁
Usman Sija
good luck
Usman Sija
good job
Usman Sija
good luck
Usman Sija
good job
Efendi Siantar
fang han mencari fang han..., kok bisa?
Luthfi Afifzaidan
lanjut
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
up lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
lgi
Luthfi Afifzaidan
up lg
Luthfi Afifzaidan
up
saniscara patriawuha.
sejak tadi om fang yuan......
Sarmono 99
UP 10
Fatimatuzzahra Fatimah
babang tamvan kesayangan ane, crazy up dooonngg 😁😁💪💪
HOPE
yokk lanjutt up up lagiii thorr, semangattt trs!!👍👍
Ferry Zhou
lanjut ngab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!