NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Sabar Menunggu

Malam sudah semakin larut, Zayne tenggelam dalam kegelapan, hanya cahaya remang-remang lampu tidur yang menyala, menciptakan bayangan samar di sekitarnya. Dari jendela kamar, bulan bersinar terang, menyinari ruangan dengan lembut.

Langit malam dipenuhi oleh gemerlap bintang yang berserakan di angkasa, menambah keindahan malam itu. Angin sepoi-sepoi berhembus pelan dari jendela, membawa aroma segar dari taman. Dedauan kering berguguran dari rantingnya, melayang perlahan ke tanah dengan lembut seperti gerimis kecil di tengah malam yang tenang.

Zayne duduk di tepi tempat tidurnya, menatap keluar jendela, membiarkan keindahan malam meresap ke dalam hatinya yang gelap. Dalam ketenangan malam yang dingin, dia merenungkan segala sesuatu yang telah terjadi, membiarkan pikirannya melayang bebas di tengah kegelapan yang sunyi.

"Bagaimana dengan liingerie baruku ini, cukup menggoda untukmu?" Jessica muncul dari kamar mandi dengan balutan lingerie merahnya, memamerkan pesonanya pada Zayne.

Pria itu menyeringai. "Tentu saja," jawabnya sambil menatap Jessica dengan penuh nafsu.

Zayne beranjak dari tempatnya dan menghampiri Jessica. Tanpa basa-basi, dia menarik wanita itu ke pelukannya dan mencium bibirnya dengan ganas. Jessica merespons ciumannya dengan penuh gaiirah, dan seketika itu suasana di kamar mereka dipenuhi dengan kehangatan.

"Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk kita berdua," bisik Zayne sambil mencium lembut leher Jessica.

Wanita itu tersenyum manis. "Aku menunggu momen ini sejak tadi siang."

Mereka tenggelam dalam kemesraan, membiarkan cinta dan nafsu mereka berkobar dalam malam yang dingin itu.

Malam semakin larut, tetapi suasana di kamar Zayne semakin memanas. Mereka terperangkap dalam gaiirah yang membara, membiarkan ciuman dan belaian merajai setiap sudut ruangan.

"Tidak sabar rasanya untuk merasakanmu," bisik Zayne di telinga Jessica sambil menciumi lehernya dengan penuh gairah.

Jessica menggigit bibir bawahnya, merasakan sensasi kehangatan yang mengalir dalam dirinya. "Aku juga, Zayne," desahnya sambil meraih tubuh pria itu dengan ganas.

Mereka terus terlibat dalam ciuman panas, menghapus jarak antara mereka dan mengekspresikan hasrat mereka yang tak terbendung. Tidak ada yang bisa mengganggu momen intim mereka, dan malam itu mereka miliki sepenuhnya.

.

.

Zayne duduk sendiri di sofa, merenung dalam ketenangan ruangan yang hanya disertai gemerisik angin malam. Dia menikmati setiap tegukan wine terbaiknya, membiarkan aroma dan rasanya merayap di lidahnya.

Di sampingnya, Jessica tertidur dengan nyenyak, wajahnya yang cantik tertutup oleh kelelahan setelah malam yang penuh gairah. Zayne tersenyum melihatnya, merasa puas dengan apa yang telah mereka lakukan. 5 ronde, tentu cukup untuk memuaskan hasratnya dan membuat Jessica kelelahan.

Mereka berdua telah menghabiskan malam itu dengan penuh gairah dan keintiman, tetapi kini, saat Jessica tertidur, Zayne menikmati kesendirian dengan anggurnya, merenungkan apa yang telah mereka lakukan. Sesekali, senyum puas melintas di bibirnya.

.

.

Suara ribut di luar mengganggu ketenangan Zayne. Dia meninggalkan sofa dan melangkah menuju jendela, mengintip keluar. Namun, apa yang dilihatnya membuatnya terkejut. Tempat tinggalnya diserang oleh kelompok mafia yang selama ini menjadi rivalnya. Api berkobar di sekitar rumahnya, dan teriakan orang-orang memenuhi udara malam.

Wajah Zayne diliputi amarah dan emosi melihat kekacauan yang diciptakan oleh kelompok mafia itu. Dia merasa marah karena mereka telah mencoba melanggar wilayahnya. Dengan cepat, dia mengambil telepon genggamnya dan mulai menelepon orang-orangnya.

Zayne segera bergabung dengan mereka dan memberikan perintah kepada anak buahnya. "Musnahkan mereka semua! Jangan biarkan seorang pun lolos," perintah Zayne dengan suara tegas kepada anak buahnya.

"Baik, Tuan!" Jawab anak buahnya serempak.

Mereka bergerak dengan cepat dan tanpa ampun. Zayne memimpin dengan tindakan yang cepat dan efisien. Setiap perintahnya dijalankan dengan ketat. Tak ada yang berani menentang atau mengabaikan perintahnya. Bagi mereka, perintah Zayne adalah hukum yang tak boleh dilanggar.

Sementara itu....

Jessica yang sebelumnya tertidur pulas langsung bangun saat mendengar suara keributan yang berasal dari luar. Penasaran apa yang sedang terjadi, Jessica berlari ke arah jendela yang berada di sisi kanan tempat tidurnya.

Wanita itu langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, mencoba menahan teriakan kagetnya. Matanya membulat melihat kekejaman Zayne dan anak buahnya. Dia tidak pernah melihat sisi gelap pria itu sebelumnya, meskipun sudah melihat amarahnya. Tapi kali ini benar-benar berbeda, Zayne seperti orang kesurupan.

Tanpa bisa berbuat banyak, Jessica terdiam menatap dari balik jendela. Rasanya tubuhnya membeku melihat aksi brutal Zayne. Hatinya berdebar kencang, takut dengan apa yang bisa dilakukan Zayne jika tahu Jessica menyaksikan semua ini. Dia harus berhati-hati.

.

.

"Tinggalkan beberapa dari mereka hidup. Aku ingin mereka memberi tahu bos mereka bahwa tidak ada yang bisa menyerang tempat ini dan lolos dengan mudah," perintah Zayne dengan suara tegas.

"Tapi, Tuan, apa tidak terlalu berbahaya jika kita biarkan mereka hidup?" tanya salah satu anak buahnya.

"Aku ingin mereka menyaksikan betapa berbahayanya melanggar wilayahku. Biarkan mereka memberi tahu rekan-rekan mereka bahwa kita tidak akan membiarkan aksi seperti ini tanpa konsekuensi," tegas Zayne.

Anak buahnya hanya mengangguk patuh. Mereka segera mengeksekusi perintah Zayne tanpa ragu sedikit pun.

Tangan Zayne terkepal kuat, dan kemarahan terpancar jelas dari matanya yang berkobar penuh emosi. Dalam satu gerakan yang gesit dan terukur, dia memberikan perintah kepada anak buahnya. "Selesaikan semuanya dengan cepat. Aku tidak ingin ada saksi yang bisa memberitahu siapapun apa yang terjadi di sini malam ini."

Dengan sigap, anak buah Zayne segera melaksanakan perintahnya. Mereka menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, seolah-olah di tempat ini tidak pernah ada apa-apa. Sementara Zayne tetap berdiri di tengah kerumunan mayat, memeriksa situasi dengan penuh perhatian.

"Pastikan tidak ada yang tersisa," ucapnya dingin, suaranya menembus malam yang sunyi. "Aku tidak ingin ada yang bisa mengganggu kita lagi."

Anak buahnya mengangguk patuh dan melanjutkan tugas mereka, membersihkan setiap jejak yang bisa menghubungkan mereka dengan kejadian malam itu. Zayne sendiri tetap berdiri di sana, memikirkan langkah-langkah berikutnya dalam permainan catur yang lebih besar ini.

.

.

Zayne kembali ke kamarnya dan mendapati Jessica yang meringkuk ketakutan di atas tempat tidur. Wajahnya semakin memucat saat melihat Zayne mendekatinya. Jessica sangat ketakutan, bayangan Zayne ketika menghabisi orang-orang itu masih terekam dan tersimpan dalam ingatannya.

"Kau kenapa? Apa kau baik-baik saja?" tanya pria itu tanpa basa-basi.

Jessica menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya. "Aku... aku baik-baik saja," ujarnya gemetar. Tidak mungkin Jessica mengatakan secara terang-terangan jika ia ketakutan, tapi tepatnya takut pada pria itu.

Tapi sayangnya Zayne adalah orang yang sangat peka,. Sama dia juga tahu jika Jessica sangat ketakutan sekarang.

Dia mendekatinya perlahan, mencoba meredakan ketakutan wanita itu. "Jangan takut, sudah selesai. Sudah aman sekarang," ucapnya dengan suara lembut. "Sebaiknya cepat tidur, ini sudah lewat tengah malam." Pinta Zayne dan dibalas anggukan oleh wanita itu.

"Baiklah."

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
sella surya amanda
lanjut
Radya Arynda
menikah saja zayne dengan jessica,,,,biar kalian selalu ber sama....jangan ke duluan orang lain lho nanti nyesel
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
yumna
owh jadi selma nih nnek maria cuma akting....kashn kmu jes...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!