"Aku mau kita bercerai mas!." ucap Gania kepada Desta dengan sangat lantang.
"Aku dan adikmu tidak mempunyai hubungan apa-apa Gania?." Desta mencoba ingin menjelaskan namun Gania menolak.
"Tidak ada apa-apa? tidur bersama tanpa sehelai kain apapun kamu bilang tidak ada hubungan apa-apa, apa kamu gila?."
"Bagaimana kita akan bercerai, kamu sedang hamil?."
"Aku akan menggugurkan anak ini!." Gania yang pergi begitu saja dari hadapan Desta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
Gania serta tuan Maxim baru saja turun dari dalam mobil, saat Gania turun dari dalam mobil ia kembali menatap ke arah halaman tempat di mana Gania melihat sosok Desta mantan suaminya.
"Sudah ayo masuk, jangan terlalu di pikirkan, kamu hanya salah lihat saja." ucap tuan Maxim dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Gania yang mendengar ucapan ayahnya seketika berjalan masuk ke dalam rumah, setibanya di dalam rumah, Gania segera menuju ke kamarnya. Sedangkan tuan Maxim masih melihat-lihat rumah baru mereka.
Di dalam kamar, Gania masih saja memikirkan siapa laki-laki yang mirip dengan mantan suaminya tersebut. Gania juga merasa bahwa dia tidak salah lihat, dan merasa bahwa yang ia lihat memang lah Desta.
Gania yang merasa penasaran siapa laki-laki tersebut segera keluar dari dalam kamar untuk memastikan apakah dia salah lihat. Gania terus berjalan keluar dari dalam kamar lalu berjalan keluar dari dalam rumah. Setibanya di depan rumah Gania sudah di sapa oleh mbok yem selaku pembantu di rumah tersebut selama beberapa minggu belakang. Gania seketika memberhentikan langkahnya begitu saja.
"Selamat sore non?." ucap mbok Yem sambil menundukkan kepalanya untuk memberi hormat.
"Ah.. selamat sore." Gania yang tersenyum ke arah mbok Yem.
"Non ini, non Gania ya?." tanya mbok Yem.
"Iya bik.. saya Gania." jawab Gania dengan senyum ramahnya.
"Saya ndak salah kalau begitu, saya mbok Yem non, pembantu di rumah ini."
"Oh.. salam kenal ya mbok Yem, semoga mbok Yem betah bekerja di rumah ini." ucap Gania.
"Pasti saya betah non, karena saya dengar-dengar nom Gania dan juga pak Maxim adalah orang baik."
Gania yang mendengar ucapan mbok Yem seketika tertawa."Hahaha.. amin.. tapi jangan terlalu berlebihan ya mbok, takutnya nanti tidak sesuai ekspetasi mbok Yem."
"Iya non.. ya sudah kalau begitu saya masuk dulu ya non.. mau menyiapkan makan malam." ucap mbok Yem.
"Iya mbok."
Mbok Yem seketika kembali berjalan untuk masuk ke dalam rumah, namun saat mbok Yem baru berjalan beberapa langkah, Gania mengingat akan laki-laki yang mirip dengan mantan suaminya. Gania seketika kembali memanggil pembantunya tersebut untuk mempertanyakan laki-laki yang ia lihat tadi.
"Mbok Yem." panggil Gania.
Mbok Yem yang menadapat panggilan dari Gania seketika memberhentikan langkahnya lalu menoleh ke arah majikannya.
"Njih non?." ucap mbok Yem kembali berjalan mendekat ke arah Gania.
"Mbok, ada yang ingin saya tanyakan kepada anda."
"Silahkan non, tanya apa njeh?."
Gania yang terlahir dari jawa, tidak terlalu bingung dengan ucapan-ucapan mbok Yem. Pasalnya sang ibu yaitu nyonya Kania adalah orang jawa sedangkan tuan Maxim adalah asli keturunan Belanda. Dan bisa di bilang bahwa Gania adalah keturunan jawa dan belanda.
"Apa yang bekerja di rumah ini ada laki-laki muda, seumuran saya tapi lebih tua sedikit mbok?." tanya Gania. "Soalnya tadi saat saya tiba di rumah ini, saya tidak sengaja melihatnya di halaman depan."
Mbok Yem yang mendapat pertanyaan dari Gania seketika tersenyum."Apa maksud non Gania adalah Paijo anak saya."
"Paijo? anak mbok Yem?." Gania yang sedikit terkejut dengan nama Paijo.
"Iya non, orang yang paling muda bekerja di rumah ini adalah anak saya yaitu Paijo." jawab mbok Yem.
Saat mbok Yem dan Gania sedang berbincang-bincang tiba-tiba laki-laki yang mirip dengan wajah Desta berjalan sedang membawa beberapa peralatan bersih-bersih menuju ke gudang.
"Mas Desta." panggil Gania yang melihat laki-laki berjalan tidak jauh dari nya.
Gania seketika berjalan mendekat ke arah laki-laki tersebut. "Mas Desta." panggil Gania lagi namun laki-laki tersebut tidak menoleh.
"Dia memang mas Desta." ucap Gania yang melihat bahwa laki-laki tersebut memang mirip mantan Suaminya.
"Non.. non manggil siapa?." tanya mbok Yem berjalan mendekat ke arah Gania.
"Itu mbok.. laki-laki itu yang saya tanyakan kepada anda." Gania yang menunjuk ke arah laki-laki yang mirip dengan Desta.
"Oh.. iya itu Paijo non, anak sulung saya." sahut mbok Yem.
"Hah.."Gania yang kembali terkejut menatap ke arah mbok Yem. "Laki-laki itu anak mbok Yem?." tanya Gania lagi yang belum yakin, pasalnya laki-laki tersebut memang sangat mirip dengan Desta.
"Iya non.. memang kenapa? apakah anak saya berbuat salah dengan non Gania?."
Gania seketika menggelengkan kepalanya."Ah tidak bik.. kalau begitu saya masuk dulu." Gania seketika berjalan masuk ke dalam rumah begitu saja.
Mbok Yem yang melihat gelagat Gania begitu aneh dan berubah begitu drastis seketika merasa bingung. "Ono opo kok non Gania takon-takon tole Paijo. Opo tole ku sudah berbuat salah, padahal lagi Sadino kerjo nang kene." ucap mbok Yem dengan bahasa jawa nya.
Gania terus berjalan masuk ke dalam rumah, hingga ia terkejut saat melihat kehadiran ayahnya yang sudah berdiri di depan nya.
"Kamu kenapa, Gania?." tanya tuan Maxim.
"Eh ayah.. bikin kaget aja." Gania seketika memberhentikan langkahnya.
"Dari mana kamu? kok dari depan?." tanya tuan Maxim lagi.
"Ayah.. apakah ayah tahu anak dari mbok Yem, pembantu di rumah ini?." tanya Gania.
"Anak mbok Yem?."
"Iya." jawab Gania.
"Paijo maksud kamu?."
"Iya yah.. ayah sudah pernah Melihatnya?." tanya Gania lagi.
"Belum.. ayah cuman tahu namanya saja, memang kenapa? kamu naksir sama dia?"
"Bukan yah... ayah tidak tahu, laki-laki yang Gania kira adalah mas Desta itu adalah anak mbok Yem, yaitu Paijo."
Tuan Maxim yang mendengar ucapan putrinya Seketika menggaruk kepalanya yang Tidak gatal. "Kamu ini bicara apa sih sayang? ayah tidak paham."
"Yah.. Paijo itu mirip sama mas Desta."
"Ya jelas mirip lah, sayang.. kamu ini bagiamana namanya juga sama laki-laki."
"Bukan itu ayah.. wajah Paijo sama dengan mas Desta..." ucap Gania sedikit meninggikan nada suaranya, agar sang ayah paham dengan ucapannya. "Mereka mempunyai wajah yang sama. Apakah ini kebetulan saja?."
Tuan Maxim yang mendengar ucapan putrinya sedikit terkejut."Hah.. yang benar? tidak mungkin Gania." tuan Maxim tidak percaya.
.
.
.
Siapa kah Paijo?
banysk yg antri.