1. Kecelakaan fatal yang tanpa sengaja di alaminya saat dirinya akan melaksanakan pertunangan dengan kekasihnya. Kecelakaan itu sampai membuat gadis yang di tabraknya menjadi lumpuh dan kehilangan masa depan hingga dirinya harus bertanggung jawab ( Selingan pembuka kisah )
2. Persahabatan dan persaudaraan di masa lalu antara Letnan Sakti dan Letnan Jatmiko membuat Letnan Jatmiko menikahi seorang gadis dalam keluarga tersebut namun gadis itu teramat sangat membencinya hingga dirinya memilih untuk pergi dan mengalah daripada keluarga yang telah membesarkan namanya menjadi tidak harmonis.
Seiring berjalannya waktu, luka menganga di hati Bang Jatmiko perlahan terobati dengan hadirnya tambatan hati namun sang mantan kembali di tengah mereka.
SKIP bila tidak sanggup bersinggungan dengan konflik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Penuh harap.
Bang Jatmiko berlari kencang di lorong UGD. Ia melihat Rindang mondar-mandir dengan cemas dan Niar duduk menunduk dengan tangisnya.
"Apa yang terjadi??" Tanya Bang Jatmiko pada Rindang.
Rindang dan Niar saling melirik tapi tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan Bang Jatmiko.
"Abang tanya, sebenarnya ada apa? Kenapa anak bisa sampai jatuh dari stroller??" Bang Jatmiko tidak meninggikan suaranya tapi suara itu jelas begitu penuh penekanan.
"Niar tidak jaga."
"Salah Rindang, Bang."
Bang Jatmiko masih berusaha mencerna situasi yang terjadi.. Nampaknya kedua wanita itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Tolong kerjasamanya..!! Angel sakit sekarang. Abang tidak tau apa yang terjadi sampai Angel bisa jatuh." Tegur Bang Jatmiko. "Siapa yang mau buka suara lebih dulu..!!"
Bang Gorga yang sudah berada di sana ikut memasang badan untuk kedua wanita yang begitu ia sayangi dalam hidupnya.
"Sungguh, Niar yang lalai." Kata Niar kemudian.
"Ceritakan..!!" Pinta Bang Jatmiko.
"Tadi pagi Rindang mengambil Angel dan mengajaknya bermain, tapi kemudian Angel menangis. Rindang memanggil Niar karena akan membuatkan susu. Niar sempat keluar dari rumah dan menjaganya sebentar, saat itu Niar lupa kalau sedang menggoreng ikan. Niar lari dan meninggalkan Angel, Niar juga tidak memperhatikan ternyata roda stroller tidak seimbang. Angel jatuh dan terperosok di bebatuan." Jawab Niar menceritakan yang sebenarnya.
Bang Jatmiko menarik nafas. Niar sudah menangis sedangkan Rindang sudah menunduk dengan wajah ketakutan, tangannya pun gemetar. Bang Jatmiko segera memeluk istrinya, ia tau Rindang benar-benar sedang takut.
"Maaf.. Rindang tidak menjaga anak dengan baik." Ucap Rindang lirih.
"Sudahlah, kita tidak tau kapan musibah akan datang. Niar ceroboh, Rindang ceroboh, Abang lebih ceroboh lagi. Abang membiarkan kalian berdua pontang panting mengurus anak." Bang Jatmiko mengusap puncak kepala Rindang.
Bang Gorga juga mengusap puncak kepala Niar agar wanita yang di cintainya itu ikut tenang.
Tak lama Bang Seno masuk ke dalam ruang observasi. Ia menggandeng Kinan sambil menggendong bayi laki-lakinya.
Semua orang takjub melihat akhirnya istri Bang Seno sudah bisa berjalan sempurna seperti sedia kala.
"Ya ampun, Sen. Alhamdulillah Kinan sudah sangat sehat. Aku ikut senang." Kata Bang Jatmiko sembari melongok mengintip bayi yang sedang di gendong Bang Seno.
"Jagoannya seperti tukang pukul ya, Bang." Imbuh Bang Gorga.
"Alhamdulillah, terima kasih semua. Mudah-mudahan Kinan dan si Abang sehat selalu. Oya, bagaimana keadaan Angel?" Tanya Bang Seno.
"Masih mau di pindahkan ke ruang perawatan. Ada sendi lengan yang sepertinya bergeser. Minta doanya ya..!!" Bang Jatmiko tersenyum tulus.
"Pasti ku do'akan." Senyumnya kemudian menarik kursi di sampingnya. "Duduk, sayang..!!" Bang Seno menarik lengan Kinan dan memintanya untuk duduk.
"Kinan lebih berisi sekarang?" Tanya Bang Jatmiko, matanya memicing memperhatikan karena tubuh Kinan terlihat sedikit membesar selama memberi ASI.
"Hehehe.. Alhamdulillah. Vitaminnya cocok. Aku malu lah kalau punya istri kurus, yang begini ini malah enak di pandang." Jawab Bang Seno.
Para pria tertawa terbahak tapi tidak untuk para wanita yang tidak sepakat mendengarnya.
Beberapa menit kemudian seorang perawat datang dan memindahkan baby Angel ke ruang rawat.
-_-_-_-_-
Malam tiba. Bang Jatmiko, Bang Gorga, Niar dan Rindang berada dalam satu lingkup ruangan untuk menemani si kecil Angel. Bang Gorga sudah meminta Bang Jatmiko untuk pulang membawa Rindang tapi Bang Jatmiko menolaknya. Mungkin karena selama ini seniornya itu juga tidak sering menemani Angel.
Kini para Mama sedang mengobrol berdua di dalam kamar rawat baby Angel. Sedangkan Bang Gorga dan Bang Jatmiko sedang mengobrol di balkon kamar.
"Kalau Abang tidak mau pulang biar sofanya untuk tidur para Mama. Kita bisa tidur asal saja khan?" Kata Bang Gorga.
"Iya Gor."
"Jangan cemas Bang, kita akan usahakan mencari dokter yang terbaik untuk Angel." Ucap Bang Gorga seakan paham isi hati Bang Jatmiko.
"Gorga, terima kasih atas bantuanmu selama ini untuk putriku Angel. Entah bagaimana Abang harus membalas apa yang sudah kau lakukan untuk Angel."
"Tak ada Bang. Bukankah memang sudah sewajarnya seorang Papa melakukan semua ini, meskipun aku adalah Papa yang tidak di akui." Jawab Bang Gorga.
Sebagai seorang pria, Bang Jatmiko ikut merasa sakit mendengarnya.
"Bang J. Relakah Abang kalau saya menikahi Niar?"
Bang Jatmiko menatap wajah juniornya. "Kenapa harus tidak rela? Abang sudah beristri, tak ada lagi celah hati ini untuk wanita lain. Segala kenangan bersama Niar sudah Abang kubur dalam-dalam bersama sakitnya kenangan yang tidak ingin lagi Abang ingat."
Bang Gorga tersenyum penuh rasa lega. Nampaknya jawaban ini seakan menjadi harap yang selalu ingin ia wujudkan. "Saya akan melamarnya lagi, Bang."
.
.
.
.
dibaca aja udh seru bgt apalagi dijadikan film