Keyla tidak pernah menyangka jika ia akan dipertemukan dengan Azam kembali setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Mereka di pertemukan dengan cerita yang berbeda. Mereka memiliki masalah di dalam rumah tangganya masing-masing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erni Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Sama-sama Menderita
"Apa kamu mendengarku Key?" bentak Angga sekali lagi.
Belum pernah Keyla melihat Angga semarah ini kepadanya. Angga benar-benar marah dan sangat kecewa pada keyla. Keyla tidak pernah menyangka jika akhirnya akan seperti ini.
Selama ini yang Keyla tahu Angga selalu bersikap seperti anak-anak. Tapi hari ini Angga terlihat begitu serius. Merasa sangat kecewa Angga segera bergegas ke kamar dan membereskan semua pakaian Keyla ke dalam koper.
"Ini! Aku tidak sudi melihatmu! Aku benar-benar kecewa. Hari ini juga aku akan mengurus perpisahan kita!" tegas Angga dengan penuh amarah.
"Aku mohon kak, maafkan aku. Jangan seperti ini kak, aku tidak mau kita berpisah. Aku sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi," lirih Keyla yang merasa begitu sedih.
"Aku janji tidak akan seperti itu lagi kak, aku mau memperbaiki semuanya kak. Maafkan aku," ujar Keyla sambil terisak dan berlutut di hadapan Angga.
"Maaf Keyla aku tidak bisa. Kali ini aku benar-benar kecewa. Cepat pergi dari sini sebelum kesabaranku habis!" pekik Angga.
"Tapi kak," ucap Keyla memohon sekali lagi.
"Tidak ada tapi-tapi, aku bilang pergi! pergi!" bentak Angga sambil menyeret koper milik Keyla dan tangan yang satunya menyeret tangan Keyla.
"Kak aku mohon," ucap Keyla yang masih terisak.
Namun Angga tidak mempedulikannya sama sekali. Setelah sampai di ambang pintu, Angga segera menutup pintu rumahnya dan segera menguncinya dari dalam rumah. Angga benar-benar sudah muak setelah mendengar kata-kata Keyla tadi.
Sementara di luar Keyla masih saja menangis. Dia merasa bingung harus pergi kemana sebab Keyla hidup sebatang kara. Selama ini hanya Angga dan ayahnya lah yang perduli kepadanya.
Tapi sekarang jika sudah seperti ini, Keyla akan pergi kemana. Sedangkan hari sudah semakin larut. Akhirnya mau tidak mau Keyla harus segera pergi dengan membawa kopernya yang besar.
Entah akan pergi kemana, yang jelas kakinya terus saja melangkah tanpa arah.
"Maafkan aku kak, maafkan aku. Aku tidak pernah berharap akan melakukan hal itu di belakang kakak. Semua terjadi begitu saja," gumam batin Keyla.
Di tempat lain ternyata David pun melalukan hal yang sama. David juga mengumpulkan keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya. Meski ibunya sudah tahu tapi dia tidak mengatakan apa-apa kepada Amira.
Ibunya tidak mau ikut campur dalam masalah ini. Dia tidak ingin jika Amira akan salah paham kepadanya. Setelah pulang bekerja David memperhatikan Amira. Terlihat sudah santai David pun segera menghampiri Amira.
"Mungkin ini waktu yang tepat untuk mengatakan segalanya. Benar kata Keyla, aku juga tidak bisa terus-terusan seperti ini. Aku harus mengakui segalanya kepada Amira," gumam batin David yang malah mematung di hadapan Amira.
"Loh ada apa David? Sepertinya sedang memikirkan sesuatu?" tanya Amira yang menautkan kedua halisnya.
"Ya Amira ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," jawab David sepertinya serius sekali," ujar Amira yang mulai penasaran dengan apa yang akan dikatakan Amira kepadanya.
"Tentang apa itu David?" tanya Amira.
"Tentang hubungan kita. Aku ingin memperbaiki semua hubungan kita. Aku ingin memulai segalanya dari awal," lirih David.
"Kalau begitu aku juga setuju," timpal Amira anutusias.
"Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan Amira," ucap David yang kini mulai serius.
"Tentang apa sepertinya serius sekali?" tanya Amira yang mulai penasaran dengan apa yang ingin dikatakan David.
"Sebelumnya aku minta maaf Amira. Aku tidak pernah bermaksud untuk mengkhianatimu," lirih David.
"Maksudmu?" tanya Amira yang mulai tidak enak hati.
"Sebelumnya maafkan aku Amira. Aku pernah memiliki hubungan dengan wanita lain, tapi hubungan itu sekarang sudah berakhir. Aku ingin memperbaiki hubungan kita dari awal lagi," tambah David.
"Apa? memiliki hubungan dengan wanita lain? siapa wanita itu? sudah berapa lama kalian berhubungan?" pekik Amira yang merasa begitu terkejut dengan pernyataan suaminya.
"Tidak penting siapa wanita itu, yang terpenting aku sudah tidak memiliki hubungan dengannya lagi Amira. Aku mohon maafkan aku, kita mulai semuanya dari awal lagi," ucap David.
"Tidak penting bagimu, tapi penting bagiku David. Aku ingin tahu wanita mana yang pernah menjadi selingkuhan mu? Aku tidak pernah menyangka jika kamu ternyata tega bermain api di belakang ku!" teriak Amira.
David tidak bisa mengatakan apa-apa. Dia tidak mungkin memberitahukan jika wanita itu adalah Keyla. David masih terdiam seribu bahasa. Ia tidak pernah mengira jika Amira akan semarah ini kepadanya.
Untuk beberapa saat tidak ada pembicaraan diantara mereka. David masih terdiam mematung, begitupun dengan Amira yang masih tidak menyangka dengan apa yang dilakukan suaminya.
Amira mengira jika David adalah laki-laki yang setia tapi ternyata dia sama saja dengan laki-laki lainnya.
"Aku mohon maafkan aku Amira, kita mulai semuanya dari awal lagi. Aku akan memperbaiki semuanya," ujar David membuka pembicaraan di tengah keheningan mereka.
"Tidak David, aku tidak bisa. Aku benar-benar kecewa dengan apa yang sudah kamu lakukan. Aku mohon kemasi barang-barangmu, aku tidak sudi melihatmu lagi!" pekik Amira sambil menunjuk tangannya ke arah David.
Amira benar-benar tidak sanggup lagi dan tidak akan pernah bisa memaafkan kesalahan David.
"Tapi Amira, tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki segalanya," lirih David yang mencoba berlutut di hadapan Amira.
"Tidak David, aku tidak bisa," timpal Amira.
Akhirnya mau tidak mau David segera bergegas menuju kamarnya. Dia membereskan semua pakaiannya ke dalam tas miliknya. Sementara dari kejauhan Wydia sudah menyaksikan pertengkaran diantara mereka.
Wydia sudah mengira jika semua ini pasti akan terjadi.
"Amira," panggil Wydia pelan.
"Maafkan anak ibu nak, tolong berikan dia kesempatan sekali lagi," lirih Wydia dengan mata yang berkaca-kaca.
"Maaf bu, aku tidak bisa. Hatiku benar-benar sakit bu," lirih Amira.
Untuk beberapa saat Wydia terdiam. Dia memikirkan bagaimana perasaan Amira. Sebagai seorang wanita Wydia juga bisa merasakan apa yang di rasakan menantunya.
"Apa ibu boleh tinggal di sini nak? bersamamu bersama cucu ibu?" tanya Wydia ragu. Sebenarnya Wydia merasa ragu, tapi dia juga merasa bingung harus pergi kemana.
"Tentu bu, ibu boleh tinggal selama yang ibu mau disini," timpal Amira.
"Terima kasih banyak nak," ujar Wydia sambil memeluk Amira.
Tak berapa lama David datang dengan membawa sebuah koper besar. David berpamitan kepada ibunya dan juga Amira. Namun Amira tidak mengatakan apa-apa. Amira pura-pura tidak melihat keberadaan David di hadapannya.
"Aku pamit bu, tolong titip anakku," ujar David sesaat sebelum pergi.
"Ya David ibu akan disini menjaganya," tukas Wydia.