Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
"Ayo pulang!" ajak Jovan.
"Tapi kita belum minum apa-apa, Tuan," ujar Aldi.
"Kamu mau di sini silakan, aku tetap ingin pulang."
Aldi tidak punya pilihan lain selain mengikuti Jovan. Jovan memang tidak menyentuh minuman beralkohol, karena Saskia menentang keras.
Jovan dan Aldi pun berbalik, bersamaan dengan Anita menoleh ke arah mereka. Anita memperhatikan dengan seksama dan merasa familiar dengan bentuk tubuh orang yang di lihatnya dari belakang.
"Kenapa sayang?" tanya Erik pada Anita.
"Ah tidak apa-apa, aku hanya merasa familiar dengan dua orang yang baru keluar itu. Tapi kalau Jovan rasanya tidak mungkin," jawab Anita.
"Mungkin perasaanmu saja, sudahlah tidak usah di pikirkan. Yang penting malam ini kita happy!" Erik mengangkat gelas minumannya dan kembali bersulang dengan rekan-rekannya.
Sementara Jovan dan Aldi sudah berada di dalam mobil. Aldi melajukan mobilnya membelah jalanan malam kota Jakarta.
"Kenapa kita tidak samperin saja, Tuan?" tanya Aldi.
Jovan tidak menjawab, yang di pikirkan nya saat ini adalah ingin segera terlepas dari jeratan perjodohan.
Jovan juga tidak habis pikir, di zaman modern yang serba canggih ini, namun masih saja ada acara perjodohan. Hanya karena orang tuanya bersahabat.
"Tuan?"
"Diam!"
Aldi segera diam dan hanya fokus menyetir. Hingga mereka tiba di rumah mewah milik orang tua Jovan.
Melihat mobil tuan mudanya, penjaga gerbang sekaligus penjaga keamanan pun membuka pintu untuk mereka. Mobil Jovan pun langsung masuk.
"Kamu mau menginap atau kembali ke apartemen?" tanya Jovan pada Aldi.
"Kembali ke apartemen saja, besok pagi-pagi aku akan jemput tuan kemari," jawab Aldi.
"Tidak perlu, aku akan bawa mobil sendiri saja ke perusahaan. Dan kamu bisa langsung ke perusahaan," ujar Jovan.
Aldi pun mengangguk. Setelah Jovan keluar dari mobil, Aldi langsung menjalankan mobilnya kembali ke apartemen miliknya.
Jovan masuk dan ternyata di ruang tamu masih ada Saskia dan Farhan. Mereka masih belum tidur.
"Ma, Pa belum tidur?" tanya Jovan.
"Dari mana kamu?" tanya Saskia.
"Aku ada sesuatu yang ingin di omongin ke mama." Bukannya menjawab, Jovan malah mengubah topik.
"Bicaralah, sebentar lagi mama dan papa akan masuk kamar," kata Saskia.
Jovan kemudian mengutarakan keinginannya untuk putus pertunangan nya dengan Anita. Mendengar hal itu, Saskia langsung menentang keras.
Sedangkan Farhan hanya diam saja. Saat istrinya memarahi atau menasehati putranya, Farhan selalu diam. Jika Jovan benar-benar salah, baru Farhan ikut bicara untuk memarahi Jovan.
"Kalau mama tidak ingin aku putus, maka percepat pernikahan kami. Maka dengan begitu, mama tidak lagi terikat janji konyol ini," ujar Jovan.
"Jovan, kenapa sekarang kamu jadi keras kepala? Setiap mama bicara, kamu selalu melawan."
Jovan menghela nafas, kemudian ia meminta kembali kepada sang mama untuk mempercepat pernikahannya dengan Anita.
"Apa kamu serius?" tanya Saskia berubah senang.
"Tentu saja, tapi sebelum itu aku ada sesuatu yang ingin ku beritahu ke mama," jawab Jovan.
"Apa?" tanya Saskia.
Jovan mengambil ponselnya lalu mengirim video tadi kepada mamanya. Setelah selesai mengirim video itu, Jovan pun bangkit dan pamit ke kamar.
"Jovan, apa maksudnya ini?" tanya Saskia setelah menonton video tersebut.
Jovan yang berada di tangga pun menghentikan langkahnya. "Mama pikir saja sendiri," jawab Jovan.
Saskia menonton video tersebut sampai geleng-geleng kepala. Kemudian dia memanggil kembali Jovan agar duduk di sofa.
"Apa ini benar?" tanya Saskia. Farhan yang penasaran pun ikut menonton video tersebut.
"Makanya, mama percepat pernikahan ku dengan Anita biar masalah nya selesai. Bukankah mama selalu menganggap Anita itu baik, menantu idaman?" tanya Jovan.
Saskia terdiam, dia berulang-ulang menonton video tersebut berharap dirinya salah lihat. Karena yang dia tahu, Sekar tidak pernah seperti ini.
Mereka berteman sejak masih sama-sama remaja. Sekar tidak pernah berbuat nakal, apalagi sampai mendatangi tempat seperti itu.
"Rasanya aku tidak percaya, ternyata yang terlihat baik belum tentu baik. Jadi selama ini hanya topeng belaka?" tanya Saskia.
"Ma, dari dulu sudah papa bilang, jangan menjodohkan anak-anak, kalau mereka tidak cocok, siapa yang di salahkan?" tanya Farhan angkat bicara.
"Pa, aku harus menemui Sekar, aku akan perlihatkan video ini. Biar dia tahu kelakuan putrinya di belakangnya," kata Saskia.
"Jangan gegabah Ma," tegur Farhan.
"Jadi aku harus diam saja Pa?" tanya Saskia.
"Sebaiknya Mama bertenang. Kita selesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan jangan pakai emosi," ujar Jovan.
"Kamu ada solusi?" tanya Saskia.
Jovan pun mengatakan cara penyelesaian masalah ini. Saskia dan Farhan hanya manggut-manggut mendengarkan pendapat Jovan.
Jovan juga tidak ingin sang mama harus musuhan dengan sahabatnya. Jadi cara terbaik adalah, dengan mengundang Sekar dan Ridwan untuk makan malam.
Setelah itu mereka baru berbincang tentang pembatalan pernikahan Jovan dan Anita dengan cara memutuskan hubungan pertunangan mereka.
"Baiklah, mama akan ikuti saran mu, dengan begitu tidak akan saling menjahati satu sama lain. Dan semoga Sekar bisa mengerti," kata Saskia.
Jovan merasa lega karena sang mama akan memutuskan hubungan pertunangan mereka. Jadi Jovan hanya tinggal ngomong langsung kepada Anita setelah Saskia berbincang dengan Sekar nantinya.
"Jadi itu alasanmu tidak menyukai Anita?" tanya Saskia dengan nada lembut.
"Dari awal aku sudah tidak suka dia Ma, di tambah lagi dengan kelakuan nya seperti itu. Apa mama mau punya menantu seperti itu?" jawab Jovan.
Saskia menggeleng cepat. Dia bukan orang yang ahli agama, bahkan sholat nya saja sering bolong.
Tapi soal mencari menantu, tentu Saskia ingin yang terbaik untuk putranya. Dengan menjodohkan putri sahabatnya, berharap Jovan dapat yang baik.
Karena selama ini, Anita yang di kenalnya begitu baik dan sopan. Ternyata itu hanya topeng untuk menutupi kelakuannya.
"Istirahatlah, mama akan menelepon tante Sekar mu untuk mengundang nya makan malam besok," kata Saskia.
Jovan mengangguk, kemudian berpesan untuk tidak menceritakan tentang video itu. Jovan juga takut tante nya akan syok bila mengetahui semuanya.
Jovan masuk ke dalam kamarnya, tubuhnya merasa gerah lalu ia membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Jovan pun mengeringkan rambut dan tubuhnya. Kemudian berganti pakaian dengan piyama tidur.
Jovan menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Jovan tersenyum saat menatap lukisan yang terpampang di depannya.
Jovan memejamkan matanya, kemudian membukanya lagi. Jovan teringat kejadian tadi saat ia menolong Seruni.
"Seruni, andai saja kamu hadir lebih dulu, mungkin sudah sejak dulu aku jatuh cinta padamu. Inikah yang di namakan cinta pertama?" gumam Jovan.
"Andai saja Seruni lah yang jadi anaknya tante Sekar, aku akan terima perjodohan ini," batin Jovan.
Jovan perlahan memejamkan matanya, namun samar-samar ia mendengar suara memanggilnya.
"Mas Jovan sini!" Suara itu terdengar di telinga Jovan.
Jovan pun membuka matanya dan melihat sekeliling yang ternyata dia berada di suatu tempat yang tidak di kenalnya.
"Di mana ini," gumam Jovan.
"Mas Jovan!" Suara itu kembali terdengar. Jovan berjalan mendekati suara itu yang ternyata berasal dari seorang gadis.
"Seruni? Kenapa dia ada di sini?" tanya Jovan dalam hati.
Jovan terus mendekati suara itu, namun saat sudah dekat. Jovan menyentuh pundak gadis itu yang membelakangi nya.
Gadis itu menoleh, namun Jovan berteriak terkejut karena ternyata ternyata gadis itu adalah Anita dengan wajah yang menyeramkan.
"Aaaaaa...!" Jovan menjerit lalu terbangun.
"Astaghfirullah," ucapnya. Nafasnya ngos-ngosan karena kaget. Keringat pun membasahi keningnya.
"Mimpi apa aku? Bukannya tadi yang ku lihat adalah Seruni? Namun saat ku sentuh ternyata Anita dengan wajah buruknya," batin Jovan.
Jovan ke kamar mandi, ia ingin ambil air wudhu dan melaksanakan sholat. Setelah selesai sholat, Jovan pun kembali tidur.
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
yg cuma buat malu 😀😀😀
kehendak Tuhan, jngan kau i gkari, yg pasti ny kau yg akan hancur sekar/ridwan 😁😁😁