Setiap pria pasti ingin menikah dengan wanita sholeha. Tapi apa jadinya jika keadaan memaksa untuk menikahi gadis tengil yang menyebalkan? Seperti itulah yang dialami Saga Dirgantara, mimpinya untuk menikahi sang kekasih kandas karena wanita itu memilih untuk menikah dengan pria lain. Disaat hatinya hancur dan kariernya jatuh, terpaksa dia menikah dengan Anna, si gadis tengil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JANJI KETEMU
Sesuai apa yang Pak Jeremi tulis di chat, Saga datang ke cafe violet untuk bertemu dengan Anna. Netra Saga seketika tertuju pada meja nomor 7, dimana Pak Jeremi sudah memesankan meja itu untuknya dan putrinya. Sayang Pak Jeremi tak memberikan fotonya, hanya memberitahu nama saja, sehingga Saga masih harap harap cemas. Berharap jika benar gadis yang bernama Anna itu benar benar cantik seperti yang papanya katakan.
Meja itu masih kosong, Saga berinisiatif duduk dimeja lain. Dia ingin tahu dulu seperti apa gadis yang akan dia nikahi.
Sama seperti Saga, Anna juga langsung mencari meja nomor 7 begitu dia sampai. Dia berdecak saat melihat meja itu masih kosong. Padahal dia sengaja datang telat, biar bisa tahu lebih dulu seperti apa tampang calon suaminya. Ini sudah lewat 15 menit dari jam yang ditentukan, tapi pria itu ternyata belum datang.
Seperti inikah pria yang dielu elukan papa? Bahkan untuk pertemuan pertama saja, dia telat.
Anna hendak menuju meja nomor 7, tapi sebuah suara membuat langkah kakinya terhenti.
"Cie...ada yang kabur dari pesantren lagi nih kayaknya."
"Hahahaha...."
Ledekan dan gema tawa itu membuat Anna seketika meradang. Siapa lagi yang melakukan itu kalau bukan Rere and the gank, musuh bebuyutan Anna semasa SMA.
Sial, kenapa harus ketemu mereka disini.
Tak terima dibulli, Anna langsung menghampiri Rere yang berada di meja nomor 9. Saga yang duduk dimeja nomor 8, tak sengaja melihat Anna.
Bukankah dia gadis yang waktu itu? Kenapa lagi lagi harus bertemu dengannya. Semoga saja hariku tak sial lagi karena bertemu dengannya.
Pandangan Saga mengikuti langkah Anna yang berjalan cepat menunu meja didepannya.
Brakkk
Saga sampai terjingkat kaget meski yang digebrak Anna bukan mejanya, melainkan meja didepannya.
Bar bar sekali cewek itu.
Saga menghela nafas sambil mengelus dada. Selama ini, wanita disekitarannya selalu lemah lembut, Mamanya, Kalani dan Rania, mereka wanita wanita yang berteriak saja bisa dibilang jarang, apalagi sampai menggebrak meja seperti tadi.
"Kalian ngetawain gue barusan?" Bentak Anna setelah menggebrak meja Rere. Bahkan salah satu minuman dimeja itu sampai tumpah.
"Hahaha..." Bukannya takut, Rere dan teman temannya malah makin keras menertawakan.
"Yang modelan kayak gini masuk pesantren, yang ada langsung kiamat." Lagi lagi Rere mengejeknya.
Anna melipat kedua lengannya didada. Dia menatap Rere nyalang dengan rahang mengeras.
"Eh, udah tahu belum kalau cowok lo selingkuh?" Tanya Fara sambil menyunggingkan senyum miring. "Semalam gue lihat dia jalan bareng Ayumi."
"Gak semalam aja, gue udah sering liat dia jalan ma cewek, gonta ganti," Rere menimpali.
"Diam kalian, gak usah memfitnah cowok gue. Manusia sirik macam kalian bisanya cuma ngomporin, padahal aslinya kalian iri karena gue bisa dapetin Evan." Anna tersenyum jumawa sambil menatap Rere. "Kasian banget sama yang cintanya ditolak Evan karena dia lebih milih gue, hahaha..."
Sekarang giliran Rere yang meradang karena ledekan Anna. Dia memang pernah suka dengan Evan, dan benar apa yang dikatakan Anna, dia kalah dari cewek sombong itu.
"Diam lo," bentak Rere sambil berdiri. "Dulu gue memang pernah suka sama Evan, tapi sekarang, dikasih gratispun gue ogah. Gue jijik sama cowok yang suka celup sana sini." Ujar Rere sambil menatap Anna tajam.
"Jangan jangan Evan udah bosen nyelup punya lo, makanya Evan nyari cewek lain."
"Udah longgar kali punya lo," Fara menimpali dan langsung disambut tawa oleh teman temannya.
"Kurang ajar." Anna yang tak terima hendak menampar Fara, sayangnya Rere lebih dulu sigap dengan menahan lengan Anna.
Astaga, mengerikan sekali pergaulan remaja jaman sekarang. Pantas saja Pak Jeremi takut anaknya terjerumus pergaulan bebas. Semoga Kalani bisa menjadi diri dengan baik.
Diam diam Saga menyimak obrolan cewek cewek didepannya.
"Lepas!" Seru Anna sambil berusaha menarik lengannnya yang dipegang kuat oleh Rere.
"Udah deh, gak usah sok sok an mau nampar, sok berkuasa. Sekarang kita udah gak SMA lagi, lo udah bukan anak donatur terbesar sekolah yang bisa seenak jidatnya sendiri. Lagian sekarang lo sendirian, gak ada genk sialan lo disini, jadi jangan berani sama kita kita," ancam Rere sambil menghempas kasar tangan Anna.
Nafas Anna memburu, meski dia sendirian, jangan dikira dia takut. Dengan wajah merah menahan emosi, Anna meraih rambut Rere dan menjambaknya sekuat tenaga. Rere tak tinggal diam, dia balas menjambak Anna sambil mengucapkan sumpah serapah. Bukannya melerai, teman teman Rere dan orang orang disana malah asik memvidiokan. Jaman sekarang, like, komen dan subcribe, lebih dari segalanya.
Pergelutan dua orang gadis itu menjadi tontonan menarik. Mereka saking jambak dan dorong sampai Rere membentur meja nomor 8, tempat Saga duduk.
Saga mendesis sebal saat pergelutan itu bergeser hingga kemejanya. Ingin melerai tapi takut dianggap pahlawan kesiangan. Toh yang lain hanya menonton.
Anna melepaskan rambut Rere, mengambil jus diatas meja lalu menyiramkannya pada Rere. Sayangnya Rere bisa membaca pergerakan Anna, dia berhasil menghindar dan alhasil, jus itu mengenai orang yang salah.
Saga mengeram kesal dengan kedua telapak tangan mengepal saat kemeja navi yang dia pakai belepotan jus jambu.
Anna melongo, dia kaget saat sadar sudah melakukan kesalahan. Sementara Rere, dia langsung kabur bersama genknya.
Dia pria yang waktu itukan?
Anna hendak kabur, tapi Saga berhasil mencekal pergelangan tangannya.
"Jangan harap bisa kabur setelah mengotori baju saya." Tekan Saga sambil melotot.
Anna tersenyum absurd sambil berusaha melepaskan cekalan Saga. Dia hendak meminta tolong pada bodiguard yang mengantarnya, sayang mereka ada diluar. Dia menoleh ke meja nomor 7, berharap calon suaminya sudah datang dan menolongnya. Tapi dia hanya bisa menelan ludah, karena meja nomor 7 masih saja kosong.
"Duduk, saya harus bikin perhitungan denganmu." Seru Saga sambil mendorong tubuh Anna kekursi didekatnya. Seorang pelayan hendak mendekat untuk membersihkan tkp, tapi Saga melarang.
"Kamu tahu, hari ini, ditempat ini, saya ada pertemuan penting. Dan kamu telah mengotori pakaian saya." Saga menunjuk kemejanya yang kotor.
"Akan gue ganti, berapa sih harganya?"
"Bukan masalah harga, tapi penampilan saya kacau gara gara kamu." Saga takut anak Pak Jeremi ilfeel melihat penampilannya sekarang.
"Mana sih Saga, kenapa belum datang juga." Gumam Anna sambil menoleh kemeja nomor 7. Dia berharap Saga bisa membantunya lepas dari pria yang mengamuk didepannya ini. Papanya sudah memberitahu jika namanya Saga, tapi tak menunjukkan fotonya.
"Kamu ngomong apa barusan, Saga?" Samar samar Saga mendengar gumaman Anna.
"Iya, gue sedang menunggu pria bernama Saga, calon suami gue."
Saga seketika terduduk lemas. Dia menatap tak percaya kearah Anna.
"Ka, kamu Anna?"
Anna melotot dengan mulut sedikit terbuka mendengar Saga menyebut namanya.
"Ja, jangan bilang kalau kamu adalah Saga Dirgantara."
saga yg kalem dapet anna yg bar bar,,hari2mu pasti akan lebih berwarna🤣