NovelToon NovelToon
Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Angst / Enemy to Lovers
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Namanya Jingga Swastamita, seorang gadis yang hidup selama 19 tahun di panti asuhan.

Jingga, nama yang di berikan oleh ibu kandungnya, serta Swastamita yang memiliki arti senja. Nama yang di berikan oleh Ibu panti, karena ia ditemukan saat matahari akan kembali ke peraduannya.

Tanpa ia duga, seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya datang menemuinya setelah bertahun-tahun lamanya dan membawanya tinggal bersama.

Dia akan hidup bersama ayah dan juga ketiga saudara laki-lakinya. Saudara yang pada kenyataannya sangat membenci kehadirannya.

Penderitannya di mulai sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana. Mampukah Jingga melewati semua perlakuan buruk ketiga saudaranya? Apalagi salah satu dari mereka ternyata menginginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - 3 bulan

FLASHBACK ON

Ketika Jingga pingsan di pinggir kolam renang hari itu.

"Ini salah, Kak!"

"Tadi rencana Kakak gak gini!"

Jio menggigit kukunya dengan gusar, "Gak ada yang salah kalau menyangkut jalang ini. Kamu juga udah gede," tegas Jean.

"Tapi, gimana kalau Ayah tau?"

Jean memutar bola matanya malas, "Justru itu tujuan Kakak. Kita harus buat kepercayaan Ayah sama jalang ini rusak!"

"Emangnya kamu mau, anak haram ini terus menerus di sanjung-sanjung sama Ayah?" tanya Jean sembari menatap tajam adiknya.

Yang di beri pertanyaan menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Kita harus kasih tau Kak Jason juga," ucap si bungsu.

Jean berpikir sebentar, "Telpon Kakak, suruh balik sekarang," perintahnya. Semakin banyak orang semakin bagus, kan?

Kini ketiga putra Januarta mengelilingi Jingga yang terbaring di atas kasur dengan mata tertutup. Jean sudah memberikannya obat tidur berdosis tinggi lewat air mineral.

Sebagai otak dari rencana ini, Jean melepaskan bajunya terlebih dahulu. "Ayo kita mulai!" ucapnya dengan senyum miring.

Jason dan juga Jio juga melakukan hal yang sama. Sedangkan Jean membuka seluruh pakaian luar Jingga. Dia hanya meninggalkan dua potong pakaian dalam yang menutupi area privat gadis itu.

"Kayaknya ada yang kurang deh," celetuk Jean.

"Buka celana kalian juga," ucapnya kepada Kakak dan juga adiknya.

Jason dan Jio melotot kaget, "Kenapa sampe buka celana, Kak!" tegur si bungsu. Sedangkan Jason menggelengkan kepalanya pelan. Dia hampir lupa jika adiknya itu orang yang sangat nekat.

Jean memutar bola matanya malas, tangannya mulai melepaskan kancing celana jeansnya dan memelorotkannya ke bawah. Kini hanya tinggal celana boxer pendek yang melekat di tubuh bagian bawahnya.

"Buka aja, Ji! Biar makin menyakinkan," kata Jason, pemuda itu melakukan hal sama seperti Jean.

"Harusnya sekalian telanjang aja," gumam Jean.

Trio J satu persatu naik ke atas ranjang. Berbagai macam posisi mereka lakukan untuk mengambil angle foto yang pas. Angle sempurna di mana ayahnya akan percaya jika Jingga melakukan hal tak senonoh bersama tiga pria sekaligus.

Setelah mendapatkan seperti yang mereka inginkan, ketiganya kembali mengenakan pakaian masing-masing. Tak lupa juga memakaikan Jingga baju kembali dan membenarkan posisinya agar tidak meninggalkan jejak.

Mereka benar-benar sudah gila!

FLASHBACK OFF

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terhitung sudah 3 bulan berlalu sejak kemarahan Jerry hari itu. Jingga sama sekali tidak pernah keluar dari kamarnya. Tidak pernah!

Seperti yang di katakan ayahnya sebelumnya bahwa ia tidak boleh keluar rumah, dia akhirnya memilih tidak keluar kamar juga.

Hanya pelayan yang bergantian masuk ke dalam kamar untuk mengantarkan makanan.

"Maaf Nona," ucap pelayan tiap kali keluar dari kamar Jingga. Kalimat yang bahkan tidak Jingga dengar.

"Bagaimana keadaan Jingga?" tanya Jerry yang menunggu pelayan keluar dari kamar anaknya.

Pelayan itu menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak ada perubahan, Tuan," balasnya dengan menunduk.

Tidak ada perubahan. Ya, tidak ada perubahan sejak dia mendekam di dalam kamar.

Keseharian Jingga hanya menggambar gambar-gambar abstrak, tidur, melamun di kursi balkon, makan jika dia ingin, bahkan terkadang dia tidak menyentuh makanannya sedikit pun. Kehidupannya berubah 180 derajat.

Jerry menatap sedih pintu kamar putrinya, helaan napas kasar keluar dari mulutnya. "Pergilah," perintahnya kepada pelayan yang masih menunduk sedari tadi.

Rasa penyesalan di dalam hatinya begitu besar, tetapi rasa kecewanya juga tak kalah besarnya.

Mungkin sudah waktunya.

Malam kembali datang, Jingga masih duduk di kursi balkon. Tatapannya mengarah ke bulan yang nampak malu-malu untuk bersinar.

Ting!

Ponsel yang berada di pangkuannya berbunyi. Biasanya ia bertukar pesan dengan Reana, dia berbohong kepada temannya jika ia pergi mengunjungi neneknya dan tidak tau akan kembali kapan.

Jingga membenarkan posisi duduknya kala melihat siapa yang mengirimkannya pesan. Orang itu adalah Yuda.

Pria itu memintanya untuk bertemu karena ingin bercerita kembali mengenai Ibunya. Mata Jingga memanas, sayang sekali dia tidak bisa keluar rumah.

Yuda mengirimkan foto-foto Winata saat masih duduk di bangku kuliah. Tangisan gadis itu pecah seketika, wajahnya ia telugkupkan di atas lipatan kakinya. Miris sekali hidupnya.

Sedangkan di ruang makan, Jerry sudah duduk bersama ketiga putranya untuk menyantap makan malam. Tatapannya mengarah ke lantai dua.

"Bibi Lia!" panggilnya.

Pelayan yang di panggil Jerry langsung menghadap, "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Bibi Lia dengan sopan.

"Panggil Jingga. Katakan padanya bahwa aku memintanya untuk makan malam bersama," perintah Jerry.

Trio J saling bertatapan, tidak ada yang tau apa yang sedang mereka pikirkan.

"Baik, Tuan," jawab Bibi Lia.

Setelah beberapa saat, Bibi Lia kembali ke ruang makan. "Maaf Tuan, Nona Jingga sudah tidur," ucapnya dengan sopan.

"Benarkah?"

Bibi Lia mengangguk, "Benar Tuan."

Jerry menghela napas panjang, "Baiklah, besok pagi ingatkan dia untuk sarapan bersama. Katakan juga padanya, dia sudah bisa mulai berkuliah besok."

"Baik, Tuan."

Setelah mengatakan itu, Bibi Lia kembali berjalan ke dapur. Tak terasa air mata menetes tanpa permisi. "Maafkan saya, Nona," lirihnya.

Saat Bibi Lia membuka pintu kamar Jingga tadi, dia bisa mendengar dengan jelas gadis itu menangis terisak dari arah balkon. Tangisan yang begitu menyayat hati, jadi ia putuskan untuk berbohong kepada Tuan besarnya.

Bagaimanapun juga, ia ikut andil dalam masalah ini. Dia dipaksa oleh Tuan mudanya agar berbohong. Jika tidak menurut, dia akan di pecat saat itu juga. Dia masih membutuhkan pekerjaan ini untuk menyambung hidupnya.

Bersambung

1
HiLo
ceritanya menarik
WiLsania
jalan ceritanya kek naik rollercoaster
Fatma Kodja
malang benar nasib jingga, ayo Paman Yudha bawa jingga sejauh-jauhnya agar tidak ditemukan oleh ayahnya dan juga kakak tirinya, biarkan mereka menerima karma karena akibat kesalahan ayahnya yang memperkosa ibunya hingga menghasilkan jingga dan sekarang jingga juga korban dari perkosaan saudara tiri dan juga Mario
Fatma Kodja
jahat sekali Jason sama Jean kenapa mereka tega sama jingga padahal jingga juga korban karena terlahir dari anak yang tanpa status nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!