Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Batu Jiwa dan Perangkap Kuno
Qin Tian mendarat di sebuah batu besar yang menonjol dari dinding tebing. Nafasnya terengah, tombaknya masih mengeluarkan percikan petir sisa serangan sebelumnya. Tubuhnya penuh luka kecil, namun matanya justru bersinar tajam. Di hadapannya, cahaya samar keunguan berpendar dari dasar tebing — itulah Batu Jiwa, tujuan utama ujian ini.
Namun, jalan menuju ke sana tak mudah.
Gelombang tekanan spiritual semakin kuat seiring ia mendekati dasar. Itu bukan tekanan biasa. Seolah-olah ada entitas yang menatap langsung ke dalam jiwanya, mengorek ketakutan terdalam dan mencoba menghancurkan tekadnya.
“Tekanan ini… lebih kuat dari ujian ilusi,” gumam Qin Tian seraya menyalurkan Qi untuk menstabilkan pikirannya.
Ia melompat ke batu berikutnya, lalu ke celah sempit yang mengarah ke gua kecil. Di dalamnya, jalur menuju Batu Jiwa bisa dilalui tanpa harus menuruni dinding tebing secara terbuka.
Namun, begitu memasuki gua itu, suhu langsung menurun drastis.
Udara berubah tipis. Kabut ungu mengambang, dan suara-suara bisikan mengerikan terdengar di telinga.
“Tinggalkan kultivasimu… Serahkan kekuatanmu… Kau tidak pantas…”
Qin Tian menggertakkan gigi. Suara itu bukan berasal dari makhluk luar, melainkan dari formasi jiwa kuno yang menjaga Batu Jiwa. Ia mempercepat langkah, menyibak kabut dengan putaran Qi Petir.
Setelah berbelok beberapa kali, akhirnya ia tiba di sebuah ruangan berbentuk bundar. Di tengahnya, di atas altar batu yang terukir simbol kuno, berdiri Batu Jiwa seukuran kepala manusia, memancarkan aura spiritual murni.
Namun, begitu ia melangkah mendekat—
KRRAAAAK!
Tanah berguncang. Simbol-simbol di altar menyala, dan dari dinding-dinding gua, muncul sosok-sosok bayangan. Mereka adalah jiwa-jiwa penjaga, sisa kesadaran para murid masa lalu yang gagal dan terjebak dalam formasi.
Tanpa ragu, mereka menyerbu Qin Tian dengan suara meraung.
“Formasi jiwa dan bayangan roh… ini bukan ujian biasa lagi,” gumam Qin Tian.
Ia mencelupkan tombaknya ke tanah, mengedarkan Qi di seluruh meridian tubuhnya. Petir mulai menari di sekujur tubuhnya, dan teknik terlarangnya kembali ia aktifkan.
“Jurus Kedua: Petir Membelah Jiwa!”
Ledakan petir berwarna ungu kebiruan menyambar dari tombaknya, membentuk naga mini yang langsung menerjang ke arah para bayangan. Begitu terkena, bayangan-bayangan itu berteriak dan meledak menjadi asap hitam, namun tidak semuanya hancur.
Beberapa masih mendekat, mencoba menyusup ke dalam pikirannya.
Qin Tian menutup mata, memusatkan kehendaknya.
“Kalau ini ujian kehendak, maka kehendakku adalah seperti petir—tak pernah gentar di langit badai!”
Sebuah gelombang aura keluar dari tubuhnya, memantul dari dinding gua dan menghancurkan sisa-sisa bayangan itu.
Saat semuanya hening, ia tersungkur berlutut. Nafasnya memburu, namun matanya menatap Batu Jiwa dengan tenang.
Ia melangkah maju, mengulurkan tangan, dan menggenggam batu itu.
Drrrttt!
Seketika, cahaya dari Batu Jiwa menyelimuti tubuhnya, menyalurkan energi murni langsung ke dalam dantiannya. Tidak hanya sebagai bukti kelulusan ujian, Batu Jiwa juga memberikan peningkatan spiritual—sebuah berkah bagi mereka yang berhasil mengambilnya.
Qi Tian merasa tubuhnya lebih ringan. Energi spiritual di tubuhnya lebih murni dan terkendali. Ia tahu, dengan ini, satu langkah lagi ia akan memasuki Tingkat Qi Menengah, melampaui banyak murid luar biasa lain di usianya.
Namun, sebelum ia beranjak, suara tawa terdengar dari mulut gua.
“Hei, aku sudah menduga kau yang akan sampai duluan.”
Itu suara Ren Bai.
Ia muncul dari kegelapan, berdiri santai dengan tangan di belakang punggungnya.
Qin Tian menatapnya tajam. “Kau juga ingin Batu Jiwa ini?”
Ren Bai tertawa pelan. “Tidak. Aku hanya ingin melihat seperti apa anak yang bisa menghancurkan dunia ilusi dengan tekad, lalu menaklukkan formasi jiwa sendirian. Dan sekarang aku mengerti.”
Ia menatap tajam. “Kau bukan hanya berbakat… kau berbahaya.”
Qin Tian tidak menjawab. Ia menyimpan Batu Jiwa ke dalam cincin penyimpanan dan bersiap pergi.
Ren Bai menyipitkan mata. “Kita akan bertemu lagi… dan saat itu, bukan hanya ujian yang akan menantimu.”
---
Di luar Tebing Tanpa Dasar, Penatua Yuan membuka matanya dan tersenyum tipis. Kristal pantau di tangannya menunjukkan sosok Qin Tian yang keluar dari gua dengan Batu Jiwa di tangan.
“Benih naga... akhirnya tumbuh juga.”