NovelToon NovelToon
My Annoying Lecturer (I Love You)

My Annoying Lecturer (I Love You)

Status: sedang berlangsung
Genre:dosen / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / suami ideal
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Rash1417

Aisyah Az-Zahra, mahasiswi semester akhir yang suka membuat onar dan suka memberontak hingga kedua orangtuanya pusing tujuh keliling dibuatnya.

Abimanyu Dewantara, seorang dosen yang terkenal galak. Para mahasiswanya menjulukinya 'dosen killer'. Namun demikian, ia tetap menjadi idola para mahasiswi karena ketampanannya.

Tapi hal itu tidak berlaku buat Aisyah, ia justru sangat membenci lelaki itu. Pasalnya, ia sering mendapat hukuman dari Abimanyu karena ia selalu membuat kesal sang dosen. Keduanya sudah seperti Tom and Jerry, selalu ribut dan tak pernah akur. Namun, siapa sangka, mereka berdua harus dipersatukan dalam ikatan pernikahan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.

Bagaimana kehidupan pernikahan Tom and Jerry tersebut? Akankah pernikahan itu terjadi dan timbul cinta diantara keduanya? Atau mereka akan menolak perjodohan itu?

Ikuti kisah perjalanan mereka dalam 'My Annoying Lecturer (I Love You)'.

Update setiap hari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rash1417, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Kumpul Keluarga

"Assalamualaikum ayah ... ibu ... . Aisyah is coming!!!!"

Aisyah baru saja pulang dari rumah Shella. Selesai joging dan sarapan mie ayam yang rasanya sangat enak menurut mereka, Aisyah pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

"Hush, anak gadis masuk rumah kok teriakan begitu, malu sama tetangga," tegur Aminah yang baru saja masuk. Ia berjalan dibelakang Aisyah sehingga membuat gadis itu terkejut.

"Ih, ibu. Ngagetin aja, lagian ibu kok bisa ada di belakang Aisyah sih. Ibu dari mana emangnya?" Aisyah menyusul Aminah yang berjalan melewati dirinya lalu menggandeng tangan ibunya dengan manja. Ibu dan anak itu berjalan bersama menuju dapur.

"Ibu habis dari pasar tadi, hari ini kan Abang kamu mau datang sama anak dan istrinya. Jadi ibu mau masak banyak, nanti kamu bantu ibu ya." Aminah meletakkan belanjaannya di atas meja dapur. "Bik, tolong di beresin ya," perintahnya pada sang asisten rumah tangga.

"Siap nyonya." Dengan patuh bik Imah membongkar keranjang belanjaan tersebut lalu menyusunnya ke dalam kulkas.

Aminah meninggalkan dapur dan diikuti oleh Aisyah dibelakangnya. Gadis itu sudah seperti anak ayam yang mengekor kemanapun induknya pergi.

"Emangnya bang Azam mau ngapain ke rumah kita Bu?"

Aminah berhenti tiba-tiba membuat kening Aisyah menabrak punggung ibunya. Kemudian Aminah berbalik dan langsung menjitak kepala putrinya itu pelan.

"Kamu ini ya, masa abangnya mau datang ke rumah kok malah ditanya mau ngapain. Ini kan rumah Abang kamu juga."

"Hehe, bercanda Bu," ucapnya sambil mengelus keningnya. "Terus Abang jam berapa datangnya?"

Belum sempat Aminah menjawab, suara bel pintu berbunyi menandakan ada tamu yang datang berkunjung ke rumah mereka.

"Itu kayaknya Abang kamu deh, coba kamu lihat sana."

Aisyah menuruti perintah ibunya, dengan berlari kecil Aisyah menuruni anak tangga menuju pintu utama. Setelah sampai, dengan semangat empat lima ia membuka pintunya lebar.

"Onty Aisyah!!!!!"

Seorang anak laki-laki berusia tiga tahun berteriak dan langsung memeluk Aisyah. Karena tubuhnya yang kecil sehingga ia hanya bisa memeluk kaki Aisyah saja. Melihat itu Aisyah berjongkok lalu mengangkat tubuh kecil keponakannya dan membawanya kedalam gendongan.

"Reyhan!!! Ponakan onty yang paling ganteng, onty kangen banget sama kamu. Muach ... muach ... "

Aisyah menciumi wajah keponakannya dengan brutal, tak ada satu pun celah yang terlewat. Bukannya marah atau kesal, anak itu justru tertawa geli. Sementara Humairah geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak dan adik iparnya itu. Ibu satu anak itu langsung masuk ke dalam rumah untuk menghampiri ibu mertuanya yang sedang menuruni anak tangga.

"Hahaha. Ampun onty, geli," ucapnya di sela-sela tawa.

"Awas luntur kegantengan anak gue lo ciumi kayak gitu," celetuk Azam yang baru saja masuk dengan membawa beberapa barang di ke dua tangannya.

Aisyah tak memperdulikan ucapan abangnya itu, dia hanya mencebikkan bibirnya lalu membawa Reyhan ke halaman belakang rumah mereka.

...****************...

"Gooolll!!!!" Aisyah dan Reyhan bersorak senang saat kaki kecil Reyhan berhasil menendang bola hingga masuk ke gawang.

Mereka bermain di halaman belakang, di sana ada sebuah gazebo yang bisa digunakan untuk bersantai. Di halaman belakang rumah mereka ditanami berbagai tanaman seperti pohon palm, ada juga pohon mangga dan rambutan yang selalu berbuah di setiap musimnya.

Seratus meter dari gazebo ada kolam renang berbentuk persegi panjang dan juga ada lapangan mini yang biasa digunakan Reyhan bermain bola bersama Aisyah. Seperti saat ini, mereka berdua sedang asyik bermain menendang bola sampai ke gawang. Inilah yang selalu dilakukan Aisyah jika abangnya datang membawa keluarganya.

Aisyah sangat menyayangi Reyhan, hubungan mereka juga sangat dekat. Karena dulu Aisyah lah yang mengasuh Reyhan sampai anak itu berusia dua tahun. Saat itu Azam dan istrinya sibuk bekerja. Namun, karena Aisyah yang mulai disibukkan dengan kuliahnya akhirnya Humairah memutuskan untuk berhenti bekerja dan merawat anaknya sendiri.

"Berhenti dulu mainnya, kita makan cemilan dulu yuk." Suara teriakan Humairah membuat Reyhan berlari mendatangi ibunya.

"Yeee. Cookies!!!" teriak Reyhan kesenangan. Cookies adalah cemilan favoritnya di tambah dengan jus mangga yang buahnya baru saja di petik oleh Azam tadi. Aisyah, Humairah dan Reyhan duduk santai di gazebo sambil menikmati cookies yang dibawa Humairah dari rumahnya.

"Heemmm. Cookies buatan bunda emang yang paling enak sedunia," puji Reyhan dengan mengacungkan dua ibu jarinya.

"Betul, betul, betul," sahut Aisyah.

"Kalian ini, kompak banget kalo soal memuji orang." Humairah tersipu malu sedangkan Aisyah dan Reyhan kompak tertawa.

"Hati-hati sayang, biasanya ada maunya itu kalo tiba-tiba muji kayak gitu," celetuk Azam yang baru saja bergabung.

"Apa sih bang, datang-datang main tuduh aja."

"Tau nih ayah," sahut Reyhan membela Aisyah.

Aisyah melihat potongan cookies yang terlihat lucu bentuknya, ia pun mengambilnya. Saat hendak memakannya tiba-tiba saja cookies tersebut direbut oleh Azam. Sudah pasti Aisyah kesal dan berusaha untuk merebutnya kembali.

"Abang! Itu cookies gue, balikin nggak." Tangannya menengadah meminta cookies nya kembali.

"Yaelah, itu di toples masih banyak. Tinggal ambil aja lagi apa susahnya sih."

"Nggak mau. Pokoknya gue tetep mau yang itu." Aisyah mendekati Azam dan mencoba untuk merebut cookies nya. Tapi Azam mampu menghindar.

"Eits. Enak aja, punya gue nih."

"Nggak. Itu punya gue."

Aisyah terus berusaha merebut dan Azam yang terus menghindar. Azam berlari sambil membawa cookies tersebut dan Aisyah mengejarnya. Reyhan yang sejak tadi melihat kejadian itu pun akhirnya ikut mengejar ayahnya dan membantu sang Tante.

"Ayah! Kembalikan cookies onty Aisyah!" teriak sambil berlari. Alhasil ke tiga orang itu pun berlarian dan saling mengejar. Sementara Humairah menepuk keningnya, pusing melihat kelakuan absurd tiga orang tersayangnya itu.

...****************...

Malam hari seluruh keluarga Aisyah berkumpul di ruang keluarga. Mereka baru saja selesai makan malam.

"Kalian jadi menginap di sini kan?" tanya Husein pada anak sulungnya itu.

"Jadi Yah. Rencananya besok pagi kami pulang."

"Cepat banget sih bang, gue masih kangen sama Reyhan," timpal Aisyah yang duduk bersama Reyhan sambil memangku Reyhan. Anak itu sedang fokus melihat video di ponsel milik Aisyah.

"Besok gue ada rapat pagi dek."

Aisyah tampak sedih, sepertinya dia tidak rela berpisah dengan keponakannya itu.

"Makanya Lo nikah sono biar punya anak sendiri," sindir Azam.

"Nikah, nikah. Lo kata nikah gampang apa."

"Ya gampang lah, emang apa susahnya? Lo aja yang kebanyakan tingkah, udah bagus di kasih yang ganteng malah pake kabur dari rumah segala."

Kata-kata Azam membuat Aisyah kesal, ia tidak suka jika masalah perjodohan itu diungkit kembali. Humairah yang melihat perubahan wajah adik iparnya itu pun mencoba untuk menengahi.

"Udah dong mas, yang lalu biarlah berlalu. Toh sekarang Aisyah juga udah pulang ke rumah," ucap Humairah lembut.

"Dengerin noh kata binik lo." Aisyah senang karena mendapat pembelaan.

"Lagian lo kenapa sih nolak perjodohan itu, padahal kan Lo belum pernah ketemu sama tuh cowok."

"Ya justru karena belum pernah ketemu makanya gue nggak mau. Kalo orangnya udah tua dan jelek gimana? Bisa hancur reputasi gue." Aisyah tak bisa membayangkan jika lelaki yang dijodohkan dengannya itu sama seperti yang dia pikirkan.

"Halah. Gayaan Lo pake reputasi segala. Belum tau aja lo orangnya kayak mana, gue jamin Lo bakalan menyesal setelah tau seganteng apa cowok yang bakal dijodohin sama lo itu."

"Gue nggak bakalan nyesel, lagian kenapa jadi Abang yang ngebet sih. Kenapa nggak Abang aja yang nikah sama dia kalo emang menurut Abang dia ganteng."

"Iiih, sorry yee. Emang Eike cowok apaan," balas Azam dengan menirukan gaya lelaki gemulai.

"Iiuuuuh." Kompak Aisyah dan Reyhan bergidik jijik melihat kelakuan Azam.

Humairah, Husein dan Aminah yang sejak tadi hanya diam saja tersenyum melihat kelakuan dua bersaudara itu. Pemandangan seperti inilah yang dirindukan oleh Husein dan Aminah. Perdebatan kecil dan keributan antara ke dua anaknya yang selalu meramaikan rumah mereka. Jika salah satunya sudah pergi maka rumah akan kembali sunyi.

Sedangkan Aisyah dan Azam, meski mereka terlihat tidak akur dan sering ribut. Tapi sebenarnya mereka itu saling menyayangi. Hanya saja cara mereka menunjukkan kasih sayang itu yang berbeda.

...****************...

1
Rash1417
silahkan kakak ☺️
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
Zayyin Arini Riza
cerita bagus dan sangat menghibur
Rash1417: terimakasih
total 1 replies
Sri Rahayu
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!