Cewek Tengil Itu Istriku

Evan yang tengah bermesraan dengan Ayumi mengabaikan dering ponselnya. Tapi panggilan yang berkali kali membuatnya berdecak kesal sambil terpaksa bangkit dari ranjang untuk melihat siapa yang menelepon. Merasa tak kenal dengan nomor itu, Evan memilih mematikan ponselnya. Dia tak mau kegiatan panasnya dengan Ayumi terganggu.

Keduanya melanjutkan aktifitas yang tertunda, kembali mereguk nikmatnya surga dunia. Tanpa mereka tahu, seorang gadis tengah galau karena gagal menghubungi kekasihnya.

Selesai menuntaskan hasrat, Evan mengaktifkan kembali ponselnya. Ada sebuah pesan masuk. Matanya langsung melotot saat tahu itu berasal dari Anna.

"Ada apa Beb?" Tanya Ayumi sambil menggeser tubuhnya mendekati Evan.

Evan menunjukkan layar ponselnya, membiarkan Ayumi membaca sendiri pesan dari Anna. Wanita itu langsung tergelak membaca pesan dari Anna. Bagaimana tidak, dalam pesan itu, Anna menulis jika meski dia sudah menikah, cintanya hanya untuk Evan, dan yang paling bikin Ayumi tak bisa menahan tawa, Anna berjanji akan menjaga kesuciannya untuk Evan, konyol.

"Dasar gadis tolol," cibir Ayumi.

Evan menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. Kalau ditanya apa dia mencintai Anna, jawabannya iya. Tapi Anna yang selalu diawasi bodiguard membuat Evan tak bisa berbuat banyak padanya. Jangankan diajak bercinta, diajak keluar malam untuk dugem saja tidak bisa. Evan yang butuh kesenangan akhirnya selingkuh. Apalagi saat Anna masuk pesantren, Evan makin berani terang terangan jalan dengan perempuan lain meski mereka belum putus.

"Udahlah Beb, lupain Anna, kan udah ada aku." Ayumi menyandarkan kepalanya dibahu Evan. Jemarinya bergerak nakal didada bidang pria itu untuk memangcing hasratnya naik kembali.

Evan mengehela nafas berat. Melepaskan Anna sama dengan melepaskan golden tiket surga dunia. Tak hanya cantik dan seksi, Anna juga sangat kaya raya. Dia anak tunggal, sudah pasti semua harta keluarganya jatuh pada Anna. Dan Evan tak perlu banting tulang jika menikah dengan Anna, karena kehidupan mereka sudah terjamin.

"Gak ada lagi yang bisa diharapkan dari Anna. Aku yakin dia makin tak bisa bergerak bebas setelah menikah. Palingan dia dikurung dalam sangkar emas. Dan apa tadi dia bilang, mau jaga kesuciannya untuk kamu?" Ayumi tak henti hentinya tertawa. "Emang dia nikah sama robot, bisa gitu suaminya tahan gak nyentuh dia."

Evan membenarkan ucapan Ayumi dalam hati. Pria mana yang bisa mengabaikan pesona seorang Annaya. Apalagi saat gadis itu sudah sah jadi istrinya, mana tahan untuk tak menyentuh. Dia saja sejak dulu berusaha mencari cara agar bisa menyentuh Anna sepenuhnya, sayang karena selalu diawasi bodiguard, dia tak bisa berbuat banyak.

.

.

.

Anna duduk didepan meja rias sambil menatap pantulan dirinya dicermin. Dia terlihat sangat cantik dengan sanggul dan kebaya putih. Ya, hari ini pernikahan Anna dan Saga. Mereka kompak tak mau pesta meriah. Saga yang masih galau karena Rania, dan Anna yang sebenarnya belum siap menikah, membuat keduanya menginginkan pernikahan sederhana.

Meski sederhana, tapi pernikahan mereka tetap dihelat diballroom hotel bintang lima milik SE Corp. Sore hari, mereka melangsungkan akad nikah, dilanjut dengen resepsi pada malam hari yang hanya mengundang sedikit orang. Bukan teman Saga maupun Anna, tapi para undangan kebanyakan adalah sahabat serta kolega Elgar dan Jeremi.

"Masyaallah, anak mama cantik sekali." Puji Luisa yang baru saja masuk kekamar tempat Anna dirias. Dia tak pernah menyangka jika putrinya akan melepas lajang diusia yang masih sangat muda.

Luisa mendekatkan wajahnya dengan wajah Anna, lalu menatap pantulan wajah mereka dicermin. "Rasanya mema masih terlalu muda untuk menjadi nenek." Canda Luisa sambil menatap cermin.

"Nenek?" Anna mengernyit.

"Kamu akan segera menikah. Itu artinya, kemungkinan kamu juga akan segera punya anak. Dan mama, akan menjadi nenek."

Anna menelan salivanya susah payah. Enggak, dia gak siap untuk itu. Sesuai janjinya pada Evan, dia tak akan mau disentuh oleh Saga. Dia ingin malam pertamanya dengan orang yang dia cintai, bukan dengan orang yang terpaksa dia nikahi.

"Mah, dulu pas mama menikah dengan papa, kalian langsung malam pertama gak?"

Luisa dibuat tergelak dengan pertanyaan Anna.

"Mama kok malah ketawa sih. Anna serius tanya ini." Anna memgerucutkan bibirnya karena sebal.

Luisa menghentikan tawanya lalu tersenyum sambil mengusap punggung tangan Anna. Putri kecilnya sudah dewasa sekarang, meski dimatanya, Anna tetaplah gadis kecilnya. Dalam hitungan menit, putrinya akan berubah status dari gadis menjadi seorang istri. Rasanya membicarakan hal seperti ini, tak ada salahnya.

"Melihat mamamu yang cantik ini, apa menurutmu papa akan tahan menunda malam pertama?"

"Jadi kalian langsung malam pertama setelah pesta pernikahan?"

Luisa mengangguk malu.

Anna menggigit jari telunjuknya. Apakah nanti malam, dia dan Saga akan melakukannya juga?

Aku sangat cantik, rasanya mustahil Kak Saga bisa menahan diri untuk tidak menyentuhku saat kami berdua bersama didalam kamar.

Anna kelimpungan, memikirkan cara agar malam ini, dia terbebas dari Saga.

"Kenapa?" Luisa melihat kecemasan diwajah Anna.

Anna menggeleng, tak mungkin bicara jujur pada mamanya.

"Gak usah takut, dibawa santai saja. Mama yakin, Saga akan memperlalukanmu dengan manis malam ini." Ujar Luisa sambil menyentuh dagu Anna.