"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan
Ritual Sebelum Tidur
Setelah selama 3 hari Reino dan Zein berada di luar kota akhirnya mereka dalam perjalanan pulang. karena Reino tidak membawa supir, jadi dia bergantian menyetir dengan Zein. "Perasaan dari kemaren lu tuh senyum senyum sendiri nyadar ga sih?", ucap Reino pada Zein yang tengah menyetir.
"Emang iya?", tanya Zein.
"Ya iyalah, perlu gue videoin?", tanya Reino. "Kayaknya gue jatuh cinta deh ", jawab Zein. "Pft... hahaha... gue nggak mimpi kan?", tanya Reino dengan nada meledek.
"Saking sibuknya, selama ini gue nggak punya cewek, padahal umur gue udah kepala 3. Terus tiba-tiba ada cewek nongol dengan sendirinya, bukankah ini kesempatan?", tanya Zein.
"Serah lu Jen, tapi lu harus ati ati ma cewek. Mereka nggak bisa dipercaya, jangan sampe lu luluh apalagi bucin. Gue kalo inget waktu itu rasanya pengen ngetawain diri gue", jawab Reino dengan sedikit emosi.
"Tapi ren, kita kan juga mesti mikirin kedepannya. Apa lu ngga pengen punya keluarga kecil?", tanya Zein.
"Gue sama sekali nggak ada pikiran ke sana, tapi kalau lu emang pengen nikah gue pasti dukung kok!", jawab Reino.
Begitu lah Reino dan Zein asyik ngobrol sampai tidak terasa mobil yang dikendarainya sudah sampai di depan apartemen Reino. Zein mengeluarkan koper Reino dari dalam bagasi. "Ya udah gue pulang dulu, sampai jumpa besok di kantor", ucap Zein mengakhiri kebersamaan mereka.
Dikediaman tuan Arya, tampak Kayla baru saja selesai membantu tuan Arya berbaring di tempat tidur nya. kemudian Kayla berganti pakaian untuk tidur, ia melihat kearah ibunya yang sedang mengoleskan minyak kayu putih di perut.
"Ibu masuk angin?", tanya Kayla.
"iya Kayla, perut ibu sakit banget", jawab ibu nya.
"Ya udah sini aku pijitin", kata Kayla sambil mendekati ibunya lalu ia memijat tubuh ibu nya hingga tertidur.
"kayaknya ibu udah tidur", ucap Kayla melihat ibunya yang sudah lelap. Kayla pun pergi ke toilet sebentar, setelah itu ia membaringkan tubuhnya. Tangannya meraih ponsel di atas meja lalu membuka galeri yang berisi foto foto Reino
kapan ya bisa foto bersama, hah mustahil deh kayaknya. Tuan Reino, kenapa sih anda tampan sekali. Padahal di foto foto ini tidak ada yang tersenyum, tapi anda tetap terlihat tampan. Aku jadi penasaran bagaimana kalau anda tersenyum, lihat ini.. kedua rahang yang tegas, hidung mancung, kulit putih bersih, tinggi, urat urat ditangannya timbul, badannya kekar , mata nya tajam seperti elang...ini mah seperti pemeran utama pria dalam novel. apalah aku ini yang hanya babu menginginkan anda yang seperti raja.
Begitu lah setiap hari Kayla selalu menyuarakan isi hati nya saat menjelang tidur, seperti sudah menjadi ritual bagi nya memandangi foto foto Reino sebelum berlayar di alam mimpi.
Pukul 5 pagi hari, suara alarm dari hp Kayla berdering. Ia membuka matanya lalu mematikan alarm dari hp nya, ia menoleh ke arah ibunya yang masih tidur. "Tumben jam segini ibu masih tidur, biasanya jam 4 pagi ibu udah bangun. Oh mungkin karena semalam ibu nggak enak badan, ya udah nanti aja aku bangunin. kasian ibu", gumam Kayla. Ia segera mandi lalu bersiap siap untuk bersih bersih dan memasak menggantikan ibunya.
Setelah pukul 6 pagi, Kayla kembali masuk ke dalam kamar untuk membangunkan ibunya, "ibu ayo bangun, sudah jam 6 lebih ini", kata Kayla sambil menggoyangkan lengan ibunya. Tapi ibunya tetap tidak bangun juga membuat Kayla panik, diletakkan nya jari telunjuk nya didepan lubang hidung ibunya. Deg..deg..deg jantung Kayla bergetar saat merasa tidak ada hembusan nafas yang keluar dari hidung ibunya, kemudian ia meletakkan ibu jari nya di pergelangan tangan ibunya namun Kayla juga tidak merasakan adanya denyut nadi, "tidak mungkin", ucap Kayla. Seketika tubuh mungil Kayla terasa lemas hingga terjatuh ke lantai dan air matanya menetes.