Apakah perjalanan kisah Zeva dan Askara kembali berlanjut setelah 6 tahun berpisah. Pertemuan keduanya di rumah sakit yang sama. Zeva yang sudah menjadi Dokter muda beberapa bulan di rumah sakit dan tidak lama Askara yang tiba-tiba bergabung di rumah sakit yang sama sebagai senior.
Kecanggungan pertemuan keduanya. Karena masa lalu yang mereka alami bersama. Kasus kematian model terkenal. Membuat keduanya kembali dekat. Askara yang mengetahui kelemahan Zeva sebagai seorang Dokter yang ternyata memiliki ketakutan dan bukan seperti seorang Dokter pada umumnya. Askara yang tetap mendampingi Zeva sebagai senior dalam profesional pekerjaan.
Namun kedekatan keduanya tidak lepas dari dari rasa sakit hati Zeva yang merasa di permainkan dan tidak ingin terjebak dengan masalah hati dengan pria yang sama untuk kedua kalinya.
Bagaimana hubungan mereka selanjutnya?
Bagaimana Askara yang menyembuhkan luka yang pernah di berikannya pada wanita yang dulu pernah mengisi hari-hari nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Menampar Zeva
Karena kejadian itu membuat Zeva benar-benar menjauh dari Askara. Walau sebenarnya mereka memang tidak pernah dekat sama sekali.
Sama seperti yang terjadi sekarang. Zeva dan Askara yang sama-sama berjalan dengan arah yang berlawanan. Namun saat mereka berpapasan Askara dan Zeva sama-sama tidak menegur hanya baju mereka di bagian bahu yang saling bersentuhan. Terlihat mereka yang kembali asing.
Di kantin juga mereka berdua kembali di pertemukan. Saat Zeva selesai mengambil makan dan berjalan membawa nampan yang berpapasan dengan Askara dengan langkah mereka yang sama-sama berhenti. Zeva yang ingin lewat dari kiri. Namun Askara juga lewat arah yang sama. Zeva mencoba dari kanan dan Askara juga yang membuat mereka sama-sama tidak ada yang mau mengalah.
Karena Askara menghalangi jalannya membuat Zeva berbalik badan dan mencari jalan sendiri. Zeva yang benar-benar tidak mengeluarkan suara apa-apa. Askara juga tidak mungkin menyusul Zeva yang adanya orang-orang di kantin itu akan memperhatikan mereka berdua.
**********
Ruangan Askara.
"Kamu tidak mengijinkanku untuk mengajak Chiko bermain lagi," sahut Laras yang benar-benar terkejut dengan pernyataan Askara. Askara mengangguk.
"Apa alasannya Askara?" tanya Laras yang merasa tidak mungkin.
"Chiko harus fokus belajar," jawab Askara singkat.
"Bohong! Alasan kamu sangat tidak masuk akal!" sahut Laras yang tidak percaya.
"Laras. Jika aku sudah mengatakan untuk kamu tidak bermain bersama Chiko maka tidak. Terserah kamu mau protes atau bagaimana," sahut Askar.
"Apa-apaan ini Askara. Kenapa kamu melarangku melakukan semua ini dengan alasan konyol kamu. Selama ini Chiko juga belajar sambil bermain bersamaku dan tidak ada masalah sama sekali, sahut Laras yang tampak tidak terima dengan perintah Askara.
"Aku sudah mengatakan, Chiko harus fokus," sahut Askara.
"Tapi ini tidak masuk akal Askara dan aku tidak akan menuruti Apa yang kamu katakan. Kamu untuk tidak bermain dengan Chiko," tegas Laras.
"Aku punya hak atas Chiko. Dia anakku dan bukan siapa-siapa kamu. Jadi kamu yang tidak punya hak atas Chiko. Aku juga tidak ingin Chiko terpengaruh dengan semua perkataan kamu yang bisa mempengaruhi otak Chiko," tegas Askara.
"Kau menganggap ku seburuk itu," sahut Laras dengan tersenyum getir
"Aku hanya menjaga saja Laras dan aku tidak ingin Chiko tumbuh dengan hal yang buruk," sahut Askara.
"Ck," Laras berdecak dengan menyibak rambutnya kebelakang.
"Jangan omong kosong Askara. Karena Zeva. Kau melarangku dekat-dekat dengan Chiko. Karena ada Zeva iya dan semua yang kau katakan hanya omong kosong," tebak Laras. Askara terdiam.
"Askara aku sudah mengorbankan banyak hal untuk kamu. Aku juga mengorbankan pekerjaanku hanya untuk kamu. Untuk hubungan kita. Awalnya semua baik-baik saja dan sekarang Zeva muncul lagi dan kamu seperti ini kepadaku dan malah melarangku untuk tidak bersama dengan Chiko. Kamu itu keterlaluan!" umpat Laras dengan emosinya yang semakin menggebu-gebu.
"Cukup Laras. Berapa kali aku harus mengatakan kepadamu jika apapun yang terjadi di antara kita tidak ada urusannya dengan Zeva dari dulu sampai sekarang. Aku juga tidak pernah menyuruhmu berhenti dari kepolisian. Hubungan kita juga tidak pernah bisa kembali. Bukan aku yang tidak mau berusaha tapi justru kamu. Kamu memiliki obsesi dan sangat tinggi dan egois," tegas Askara dengan menekan suaranya.
"Kamu benar-benar red flag Askara. Sekarang kamu menyalahkanku atas semuanya. Kamu yang egois dan bukan aku," tegas Laras.
"Terserah apa yang kamu katakan. Aku sudah mengatakan tidak akan membiarkan kamu bermain bersama Chiko lagi," tegas Askara.
"Kamu tidak bisa melarangku untuk bertemu dengan Chiko. Kamu melakukan semua ini karena Zeva. Baiklah kamu lihat Askara apa yang akan aku lakukan. Aku sudah mengorbankan banyak hal kepada kamu. Tapi kamu kamu membuatku seperti ini dan tidak menghargai setiap usahaku," ucap Laras dengan suaranya yang penuh dengan penekanan dan langsung pergi dari hadapan Askara.
"Apa yang ingin di lakukannya! Awas saja jika kamu melakukan sesuatu di luar batas. Aku benar-benar tidak akan memaafkan mu," batin Askara dengan menghela nafas yang mengusap wajahnya dengan ke-2 tangannya.
*********
Laras keluar dari ruangan Askara dengan mengepal tangannya dan mengatur nafasnya yang naik turun.
"Sial kau Askara!" umpat Laras.
"Kau bisa-bisanya melarangku untuk bersama Chiko,"
"Aku benar-benar kalah dari wanita itu. Jika dulu aku kalah dari bocah SMA dan sekarang aku juga kalah dari wanita yang sama. Tidak Askara aku tidak terima dengan semua ini. Kamu benar-benar keterlaluan yang tidak pernah menghargai ku. Kamu hanya terus mempermainkan ku," umpat Laras dengan air matanya yang jatuh dan tangan yang terkepal. Nafas Laras naik turun dengan dendam yang terlihat dari sorot matanya.
Tiba-tiba mata Laras melihat kearah ujung dan melihat Zeva yang sedang bersama Inggit yang berjalan berdua dengan mereka berdua yang mengobrol sembari tertawa-tawa.
Tawa Zeva seolah tidak ada masalah. Mungkin ada yang lucu. Namun tawa itu seperti mengejek Laras yang membuat Laras semakin dendam dan membenci Zeva.
"Itu wanita sialan itu yang selalu pintar bersandiwara dan tidak tahu diri," umpat Laras.
"Semu terjadi karena kau Zeva, kau selalu menjadi penghalang hubunganku dan Askara. Kau harus menerima semua ini," Laras mengepal tangannya dengan penuh dendam dan tatapan mata yang sangat tajam.
Lalu Laras melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ke arah Zeva. Laras dengan wajahnya yang penuh kemarahan dan langkahnya yang akhirnya sampai berhadapan dengan Zeva dan Inggit yang sudah menghentikan mereka.
Tawa Zeva langsung hilang ketika melihat wanita di hadapannya yang menatap dengan penuh kebencian. Inggit sendiri juga bingung dengan siapa wanita yang berada di hadapan mereka berdua yang menghalangi jalan mereka.
Plakkkkkkk
Tiba-tiba Laras melayangkan tangannya ke pipi Zeva yang menampar Zeva begitu keras yang membuat Inggit kaget dengan menutup mulut dengan kedua tangan dan mata melotot. Sama dengan Zeva yang memegang pipinya yang tertutup sedikit rambutnya yang juga kaget mendapatkan tamparan itu tiba-tiba yang tidak tahu apa kesalahannya.
Beberapa orang dan suster yang kebetulan lewat dari mereka juga menghentikan langkahnya melihat rekan mereka mendapatkan perlakuan seperti itu yang pasti terjadi masalah besar.
"Zeva?" lirih Inggit.
"Munafik, murahan, tidak tahu diri!" makian itu keluar dari mulut Laras yang sangat menusuk.
"Siapa kau! Apa yang kau lakukan kepada temanku kan kata-katamu apa maksudnya?" tabah Inggit dengan wajah kagetnya.
"Diam dan jangan ikut campur. Ini urusanku dengan wanita ini! Wanita munafik yang merusak hubungan orang lain," tegas Laras dengan menunjuk Zeva yang masih wajahnya miring dengan memegang pipi memerah itu.
Zeva pasti masih schok yang menerima tamparan dari Laras. Apalagi di depan orang dengan kata-kata Laras yang membuat orang-orang berpikiran yang aneh-aneh.
"Apa kau puas sekarang. Kau sudah paling benar pergi 6 tahun lalu dan tidak perlu kembali. Tetapi kenapa kau kembali dan sengaja ingin merusak kebahagiaanku. Kau begitu mencintai Askara dan sangat terobsesi dengannya sampai kau melakukan semua ini, hal picik yang kau lakukan kepadaku. Kau bukan manusia, kau iblis!" maki Laras kembali.
Orang-orang yang ada di sana benar-benar bingung dan penuh pertanyaan dengan situasi menegangkan dan belum lagi Zeva hanya diam saja yang tidak mengatakan apa-apa yang mungkin Zeva masih shock.
Bersambung
happy ending..so sweet ❤️❤️
makasih mak othor,,,,selamat ya askara dan zeva, semangat terus berkarya ya mak othor,,,,
dan askara ma zeva jg akan berpisah,,,wiisss kabeh do pisah, gek bubar,,,wkk