Setelah Umayra meninggal dunia, Kaysar menjadi sangat dingin. Waktunya habis untuk bekerja dan menemani putri kecilnya yang terpaksa jadi piatu saat dia dilahirkan.
Lima tahun dia habiskan tanpa pernah terusik oleh satu perempuan pun.
Hingga dia bertemu lagi dengan seorang gadis yabg dulu pernah berniat merayu sahabatnya, Gista Aulia.
Semoga suka ya🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan yang meresahkan
"Ziiza kenal?" tanya Zoya pelan. Dia mendampingi Nathan bersama si kembar.
Sementara Nathan melirik Kaysar yang tampak masih terpaku menatap Gista.
Bibir Nathan berkedut dan dia tertawa dalam hati
Masih normal ternyata.
"Ziza ketemu tante saat beli pensil warna, mami," jelasnya riang.
Mami? Bukannya dia duda? Tanpa sadar Gista menatap aneh ke arah Zoya.
"Ooh.... Hai," sapa Zoya ketika melihat gadis yang disapa Ziza menatapnya.
"Hai. Selamat datang," sahut Gista berusaha sangat ramah.
"Dia adik Harvey, honey," ucap Nathan memberi tau.
"Ooh.... Saya Zoya, istrinya Nathan." Zoya mengulurkan tangannya mengenalkan diri. Dia merasa gadis cantik di depannya menatap aneh setelah Nathan memanggilnya honey. Apalagi sebelumnya Ziza memamggilmya mami.
Dia yang minta Ziza melakukannya. Juga yang lainnya.
"Saya Gista." Gista balas menyambut uluran tangan Zoya.
Gista tersenyum lembut saat melihat anak kembar yang datang bersama Zoya dan Nathan.
"Anak kembar yang tampan," puji Gista tulus.
"Namanya Deva sama Dewa, Teman sekolahnya Ziza juga," ucap Ziza mengenalkan.
Kedua anak kembar itu hanya mengangguk sopan pada Gista yang tersenyum ramah.
"Oh iya. Yang ulang tahun ponakan saya. Namanya Ruby. Mungkin nanti bisa jadi teman, ya," ucap Gista masih dengan wajah ramahnya.
Nathan masih melirik Kaysar yang ternyata masih terpaku menatap Gista.
Seringainya makin lebar. Sudah lama dia ngga melihat tatap itu lagi. Tatap Kaysar sepeti dulu saat melihat mendiang Umayra.
Dulu di balik sikap kasar Kaysar pada Umayra, laki laki menyedihkan itu selalu suka nyari nyari kesempatan untuk menatapnya.
Kadang tatapan penyesalan mungkin karena sudah berlaku ngga baik dengan Umay. Taoi seringnya tatap penuh cinta dan memuja. Sekarang Nathan melihatnya lagi, walau belum sebesar untuk Umayra.
Sahabatnya masih ada harapan.
"Iya, tante. Kalo dia mau, aku juga mau jadi temannya," jawab Ziza menyadarkan keterpakuan Kaysar.
Tanpa sadar Kaysar melihat Nathan yang sepertinya sengaja masih memandangnya dengan seringai lebarnya.
Kamu ketahuan.
Mungkin begitu yang ingin Nathan sampaikan.
Kaysar ingin menyumpahinya saat ini juga.
"Makasih, ya. Ayo, tante kenalin sama Ruby."
Ziza pun antusias menyambut tangan Gista yang terulur.
Ziza menoleh pada daddynya.
"Ayo, daddy."
"Eh, i iya."
Nathan menahan senyumnya.
"Ziza mau kemana?"
Ziza tersenyum lagi.
"Ayo, Tante Vanda, Om Fazza. Kita kenalan sama yang ulang tahun.
DEG
Agak terkejut Gista mendengar nama Fazza. Teringat ulahnya dulu yang gagal. Kini di hadapannya sudah ada Fazza yang sedang menggendong seorang batita laki laki dan menggandeng lengan seorang perempuan cantik.
Gista yakin inilah istri dan anak Fazza yang dulunya hampir dia gagalkan.
Tanpa sadar nyali Gista jadi ciut. Rasa bersalahnya muncul.
Lima tahun yang lalu, memang sudah sangat lama. Dia pun sudah melupakannya. Tapi sekarang semuanya seolah tergambar lagi dengan jelas bagaimana tingkah menyebalkannya waktu itu.
Sekilas dia sempat melihat wajah sahabat sahabat Kaysar waktu itu.
Mereka memang ngga begitu banyak berubah. Hanya sayangnya dia sudah melupakannya.
Gista hanya berharap semoga mereka juga sudah lupa dengan kejadian lama itu.
Dia melirik Kaysar dan bersyukur karena laki laki ini ngga mengenalnya. Malah sibuk dengan anak tampan yang sedang dia gendong.
"Tangan tante dingin," ucap Ziza yang menggenggam lengannya.
"Eh, enggak, kok."
"Makanya jangan pake baju tanpa lengan." Kaysar reflek melepas jasnya dan memasangkannya di bahu Gista.
Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Gista ngga menduganya sama sekali.
'Eh, aku ngga apa apa, kok," ucap Gista rikuh, tubuhnya sampai bergetar. Jantungnya pun berdebar ngga karuan. Perlakuan Kaysar terasa berlebihan, apalagi di depan keluarga sahabat sahabatnya .
Lagi pula mereka ngga sedekat itu.
Spontan perbuatan Kaysar membuat Gista terkejut, Begitu juga Zoya yang saling pandang dengan Vanda dengan tatapan ngga kalah kagetnya.
Sedangkan Nathan dan Fazza saling senyum penuh makna.
Melihat semua orang mematung menatapnya, termasuk putrinya dan para bocil, Kaysar baru tersadar sudah melakukan hal yang ngga pernah terbayang oleh mereka.
Kaysar pun mengusap wajahnya, menahan malu, terutama terhadap Nathan dan Fazza yang sedang tersenyum miring.
"Ayo, kita temui ponakan tante yang ulang tahun. Kalo kelamaan tantenya bisa pingsan," ucap Kaysar memutus prasangka semua orang.
"Oh iya. Ayo, tante." Ziza pun menarik tangan Gista yang sempat mematung.
"Eh, i iya." Dengan agak canggung, Gista mengikuti langkah Ziza.
Kaysar dan yang lainnya pun mengikuti langkah Ziza dan Gista.
Kaysar agak canggung sebenarnya karena melihat senyum jahil Nathan dan Fazza yang awet di bibir keduanya.
Kaysar ngga membuka mulutnya lagi. Tapi hatinya sibuk merutuki ketololannya.
Kenapa dia harus kasian. Padahal biarkan aja mau demam atau pingsan, kek, batinnya terus mengomel.
Setelah ini dia pasti akan mendapat interogasi mereka. Apalagi kalo bocor sama Eriel. Dia bisa jadi bulan bulanan.
Seperti Fazza dulu.
*
*
*
Harvey menatap aneh pada jas yang dikenakan Gista, hanya sekedar untuk menutupi bahunya.
Jas siapa? Tapi dia ngga bertanya karena sudah melihat Kaysar yang tampil tanpa jas.
Jas Kaysar? Harvey agak terkesiap juga.
Mereka sudah sedekat itu?
Harvey ngga bjsa berkata apa apa saat mendapat ucapan selamat dari Kaysar dan sahabat sahabatnya.
Dia bingung mau bertanya seperti apa. Momen ini ngga pas menurutnya.
Apalagi juga banyak anak kecil. Ngga mungkim dia becandain keduanya.
Fazza dan Nathan juga nampak biasa aja.
Mereka sudah tau?
Kepala Harvey rasanya mau pecah dengan banyaknya kemungkinan kemungkinan yang berkecamuk di sana.
Gista sendiri berusaha menormalkan sikapnya saat berbicara dengan Zoya dan Vanda. Terutama Vanda.
Gista akui, walau masih muda, gadis itu terlihat tulus. Pantas saja Tiara Jena maupun dia ngga bisa membuat Fazza berpaling.
Tapi ada satu yang dia takutkan jika Fazza ingat tentangnya.
Kalo Kaysar juga tau kelakuannya dulu, bagaimana, ya, tanggapannya?
Mas masnya juga ngga tau tentang ini.
Gista membatin resah.
Terimakasih boncap kk
quin lucu bngt sih...
aku juga heran lo quin, dulu kirain kamu tuh cewek..🤭
makasih kak Author 🤗🤗😘