NovelToon NovelToon
TAWURAN

TAWURAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:17.9k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

Novel ini bercerita tentang Gita dan kawan-kawan yang merantau ke Ibu Kota untuk menempuh pendidikan. Siapa sangka? Gita yang sewaktu SD pernah membuli seorang pria culun, kini dipertemukan kembali dengan pria itu dalam situasi yang berbeda. Tawuran merupakan gerbang pertemuan mereka.

Sean, nama pria itu. Gita tak ingin membuka kisah lamanya, namun Sean terus mengganggu gadis tersebut. Hingga akhirnya Gita membuka suara mengenai kejadian di masa lalu. Gita mengakui bahwa Ia tertarik pada Sean di waktu kecil. Sayangnya, Gita yang sejak itu sedang menghadapi ketidakharmonisan keluarga, tidak mampu mengekspresikan rasa sukanya terhadap Sean. Sehingga, ia lebih memilih untuk membuli pria itu dan menciptakan trauma berat yang sulit disembuhkan untuk keluarga Sean sendiri.

Haruskah Sean memaafkan Gita? Ataukah cinta Gita akan bertepuk sebelah tangan selamanya?

Baca kisah lengkapnya di dalam cerita ini 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

"Yu! Gue mphon dengan sangat sama lo! Berhenti deketin abang gue!" tegas Teddy di kelasnya.

"Siapa yang deketin? Abang lo yang ngedeket!" bantah Ayu.

"Kuping gue hampir pekak, kalo dia nanya-nanya soal lo mulu!" omel Teddy disaksikan oleh Wildan.

Pria itu memilih untuk fokus pada buku Matematika yang terbuka di atas mejanya.

"Gimana kalo gue pacaran sama abang lo?" tanya Ayu membuat Teddy dan Wildan menatapnya.

"Gue, orang pertama yang bakalan demo! Gue menolak segala urusan lo sama Hans! Apa pun itu! Meskipun cuma ngobrol biasa! Nggak bisa dibiarin nih! Gue bakalan ikut lo pulang sekolah naik bus! Bahaya juga lo kalo dilepas kayak gini!" omel Teddy.

"Kayaknya sih ya, kayaknya aja gituu. Kayaknya Kak Hans juga suka sama gue," ucap Ayu sambil tersenyum-senyum.

"Ngggaaaaaakkk!! Gue nggak mau punya kakak ipar kayak lo! Makhluk nggak jelas! Balik sana lo ke Pluto!" bantah Teddy.

***

Sepulang sekolah, Ayu begitu bersemangat untuk menemui Hans di bus sekolah. Wildan mengikutinya, karena memang ia pergi dan pulang menggunakan bus. Meski terkadang bus pulang lebih cepat, dan Wildan terpaksa menaiki angkutan umum.

"Woi! Minggir-minggir!" teriak Teddy yang mengejutkan para penumpang bus sekolah.

"Apaan sih lo, Ted?!" omel Ayu yang merasa terganggu.

"Lo! Duduk sini!" perintah Teddy pada seorang gadis kecil yang merupakan adik kelasnya untuk duduk di sebelah Ayu.

"Apaan sih?! Gue nggak ada masalah sama lo, Ted!" omel Ayu lagi.

Adik kelas mereka menuruti perintah Teddy.

"Gue nggak bakalan biarin lo duduk berdua sama Hans!" tegas Teddy dan duduk di sebelah Wildan.

"Lo balik naik bus juga, Wil?" tanya Teddy.

Wildan mengangguk.

"Jagain tuh istri lo!" tegas Teddy.

Wildan melirik Ayu yang sedang fokus pada ponselnya. "Gue nggak pernah ngelamar dia," ucap Wildan.

"Tapi 'kan dia anak tetangga lo!" bantah Teddy.

"Gue nggak pernah ngurusin tetangga," jawab Wildan lagi.

***

Gita yang sudah sampai di dalam rumah, mulai penasaran dengan apa yang Ayu rahasiakan dalam meja belajarnya. Tanpa ragu, gadis itu mendekat dan membuka laci yang jelas-jelas ditulis Ayu dengan peringatan "Dilarang Membuka Ini!"

Terdapat banyak buku usang di sana. Gita juga melihat setiap buku tertera tahun yang berbeda. Ia mengeluarkan salah satu buku yang berjudul [2015].

Terdapat banyak sekali tulisan-tulisan jelek khas anak-anak yang baru pandai menulis.

Gita mencoba untuk membacanya. "Hari ini adalah hari ibu, tapi aku tidak memiliki ibu. Semua teman-teman sekolah memberikan bunga dan surat kepada ibu mereka. Wildan menyuruhku memberikan surat dan bunga yang aku buat untuk ibunya. Aku senang sekali hari ini."

"20015? Emangnya Ayu lahir tahun berapa sih?" ucap Gita dan membuka lembaran yang lainnya.

"Hari ini ayah pergi ke Surabaya, aku menginap di rumah Wildan. Kakiku terluka karena jatuh saat mengejarnya. Tapi tak apa, ibu Wildan mengobatiku." Gita membacanya lagi.

"Aduh! Banyak bawang nih di tahun-tahun segini kayaknya," ucap Gita kembali membuka lembaran sebelah.

"Hari ini, aku ulang tahun. Ayah tidak pulang. Aku duduk sendirian di sekolah hingga sore hari. Ibu Wildan sudah mengajakku untuk pulang tapi aku berbohong dengan mengatakan bahwa ayah akan menjemputku. Untuk apa aku lahir jika hanya untuk sendirian!

Selamat ulang tahun untuk aku sendiri."

Tanpa sadar air mata Gita menetes di atas kertas buku itu. Tahun-tahun yang sama persis pernah Gita lalui. Bahkan ayahnya lupa kapan Gita dilahirkan.

***

Gita kembali mengingat kejadian di tahun 2012, kala itu usia gadis itu tepat berganti menjadi angka 7 tahun. Tapi, ayah dan ibunya malah bertengkar. Gita terus menunggu ucapan ulang tahun dan doa-doa dari ayahnya. Mendapat doa dan ucapan dari sang ibu, rasanya masih kurang cukup untuk kebahagiaan anak-anak sepertinya.

***

Terdapat kalimat tambahan di belakang lembaran kertas tersebut. "Wildan memarahiku karena tidak pulang. Tapi, dia memberiku bunga sebagai hadiah ulang tahun. Aku senang sekali dan berhenti menangis karena Wildan ada bersamaku."

"Ini si Wildan muncul mulu apa ya di setiap lembar?!" omel Gita sambil mengusap air matanya.

Gita berhenti membaca kejadian-kejadian di tahun itu. Ia mengambil buku berjudul [2016]. Gita langsung membuka lembar pertengahan dan membacanya. Tak banyak tulisan yang tergores pena di sana.

"Aku memiliki Ibu."

Gita termenung membaca tiga kata tersebut. "Ditanggal yang sama, gue kehilangan sosok ibu," ucapnya sambil meneteskan air mata kembali.

Gita menghela napasnya dan menyeka air mata yang tersisa sambil membuka lembaran lain. "Setidaknya, lembaran yang ini nggak ada nama Wildan!" gerutu Gita.

"Hari ini aku ikut berlibur ke Batam bersama keluarga Wildan karena Mama dan Papa pergi ke luar negeri. Mereka ingin mengajakku, tapi aku mau ikut Wildan."

"Wildan trosssss!!" umpat Gita setelah menbacanya.

"Lagi ngapain lo?!" bentak Ayu yang baru saja membuka pintu kamar.

Gita menaruh kembali buku tersebut. Mata Ayu terbelalak karena Gita melanggar peringatan yang ia buat.

"Kenapa lo baca?! Kan gue udah bilang! Kalo semua yang ada di sini, privasi gue!" tunjuk Ayu pada meja belajarnya.

"Privasi? Gue rasa seluruh dunia udah tau privasi lo! Kenapa sih dari orok sampai sekarang, lo masih tergila-gila sama Wildan?!" omel Gita.

Ayu terdiam sejenak. "Karena dia selalu ada buat gue," jawabnya.

1
JChennn
baru mulai udh bgs jdi pngn bca trsss
Nabila
makin menarik
Nabila
ceritanya menarik banyak tokohnya jadi gak bosan
Rina Juwita JuEr
aku baca ulang lagi ceritanya bagus Thor semangat 💪💪
Tara
kayaknya Wira suka Ama febi tapi malu utk ucapin tapi getahnya kena kesemua orang he3😱🤗🫢😅🤔🫣
Tara
ini siapa yg bucin sich..Gita or Sean🫣😱🤗🫢😅🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!