Apa yang akan kamu lakukan jika di beri kesempatan untuk hidup kembali dan mengulang waktu??
Ella Alexander putri kedua Jhons Alexander, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, kedua orang tuanya hanya fokus pada kakanya saja Elena Alexander, dengan alasan karan Elena memiliki penyakit jantung bawaan dan butuh perhatian lebih, hingga suatu hari setelah kakanya menikah dengan kekasihnya Edgar Robinson, Ella di tuduh meracuni Elena hingga membuat Elena keguguran, dan berakhir Ella di jebloskan ke penjara oleh Edgar, bahkan Edgar menyuruh orang orangnya untuk menyiksa Ella, hingga akhirnya Ella meregang nyawanya di balik jeruji besi dengan kesalahan yang sama sekali tidak ia perbuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Ella menatap Edgar yang terlelap di sampingnya dengan penuh kebencian, ucapan Edgar beberapa jam yang lalu benar benar melukai hatinya.
'' Aku membencimu Kak Edgar, aku membencimu '' geram Ella tertahan dengan air mata yang terus merembes membasahi kedua pipinya.
Dengan menahan rasa sakit di bagian intinya, Ella perlahan turun dari atas ranjang king size milik Edgar, lalu dia meraih rok sekolahnya yang teronggok di atas lantai dan memakainya, Ella juga memakai kemaja Edgar sebagai atasannya, karna baju seragam sekolahnya sudah di robek oleh Edgar hingga tak bisa ia gunakan lagi.
Perlahan Ella pergi dari apartement Edgar dengan bertelanjang kaki, dia tidak perduli meski cuaca di luar akan segera turun hujan, dan benar saja saat dirinya baru pergi dari area bangunan apartement, tak berselang lama hujan turun dengan derasnya, Ella menjadikan hujan sebagai kesempatan untuk menumpahkan tangisnya, atas ucapan Edgar yang menghinanya.
'' Hiks,,,, Hiks,,, kenapa rasanya sakit sekali '' Ella memukul mukul dadanya yang terasa sesak.
Tak jauh dari Ella sebuah mobil berhenti, lalu orang dari dalam mobil itu turun dan menghampiri Ella yang berjongkok di bawah derasnya hujan.
'' Ella ''
Ella mendongakkan kepalanya, dan melihat Tuan Robinson berdiri menjulang di depannya.
'' Ella, kenapa kamu di sini hujan hujanan ?'' tanya Tuan Robinson hendak membantu Ella berdiri, namun Ella lebih dulu berdiri dan memeluk Tuan Robinson dengan erat, dan saat itulah Tuan Robinson tahu jika Ella tengah menangis.
Lalu Tuan Robinson membawa Ella masuk ke dalam mobilnya, tidak perduli meskipun jok mobilnya akan basah oleh Ella, Tuan Robinson sempat melirik ke arah bangunan apartemen yang tak jauh dari tempatnya berada, lalu meminta sang sopir untuk menjalankan kemudinya.
'' Ella, ada apa?, ceritalah pada Paman '' tanya Tuan Robinson.
Dan Ella tanpa merasa sungkan dan malu, dia menceritakan apa yang terjadi dengannya beberapa jam yang lalu atas apa yang di lakukan oleh Edgar, termasuk perkataan Edgar yang menghinanya, Tuan Robinson yang mendengarnya seketika murka pada putranya.
'' Hikss,, ternyata Ella serendah itu di mata Kak Edgar '' isak Ella setelah itu tak sadarkan diri, yang mana membuat Tuan Robinson panik bukan kepalang, apa lagi saat merasakan dahi Ella yang sangat panas.
'' Cepat ke rumah sakit '' perintah Tuan Robinson.
'' Baik Tuan besar ''
Sopir Tuan Robinson segera melajukan kemudinya dengan kecepatan tinggi, dan lima menit kemudian mereka tiba di rumah sakit pusat kota.
Tanpa kesulitan Tuan Robinson membopong tubuh Ella dan membawanya ke ruang UGD, mungkin karna tubuh Ella sangat mungil jadi Tuan Robinson tidak merasakan berat saat membopong tubuh Ella.
Ceklek
'' Bagaimana keadaan calon menantuku ?'' tanya Tuan Robinson saat dokter yang memeriksa Ella di ruang UGD keluar.
'' Syukurlah, menantu Tuan hanya demam biasa, mungkin di sebabkan kelelahan dan terlalu banyak pikiran '' jawab si dokter yang membuat Tuan Robinson bernafas lega.
'' Tapi, untuk beberapa hari ini menantu Tuan sebaiknya di rawat di sini dulu, sampai benar benar pulih '' ujar dokter.
'' Baiklah, pindahkan menantuku di kamar VIP yang terbaik '' pinta Tuan Robinson yang langsung di angguki oleh sang dokter.
Di kamar rawat VIP Tuan Robinson menatap Ella yang masih belum sadarkan diri, Tuan Robinson juga belum ada niatan untuk memberi tahu Jhon tentang Ella yang tengah di rawat di rumah sakit.
'' Kamu jaga Ella dengan baik, aku akan pergi menemui Edgar dulu '' perintah Tuan Robinson pada sopir pribadinya.
'' Baik Tuan Besar '' sahut si sopir membungkuk sopan.
Tuan Robinson segera pergi dari rumah sakit, untuk menemui Edgar di apartementnya, dirinya yakin jika Edgar masih berada di sana, Tuan Robinson mengemudikan mobilnya sendiri dengan kecepatan penuh, dirinya saat ini benar benar sangat ingin menghajar sang putra semata wayangnya itu.
Setiba di apartement Edgar Tuan Robinson langsung masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu, kebetulan dirinya tahu password pintu apartement Putranya.
'' Edgar,,!!, dimana kamu!! '' triak Tuan Robinson menggelegar di seluruh penjuru apartement.
Sedangkan Edgar yang masih terlelap seketika terbangun, karna terkejut dengan suara seseorang yang berteriak memanggilnya.
'' Ayah '' gumam Edgar yang sangat hafal dengan pemilik suara yang memanggilnya.
Edgar lalu segera memakai baju kimononya, namun Edgar menyadari jika Ella sudah tidak ada di kamarnya.
'' Kaman Ella '' gumam Edgar namun dia memilih bergegas keluar dari kamarnya untuk menemui sang Ayah, karna mendengar dari suara Ayahnya, sepertinya Ayahnya sedang marah.
Ceklek
'' Ayah ''
Tuan Robinson menolehkan kepalanya, dan melihat sang putra yang baru keluar dari kamarnya dengan menggunakan baju tidur kimono, Tuan Robinson bergegas menghampiri sang putra dengan wajah yang terlihat penuh amarah, dan tanpa aba aba Tuan Robinson langsung melayangkan bogeman tepat di pipinya, yang sama sekali tak bisa di hindari oleh Edgar.
Buggh
Bughh
Tak hanya di pipi Tuan Robinson juga memukul perut Edgar dengan kuat, dan terakhir menendangnya hingga membuat Edgar jatuh tersungkur dengan terbatuk batuk.
Uhukkk
Uhukkk
'' Apa yang telah kamu lakukan pada Ella, Edgar?!! '' sentak Tuan Robinson, setelah puas memukul putranya.
Mendengar pertanyaan sang Ayah, Edgar perlahan berdiri sembari menahan nyeri di bagian perut dan juga pipinya.
'' Apa dia mengadu pada Ayah ?'' tanya Edgar tersenyum tipis.
'' Benar, tadi Ayah bertemu Ella di dekat sini, dia menangis di bawah hujan, dan itu suma karna ulahmu '' sahut Tuan Robinson.
Ada rasa sakit di hatinya saat mendengar Ayahnya mengatakan jika Ella menangis di bawah hujan, dan penyebabnya adalah dirinya.
'' Kenapa Ayah sangat perduli pada Ella?, atau jangan jangan Ayah sudah masuk ke dalam perangkapnya '' tanya Edgar yang masih merasa kecewa dengan kebohongan yang telah di buat Ella.
'' Tidak, Ayah hanya di hantui rasa bersalah pada Ella atas apa yang pernah kamu lakukan padanya di kehidupan pertamanya '' jawab Tuan Robinson suaranya sendu.
'' Apa maksud Ayah, Edgar pernah melakukan kesalahan apa sama Ella, bukannya dia yang sudah melakukan kesalahan pada Edgar '' tukas Edgar.
'' Kamu pernah melakukan kesalahan yang fatal pada Ella '' ujar Tuan Edgar lalu duduk di sofa yang berada tak jauh darinya, begitu juga dengan Edgar yang ikut duduk di sofa dan keduanya kini saling berhadapan.
'' Ayah katakan, kesalahan apa yang pernah di buat oleh Edgar pada Ella '' pinta Edgar yang sangat penasaran, apa benar sebelumnya dirinya pernah melakukan kesalahan pada Ella namun dirinya tidak tahu pikirnya.
Tuan Robinson menatap lurus ke depan, dan perlahan bibirnya bergerak menceritakan semua tentang kehidupan Ella yang pertama, dimana sang putra ikut andil dalam menyakiti Ella.
Beberpa menit kemudian Edgar diam mematung setelah mendengar cerita dari sang Ayah, antara mau percaya atu tidak, tapi dirinya tahu Ayahnya bukan tipe orang yang mudah percaya pada orang, tapi Ayahnya sangat percaya dengan cerita Ella yang memiliki takdir mengulang waktu.
'' Ayah, dimana Ella sekarang ?'' tanya Edgar.
'' Dia di rawat di rumah sakit XX, di kamar VIP '' jawab Tuan Robinson yang mana membuat Edgar terkejut, ada rasa sesal di hatinya saat ini, Ella masuk rumah sakit pasti dirinya yang menjadi penyebabnya.
'' Aku akan kesana sekaran '' ujar Edgar.
'' Ya, cepatlah kesana, dan segeralah minta maaf pada Ella '' tukas Tuan Robinson yang di angguki oleh Edgar.
Edgar segera mengganti kimononya dengan baju kaos oblong dan celana panjang, lalu dia segera pergi menuju rumah sakit dimana Ella di rawat saat ini.
Setiba di rumah sakit Edgar lansung menuju ruangan dimana Ella di rawat, saat membuka pintu kamar VIP pemandangan pertama yang ia lihat adalah Ella yang terbaring lemah di atas brangkar dengan selang infus yang menempel di punggung tangannya.
Perlahan Edgar melangkah mendekati brangkar Ella, lalu dia menarik kursi dan duduk di sana, sedangkan sopir Tuan Robinson dia memilih keluar, agar putra Tuannya bisa leluasa dengan Ella.
'' Ella, maaf '' ucap Edgar mengambil tangan Ella dengan hati hati lalu mengecupnya dengan lembut, setetes air matanya jatuh mengenai punggung tangan Ella, saat cerita Ayahnya tentang Ella yang mengulang waktu kembali terngiang di kepalanya, dirinya tidak menyangka jika di kehidupan pertama Ella, dirinya pernah menyuruh orang orang untuk menyiksa Ella sampai meninggal.
