Follow IG @ersa_eysresa
Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.
Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.
Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.
Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Wanita Pilihan Saka
"Apa? "
"Nggak mungkin, "
Keterkejutan itu ditunjukkan oleh Bara dan juga Nita yang merasa tidak percaya dengan ucapan Saka. Wanita yang sejak tadi bersamanya ternyata tidak hanya seorang teman wanita, atau kekasih, tapi seorang Istri.
Brak.
Bara menggebrak meja dengan kasar dan menatap Saka dengan tatapan marah. Dan membuat Rayya ketakutan hingga bersembunyi di belakang punggung Saka.
"Jangan bercanda, Saka. Leluconmu ini tidak lucu. " ucapnya geram
"Aku tidak bercanda, Memangnya sebuah pernikahan bisa untuk bercandaan?" balas Saka dengan tenang tanpa takut sedikitpun.
"Kau–, "
"Papa memintaku untuk menikah, sekarang aku sudah menikah kenapa papa marah. Apa salahnya aku menikah dengan wanita pilihanku. " potong Saka.
Bara kembali terduduk dengan lemas mendengar bantahan dari anaknya. Ya, memang dia menginginkan Saka untuk menikah, Namun anaknya itu sangat keras kepala. Dan jika di usianya yang menginjak semakin dewasa dia tidak segera menikah,maka Dialah yang akan memilihkan wanita untuk mendampingi Saka.
Tapi sekarang? Apa yang sudah dilakukan anaknya ini. Disaat perjodohan sudah disiapkan, ada kabar pernikahan yang sangat mengejutkan. Bukankah ini akan sangat memalukan jika dia membatalkan rencana perjodohan yang akan mereka lakukan beberapa hari lagi.
"Papa kenapa, sih. Kemarin-kemarin ingin Saka segera menikah. Dan sekarang Saka sudah menikah papa kok malah marah-marah seperti ini?" tanya Lina sang istri yang merasa kebingungan dengan sikap suaminya.
"Bukannya begitu ma, kita sudah membicarakan sebelumnya kalau Saka tidak segera menikah, dia akan kita jodohkan. Dan–, "
"Dan papa pergi ke luar negeri untuk menghubungi sahabat papa, untuk mengatur perjodohanku dengan Nita, kan? benarkan tebakanku? " ucap Saka dengan nada sinis
Mendengar kata-kata Saka membuat Rayya dan Lina langsung menatap ke arah pria itu. Bagaimana dia bisa menyimpulkan hal seprti ini. Sedangkan Bara menatap Nita dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Bagaimana kamu bisa menyimpulkan hal seperti itu, Saka? " Tanya Lina penasaran, karena anaknya memiliki pemikiran yang tidak di sangka sama sekali.
"Itu bisa dibaca dengan mudah, ma. Aku bekerja dengan papa, dan merasa curiga kenapa papa pergi ke luar negeri. Padahal tidak ada agenda kunjungan atau kerja sama di luar negeri. Apalagi setelah patps pulang dia membawa Nita bersamanya. Ini adalah permainan anak-anak yang mudan di tebak. "
Saka menatap Bara dan Nita bergantian. Dia lalu menarik tubuh Rayya yang bersembunyi di belakangnya agar kembali sejajar dengannya dan memeluk pinggang nya posesif seolah menunjukkan bahwa Rayya adalah miliknya.
"Tapi itu tidak akan pernah terjadi, Pa. Aku sudah menikah secara hukum dan agama. Dialah istriku yang sudah aku nikahi beberapa hari yang lalu." kata Saka kembali memberikan pengertian kepada papanya.
"Bagaimana kamu bisa menikahi wanita tidak di kenal. Kenapa kamu selalu tidak menuruti keinginan papa, Saka. Kenapa kamu selalu membangkang. Kau akan membuat papa malu dihadapan kedua orang tua Nita. Karena papa janji akan menikahkan kalian berdua. " ucap Bara penuh kecewa.
"Tidak, akulah yang berhasil menyelamatkan diriku dari perjodohan yang papa buat dengan kedua orang tua Nita. " jawab Saka dengan tenang dan membawa istrinya kembali duduk di sofa.
"Apa maksudmu? " Bara benar-benar tidak mengerti maksud Saka, kenapa dia bicara seperti itu.
Saka tersenyum remeh dan menatap Anita yang juga menatapnya saat ini, lalu menatap istrinya dengan lembut.
"Andai papa mau mencari tau dulu siapa Nita sebelum menjodohkannya denganku. Pasti papa juga enggan untuk menjadikannya menantu di keluarga ini. " kata Saka akhirnya.
"Apa maksudmu Saka. kenapa kamu mengatakan hal itu, jika kamu tidak mau menikah denganku ya sudah tidak perlu mengatakan hal yang tidak-tidak yang akan menjatuhkan harga diriku. " ucap Nita seolah dia yang tersakiti.
"Nita benar, apa maksudmu berkata seperti itu, Saka. Kita sudah mengenal Nita sejak kalian kecil dan tumbuh bersama. Nita dari keluarga baik-baik dan pasti mendidik anaknya dengan baik seperti yang kami lakukan kepadamu. " Kata Bara yang tidak ingin Saka menjelek-jelekkan Nita tanpa sebuah bukti yang kuat.
"Sedangkan dia siapa? Kenapa kamu bicara sembarangan tentang Nita. " tunjuk Bara kepada Rayya yang sejak tadi hanya diam.
Saka tersenyum tipis dan merubah senyumnya menjadi hangat saat menatap Rayya, agar istrinya itu menjadi lebih tenang menghadapi papanya yang sangat keras kepala ini. Dan terbukti, Rayya langsung membalas senyumnya walau jantungnya berdetak cukup kencang.
Ternyata jalannya menikah dengan Saka tidak semulus di awal saat mama Lina menerimanya sebagai menantu. Sang papa mertua ternyata adalah pria yang rumit, dan sedikit keras kepala. Tapi untuk saat ini sebaiknya dia diam dan tidak mengatakan apapun sebelum ditanya.
"Dia–, dia adalah wanita sederhana dan mandiri yang bisa berdiri dengan kedua kakinya sendiri di tengah himpitan krisis kasih sayang keluarga yang dia alami sejak kecil. Dia adalah wanita kuat dan hebat." ujar Saka dengan bangganya
" Dan dia adalah istriku. Sudah seharusnya seorang Saka memiliki pendamping seperti dia, yang tidak akan menangis saat di caci tidak mengadu saat dihina. Tetap berdiri kuat disampingku dan menemani ku. Bukankah wanita seperti itu yang papa cari untuk mendampingi ku sebagai seorang istri. Bukan wanita manja dan suka mengadu saat ada masalah. " ujar Saka melirik ke arah Nita yang terlihat tidak senang setelah mendengar kata-katanya
"Maaf pa, aku harus pergi. Aku harus kembali bekerja. Aku harap papa mengerti dengan keputusanku.
Setelah mengatakan itu, Saka menarik tangan Rayya dan membawanya pergi dari rumah utama.
Selama di perjalanan Saka hanya terdiam, dia tidak ingin mengatakan apapun kepada Rayya untuk saat ini, karena dia dalam posisi kesal dan tidak ingin mengatakan hal kasar saat dia marah. Rayya mencoba memahami itu dan membiarkan Saka untuk tenang dulu.
Sedangkan di rumah utama, terlihat Lina menatap suaminya tidak suka karena sudah membuat keputusan sendiri tanpa membicarakan lebih dulu dengan dirinya.
"Papa ini apa-apaan sih. Kenapa tidak mengatakan apapun kepada mama. Saka itu anak kita berdua, jadi apapun yang berkaitan tentang dia adalah tanggung jawab kita berdua." ucap Lina kesal kepada sang suami.
"Tapi ma–,"
"Sudah cukup, untuk saat ini mama akan mendukung keputusan Saka dan pernikahannya dengan Rayya. Mama sudah nyaman dengan anak itu, dia wanita baik, pandai memasak dan seperti yang Saka katakan dia wanita kuat dan mandiri. Sejak pertama mama mengenal nya mama sudah jatuh cinta kepadanya. "
"Jadi, untuk urusan perjodohan yang papa atur dengan sahabat papa itu, sebaiknya papa urus saja sendiri, karena sejak awal papa tidak pernah membicarakannya dengan mana. "
Setelah mengatakan semua unek-unek yang terkumpul di dalam dadanya sejak tadi, akhirnya mama Lina beranjak meninggalkan suaminya. Yang tersisa hanya Bara dan Nita di ruang keluarga itu.
"Om,bagaimana ini? " tanya Nita tidak tenang.
"Aku juga tidak tau. Kalau ini akan terjadi, benar-benar diluar kendaliku." Bara sedang berfikir keras dan mencari jalan keluar tentang masalah yang sedang dia alami.