Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Sekar dan Ridwan sedang berduka karena musibah demi musibah yang di alaminya. Begitu juga dengan Anita yang masih di dalam penjara.
Dia hanya menangis menyesali dirinya. Malu? Sudah pasti. Apalagi beritanya sudah tersebar ke mana-mana.
Anita hanya terduduk di sudut ruang tahanan sambil menelungkup kan wajahnya ke lututnya.
"Heh, tidak ada gunanya menangis, sewaktu melakukannya kamu malah terlihat menikmati," kata rekannya yang juga ikut di tangkap di rumah itu.
"Semua gara-gara kalian, aku jadi ikut terseret ke jeruji besi," ujar Anita.
"Alah mau nyalahin orang. Kamu sendiri yang mau, kalau kamu tidak mau juga gak bakalan begini," ungkap yang lainnya.
Anita terdiam, dia masih menunggu papanya untuk membebaskannya. Tidak berapa lama sipir penjara memberitahukan jika dirinya di bebaskan.
Anita senang bukan main, dia mengira papanya yang datang untuk membebaskan nya. Namun ternyata hanya orang yang di utus oleh Ridwan karena Ridwan sendiri menjaga istrinya di rumah sakit.
"Nona Anita, Tuan tidak dapat datang karena menjaga nyonya di rumah sakit," ucap sang asisten.
"Kenapa dengan mama?" tanya Anita.
"Nyonya syok mendengar berita tentang Anda, tadi tuan dan nyonya datang kemari, namun karena nyonya pingsan, terpaksa harus di larikan ke rumah sakit," jawab sang asisten.
Anita segera keluar dari kantor polisi, dia meminta di antar ke rumah sakit untuk menjenguk Sekar.
Sang asisten pun bersedia mengantar Anita ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Anita langsung menemui orangtuanya.
"Ma." Anita menerobos masuk ke ruang perawatan. Sekar dan Ridwan menoleh ke arah suara.
"Ma, mama tidak apa-apa, kan?" tanya Anita.
Sekar tidak menjawab, dia merasa kecewa setelah mengetahui kelakuan anak yang di besarkan nya selama ini.
"Papa tidak tahu mau bilang apa? Akibat kejadian ini, para investor menarik saham mereka. Dan harga saham langsung anjlok," ungkap Ridwan.
Anita hanya mampu menangis, namun Sekar yang merasa sangat kecewa pun tidak menggubrisnya.
"Maaf aku Pa, Ma," ucap Anita.
"Apa karena ini Jovan membatalkan pertunangan kalian?" tanya Ridwan.
Anita tidak menjawab, dia juga tidak tahu sebabnya. Yang dia tahu, memang sejak dulu Jovan tidak menyukainya. Bahkan sejak masih kecil pun Jovan memang tidak suka.
"Sudahlah, mama mau istirahat, mama capek," ucap Sekar, namun air matanya mengalir dari sudut matanya.
Anita pun keluar dari ruangan itu, dia ingin kembali ke rumah. Anita sadar jika mamanya saat ini sedang kecewa karenanya.
Sementara di negara P ...
Ferry sudah datang menjemput mereka untuk jalan-jalan. Ferry kembali membawa keluarganya.
Mereka akan membawa Seruni, Sari dan Kosim ke tempat-tempat menarik di negara ini.
Namun belum sempat mereka masuk ke dalam mobil, sebuah mobil pun datang dan berhenti di dekat mereka.
Jovan keluar dari mobil dengan gaya cool nya. Kemudian ia menghampiri Seruni dan yang lainnya.
"Maaf pak, aku mau minta izin untuk mengajak Seruni jalan-jalan," kata Jovan.
Seruni menoleh ke Kosim dan Sari, namun keduanya malah mengizinkan. Seruni ingin protes, namun Kosim dengan cepat mengatakan jika mereka juga akan ke tempat yang sama.
Akhirnya Seruni pun ikut satu mobil dengan Jovan. Sementara Sari dan Kosim ikut mobil Ferry.
Sari menyerahkan lukisan yang di buat Seruni. Salsa begitu bahagia saat melihat lukisan kucing begitu mirip dengan foto aslinya.
"Masuklah," ucap Jovan membukakan pintu mobil untuk Seruni. Seruni tersenyum lalu segera masuk.
Jovan juga memasangkan sabuk pengaman pada Seruni. Seruni diam saja di perlakukan seperti itu.
Menurutnya wajar, karena dia sendiri tidak bisa melakukannya. Jadi membiarkan saja Jovan yang melakukannya.
"Terima kasih Mas," ucap Seruni.
"Iya sama-sama," jawab Jovan.
Mobil mulai bergerak perlahan dan di susul oleh mobil Ferry. Tiba di tempat yang di tuju, Jovan kembali membuka kan sabuk pengaman dan pintu mobil untuk Seruni.
Kemudian datang lagi mobil lain, yaitu mobil milik Saskia dan Farhan. Sementara Aldi sudah kembali ke Indonesia.
Saskia tersenyum saat melihat Jovan berjalan bersama Seruni. Diam-diam Saskia memotret mereka berdua. Lalu mengirimkan nya kepada Sekar.
'Lihat anak yang kamu sia-siakan.'
Saskia mengirim pesan beserta beberapa foto Jovan dan Seruni. Kemudian Saskia tersenyum lalu menyimpan ponselnya.
Sementara Sekar yang melihat foto tersebut hanya terdiam, kemudian tersenyum hampa lalu membalas pesan Saskia.
'Jadi kamu sudah tahu semuanya? Itu sebabnya kamu membatalkan pertunangan Jovan dengan Anita?'
Saskia membaca pesan tersebut lalu membalasnya.
'Serapat apapun kamu membungkus bangkai, pasti akan tercium juga. Jovan lebih memilih Seruni, karena Seruni lebih baik daripada Anita. Dan aku pastikan, Seruni tidak akan kembali kepadamu walau pun kamu menginginkan nya.'
Sekar tersenyum kecut membaca pesan dari Saskia. Mereka yang dulunya adalah teman baik, namun sekarang seperti musuhan.
Sekar tidak lagi membalas pesan tersebut. Dia tidak pernah menduga akan seperti ini jadinya.
Sementara Saskia yang sudah menunggu beberapa menit, namun tidak ada balasan dari Sekar pun menyimpan ponselnya kembali.
Berbeda dengan Sari yang berfoto membelakangi menara. Setelah selesai berfoto, Sari mengirim foto tersebut kepada Diah yang suka pamer padanya.
Kali ini giliran Sari yang akan memanas-manasi Diah. Biar Diah kebakaran jenggot. Sari mengirim foto di sertai caption.
'Asyik nya liburan keluar negeri.'
Sari kemudian mengirim pesan tersebut kepada Diah. Dan benar saja, Diah merasa kepanasan saat melihat foto-foto Sari yang sedang berada di tempat-tempat menarik.
Sementara Sari tertawa kecil, dia bisa menebak jika Diah sedang mengumpat kepadanya.
"Huft, sekarang aku puas," batin Sari.
"Sedang apa Bu? Jangan bilang ibu mengirim foto kepada mereka?" tanya Kosim.
"Iya Pak, cuma mau bilang sedang liburan saja," jawab Sari. Kosim bisa apa? Sari sudah mengirim foto-foto nya.
Sedangkan Jovan dan Seruni sedang melihat-lihat. Jovan meminta Seruni untuk berfoto dengan alasan biar ada kenangan.
Seruni yang polos pun mau-mau saja. Jovan meminta orang lain memfotonya. Jovan pun merangkul Seruni agar lebih dekat dengannya.
Beberapa foto pun di ambil, Jovan tersenyum senang lalu mengucapkan terima kasih kepada orang itu.
"Ke sana yuk!" ajak Jovan. Seruni pun mengikuti saja. Jovan membawa Seruni ke tempat penjual es krim.
"Mau es krim?" tanya Jovan. Seruni tidak menjawab, karena dia tidak bisa memegang es krim.
Jovan mengerti, lalu membeli es krim dua. Kemudian ia menyodorkan nya ke dekat mulut Seruni.
"Terima kasih," ucap Seruni.
"Iya sama-sama."
Walau pun Seruni tampak malu-malu, namun dia tetap memakan es krim yang di sodorkan Jovan kepadanya.
"Kamu pernah pacaran?" tanya Jovan.
"Aku tidak sempurna, tidak akan ada yang mau sama aku," jawab Seruni dengan senyum manisnya.
"Aku mau," kata Jovan, namun sayangnya hanya mampu di ucapkan di dalam hati.
Jovan tidak ingin terburu-buru, ia takut Seruni malah akan menjauh darinya.
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
yg cuma buat malu 😀😀😀
kehendak Tuhan, jngan kau i gkari, yg pasti ny kau yg akan hancur sekar/ridwan 😁😁😁