Bukan Wanita Simpanan
Di dalam ruang tamu, nampak Revanni sedang berbincang dengan ibunya. Mereka membicarakan sang kakak yang bernama Revinna yang bekerja sebagai seorang model di sebuah perusahaan. Revinna keluar dari rumah setahun lalu karena sang ibu menentang keras pekerjaannya, hingga sampai saat ini ia tidak pernah kembali sekalipun untuk menjenguk ibunya.
" Vanni, pergilah ke rumah kakakmu! Bujuk dia supaya dia mau pulang ke rumah nak. Ibu sangat merindukannya." Bukan tanpa alasan ibu Meli begitu merindukan putri sulungnya, pasalnya Revinna begitu sulit untuk di temui. Padahal bu Meli sudah mencoba berulang kali ke rumahnya namun tidak pernah ketemu. Mungkin karena saking padatnya jadwal Revinna hingga ia tidak punya waktu di rumah walau sebentar saja.
" Apa ibu mulai menerima dan mendukung kariernya? Kalau tidak lebih baik tidak usah mengharap dia pulang bu. Dia tidak akan pulang selama ibu masih menentangnya." Ujar Revanni. Ia tahu seberapa keras kepala kakaknya itu, kakak yang hanya selisih satu tahun dengannya namun pola pikirnya lebih kecil dari adiknya. Apapun yang dia inginkan harus ia dapatkan, apalagi menjadi seorang model adalah cita citanya dari kecil. Itu sebabnya ia memilih keluar dari rumah daripada mendengarkan ibunya.
Bu Meli menghela nafasnya, jujur ia tidak suka jika Revinna menjadi seorang model, apalagi sayup sayup ia mendengar jika putrinya juga menjadi model majalah dewasa. Namun mau bagaimana lagi? Ia tidak mau putri sulungnya semakin menjauh darinya. Sesungguhnya ia ingin kedua putrinya memiliki pekerjaan yang lebih baik. Seperti Revinna, walaupun ia hanya membuka restoran namun bu Meli bangga kepadanya. Berkat kerja kerasnya, kini restoran keluarga yang mereka bangun memiliki cabang di berbagai daerah.
" Katakan padanya, jika dia mau pulang ibu akan menerimanya." Senyuman Revanni mengembang begitu mendengar jawaban dari ibunya. Inilah moment yang ia nantikan selama ini. Sejujurnya ia menginginkan hubungan ibu dan kakaknya kembali seperti dulu sejak lama, namun keduanya tetap dengan pemikiran masing masing. Menjadi sebuah keluarga yang begitu harmonis dan saling mengasihi adalah impian Revanni selama ini.
" Baiklah, aku akan ke sana." Ujar Revanni penuh semangat.
Setelah berpamitan kepada ibunya, Revanni segera menaiki motor maticnya menuju apartemen milik kakaknya. Cuaca hari ini memang sedikit mendung namun Revanni tidak membawa jas hujan. Ia berpikir hujan akan turun setelah ia sampai di apartemen kakaknya karena jarak antara rumah dan apartemen tidak terlalu jauh. Namun apa yang ia pikirkan tidak jadi kenyataan, kenyataannya justru hujan turun sebelum ia sampai di apartemen.
" Aish pakai hujan segala lagi, mana tanggung banget lagi udah mau sampai." Decak Revanni merasa kesal.
" Oh hujan kenapa kau tidak sabar ingin turun membasahi bumi? Harusnya tunggu sebentar lagi, tunggu aku sampai di apartemen baru kau turun." Kepalang tanggung, Revanni kembali melanjutkan perjalanan sambil gerimisan.
Sampai di apartemen, ia segera menuju kamar kakaknya lalu memencet bel.
Ting tong...
Tak lama Revinna pun membukanya dari dalam.
" Vinna!!!!! " Teriak Vanni saat melihat sang kakak tercinta sambil merentangkan kedua tangannya. Memang sejak kecil ia memanggil kakaknya dengan namanya, pasalnya selisih mereka hanya satu tahun jadi mereka lebih terlihat seperti saudara kembar. Entah Vinna berumur berapa bulan, ibunya sudah mengandung Vanni saat itu.
" Ya Tuhan adik tercantikku." Vinna pun memeluk Vanni. Ia begitu merindukan adiknya yang periang ini.
" Astaga kamu basah begini." Menyadari jika Vanni basah, ia melepas pelukannya. Ia menatap adiknya yang cantik, rambut panjang basah dan sedikit acak acakan serta bibir sedikit membiru karena kedinginan.
" Masuklah!" Vinna menggandeng tangan Vanni menuju ruang tamu apartemennya.
" Duduklah dulu, aku ambilkan baju ganti untukmu. Jangan sampai kamu sakit atau bisa bisa ibu akan memarahiku." Ujar Vinna di balas cengiran kuda oleh Vanni.
Vinna masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil baju ganti. Merasa risih dengan bajunya yang basah, Vanni pun membukanya di situ juga. Tidak lupa ia juga membuka celana jeansnya hingga kini ia hanya menggunakan hotspant di atas paha dan thanktop saja hingga membuat kulit putihnya terekspos begitu saja. Saat ia mengeringkan rambutnya menggunakan bajunya, tiba tiba ia di kagetkan dengan seseorang memeluknya dari belakang.
Grep...
" Sayang kau seksi sekali membuatku selalu merindukanmu."
Degh...
Jantung Vanni berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya begitu tahu jika yang memeluknya seorang pria.
Siapakah dia? Kenapa pria ini memeluknya? Sayang? Siapa yang sebenarnya ia panggil sayang?
Belum hilang keterkejutan Vanni karena pria ini tiba tiba terdengar teriakan seorang wanita yang memenuhi kamar apartemen kakaknya.
" Dasar wanita jalang!!!!"
Teriakan itu refleks membuat Vanni membalikkan badannya membuat pria tersebut terkejut setelah melihat wajah Vanni.
" Ka.. Kamu." Ucapnya.
" Bagus.. Jadi begini kelakuanmu di belakangku pa. Jadi ini wanita simpananmu hah." Wanita itu berjalan mendekat ke arah mereka berdua. Vanni yang kebingungan hanya mengedarkan pandangan menatap orang orang yang mulai berdatangan menghampiri mereka.
Cekrek... Cekrek...
Rupanya orang orang itu dari media yang langsung mengambil gambar Vanni dan pria tua itu.
" Ma kamu salah paham, gadis ini tidak ada hubungannya dengan papa." Pria itu mencoba menjelaskan sesuatu namun sang istri tidak menerimanya.
" Masih mau mengelak kamu? Aku melihat kamu memeluknya dengan mata kepalaku sendiri. Kau tidak bisa mengelak lagi, Abraham." Teriaknya.
" Ma.. Maaf nyonya. Ada kesalahpahaman di sini." Vanni juga ikut menjelaskan namun wanita itu justru menatapnya dengan tatapan nyalang. Ia mendekati Vanni lalu..
Plak...
Tamparan keras mendarat sempurna di pipi mulus Vanni membuat sudut bibirnya terluka.
" Dasar wanita tidak tahu malu, bisa bisanya kau menjadi simpanan suamiku. Aku harus memberimu pelajaran supaya kamu tidak pernah berpikir untuk mengulangi kesalahanmu lagi."
Wanita itu menjambak rambut Vanni membuat Vanni berteriak kesakitan. Rasanya kulit kepalanya hampir lepas dari tempatnya karena rasa perih dan panas bersamaan.
" Lepaskan ma! Lepaskan dia!" Ujar pria bernama tuan Abraham itu sambil memegangi tangan sang istri. Namun hal itu membuat sang istri semakin menggila karena merasa tuan Abraham lebih membelanya.
" Awh sakit nyonya, tolong lepaskan!" Pekik Vanni.
Sang anak yang sedari tadi hanya menonton perdebatan ini pun ikut melerai.
" Ma lepaskan dia! Jangan kotori tangan mama dengan membunuhnya! Atau mama sama tidak terhormatnya dengannya."
Mendengar ucapan putranya, wanita itu pun melepaskan tangannya dari rambut Vanni.
" Reval, papa kamu.. " Tiba tiba nafas wanita itu tersengal membuat suami dan putranya panik.
" Mama kenapa ma?" Pria yang bernama Reval langsung memeluk ibunya. Namun tiba tiba wanita itu tidak sadarkan diri dalam pelukannya membuat semua orang yang berada di sana ikut panik.
" Mama... "
" Reval segera bawa mamamu ke rumah sakit! Papa takut jantung mama kamu kambuh." Tanpa membantah Reval segera membopong ibunya. Sebelum pergi ia menatap tajam ke arah Vanni dengan penuh kebencian.
" Jika terjadi sesuatu pada mamaku, kau harus bertanggung jawab." Ucapnya penuh intimidasi.
Vanni menatap kepergian Reval dan yang lainnya dengan penuh kebingungan. Ia duduk di sofa sambil menghela nafasnya. Ia mencoba mencerna apa yang terjadi padanya kali ini.
" Ya Tuhan apalagi ini... "
TBC.....
Halo Hai readers tersayang author kembali dengan cerita baru setelah sekian lama. Jangan lupa tinggalkan jejak cinta untuk author ya... Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Niwayan Padmini
menarik.. lnjut
2024-07-20
1
Erchapram
Keren ceritanya. Lanjut thor
2024-05-24
1
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Bagus sekali...AQ tunggu kelanjutannya kak👍👍💓💓😘😘
2024-05-24
1