NovelToon NovelToon
Dijebak Di Malam Pengantin

Dijebak Di Malam Pengantin

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:565.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Aura, gadis berusia 26 tahun yang selama hidupnya tidak pernah memahami arti cinta.

Karena permintaan keluarga, Aura menyetujui perjodohan dengan Jeno.

Akan tetapi, malam itu akad tak berlanjut, karena Aura yang tiba-tiba menghilang di malam pengantinnya.

Entah apa yang terjadi, hingga keesokan harinya Aura justru terbangun di sebuah kamar bersama Rayyan yang adalah anak dari ART di kediamannya.

"Aku akan bertanggung jawab," kata Rayyan lugas.

Aura berdecih. "Aku tidak butuh pertanggungjawaban darimu, anggap ini tidak pernah terjadi," pungkasnya.

"Lalu, bagaimana jika kamu hamil?"

Aura membeku, pemikirannya belum sampai kesana.

"Tidak akan hamil jika hanya melakukannya satu kali." Aura membuang muka, tak berani menatap netra Rayyan.

"Aku rasa nilai pelajaran biologimu pasti buruk," cibir Rayyan dengan senyum yang tertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Sadar

Aura mengalami kecelakaan yang tidak terelakkan. Dia dinyatakan kritis. Tapi sebuah mukjizat terjadi, janinnya tidak gugur. Aura masih mengandung dalam kondisinya yang memprihatinkan.

Padahal, saat kejadian itu terjadi, Mama Yara sampai syok saat melihat jika Aura terjepit diantara mobil-mobil itu. Memang Aura dalam posisi meringkuk yang seolah melindungi perutnya dari benturan. Tidak disangka ternyata upaya itu pula yang membuat kandungannya tetap bertahan.

Mama Yara terus menangis disana. Dia butuh kekuatan dari orang lain, nyatanya sejak awal dia memang hanya sendirian untuk menyusul Aura di Jerman.

Kecelakaan ini sama sekali diluar prediksi. Mama Yara sampai tidak bisa berkata-kata saat sambungan teleponnya terhubung dengan sang suami di Indonesia.

"Aura kecelakaan." Hanya itu yang bisa Mama Yara katakan lewat sambungan seluler. Suaranya tercekat, tenggorokannya kering sehingga dia tidak bisa berkata lebih lanjut. Setidaknya Papa Sky akan tau jika dia tidak baik-baik saja, begitupun dengan Aura.

Mama Yara menunggui Aura diluar ruang perawatan. Akan tetapi, Dokter yang menanganinya mengatakan hal yang sulit untuk Mama Yara pilih.

"Kandungan yang ada dalam janin Ibu Aura, menghambat proses untuk operasi. Melakukan bius total atau lokal, sama-sama beresiko untuk kehamilannya."

Itulah yang Mama Yara tangkap saat Dokter menjelaskan kondisi putrinya. Sementara disaat yang sama, Aura harus segera melakukan operasi karena dia mengalami pendarahan yang cukup serius di bagian kepalanya.

"Kenapa Aura harus mengalami hal ini? Apa tidak cukup semua penderitaan yang Aura alami sejak dia remaja?" Mama Yara mengesah frustasi. Baginya, cobaan hidup putrinya terlalu berat. Apakah sekarang Aura harus merelakan kandungan yang bahkan baru saja dia terima kehadirannya, demi keselamatan hidup Aura sendiri?

...***...

Keadaan Rumah Sakit sangat senyap ketika seorang pria menyambangi bangsal perawatan dimana Aura berada. Pria itu tidak berani masuk, hanya bisa melihat Aura dari kaca kecil yang ada ditengah pintu ruangan. Dia takut kedatangannya justru membuat Aura syok.

Dia adalah Rayyan. Dia tiba di Jerman saat hari sudah memasuki waktu subuh.

"Gimana keadaan Aura, Tante?" Rayyan akhirnya bertanya pada Mama Yara yang keluar dari ruangan saat menyadari kedatangan pemuda itu.

"Aura udah selesai di operasi, dia sedang menunggu pemulihan pasca operasi. Tapi ..."

"Saya sudah mendengarnya, Tante." Rayyan berujar lesu. Kepalanya tertekuk ke bawah dan menatap pada lantai berwarna putih disana. Dia tahu jika Aura kini sudah kehilangan janin itu, bayi mereka.

"Papa dimana?"

"Maksud Tante Pak Sky?"

"Iya, Papanya Aura. Suami saya. Kalian berangkat bersama kan?"

"Tadi saya meminta Pak Sky untuk istirahat dulu di Apartmen Aura, saya sudah mengantarnya kesana. Lagipula, ini memang waktu untuk beristirahat. Saya takut jika Pak Sky memaksakan kesini justru akan berpengaruh pada kondisi kesehatan beliau. Diluar juga baru saja turun salju."

Mama Yara memijat pangkal hidungnya, hanya sesaat, kemudian dia menatap Rayyan serius.

"Kata Dokter, Aura masih terpengaruh dengan obat bius akibat operasinya. Jadi, sebelum dia sadar Tante mau kalian menikah secepatnya."

Rayyan mengernyit. "Maksud Tante, saya dan Aura akan menikah dalam keadaan Aura yang seperti itu?" tanyanya.

Mama Yara mengangguk. "Dengar, Rayyan. Aura sudah kehilangan terlalu banyak dalam hidupnya. Terakhir, itu karena kamu. Bayi yang baru saja dia terima kehadirannya juga telah tiada. Saya harap, kamu masih mau bertanggung jawab meskipun Aura sudah tidak dalam kondisi mengandung," paparnya.

"Saya akan tetap bertanggung jawab, Tante." Rayyan menekankan kata-katanya. "Tapi saya takut reaksi Aura akan syok, setelah saya menikahinya tanpa persetujuannya seperti ini?" ujarnya ikut frustrasi.

Mama Yara tampak terdiam sejenak, sepertinya dia tengah memikirkan ucapan Rayyan. Tapi, dibanding takut Aura syok karena pernikahan dengan Rayyan itu, Mama Yara lebih takut jika anaknya tidak memiliki masa depan. Jika Aura memilih tidak akan menikah sama sekali di seumur hidupnya, maka Aura tidak dapat menggantikan janin yang hari ini sudah dipaksa gugur. Mama Yara amat merasa berdosa karena hal ini jadi dia seakan tidak memiliki pilihan lain.

Selain itu, Mama Yara pesimis jika masih ada yang mau menerima kondisi Aura setelah semua kejadian yang menimpa gadis itu. Aura bukan cuma pernah depresi saat remaja, tapi baru-baru ini Aura bahkan gagal menikah, kehilangan kehormatan, berlanjut dengan kecelakaan, hingga keguguran. Begitu banyak penderitaan Aura yang datang silih-berganti, jadi wajar jika Mama Yara berpikir jika tidak akan ada yang mau membersamai putrinya yang dalam kondisi demikian.

"Buktikan pertanggung jawaban kamu dengan menikahi Aura pagi ini juga. Saya tunggu itikad baik kamu." Mama Yara sudah tiba pada keputusan final. Setidaknya, dia juga sudah tau jika Rayyan adalah pria baik-baik yang bertanggung jawab. Dia juga tau jika pemuda itu telah mencintai putrinya sejak lama--begitulah yang suaminya sampaikan lewat telepon tempo hari.

"Baik, jika itu adalah keinginan Tante, Saya juga ingin membuktikan sikap tanggung jawab saya kepada Aura. Saya akan menikahinya secepatnya." Rayyan seolah sudah siap menerima resiko dari keputusannya hari ini.

Rayyan beranjak dari hadapan Mama Yara setelah dia undur diri dengan takzim.

...****...

Aura terkesiap kaget saat dia sadar justru melihat seorang pria yang tidak asing tengah tertidur di sofa yang ada dalam ruang perawatannya.

Aura menyipitkan mata, meringis sekilas saat merasakan sakit dikepalanya. Sekarang dia sadar bahwa kepalanya tengah dibalut perban.

Saat hendak mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, Aura refleks meringis sebab merasakan nyeri di kepala dan beberapa bagian tubuhnya.

"Arkh ..."

Disaat bersamaan, Rayyan pun terbangun dari tidurnya sebab mendengar suara Aura yang sepertinya sudah sadar.

"Kamu mau apa? Biar aku bantu," ujar Rayyan pelan. Dia menatap sendu ke arah Aura.

Aura menepis tangan Rayyan yang hampir menyentuhnya. Dia tidak mau ada kontak fisik dengan pemuda itu.

Rayyan menghela nafas pendek sebab penolakan gadis itu.

"Mana Mama? Kenapa kamu yang ada disini? Kenapa kamu bisa di Jerman?"

"Mama kamu pulang dulu, nanti akan kembali. Mungkin sebentar lagi. Soal aku ada disini, aku mau menemani Papa kamu ke Jerman sekaligus melihat keadaan kamu."

Aura membuang pandangannya ke samping. Dalam pemikirannya, untuk apa pula Rayyan ikut-ikutan sang Papa untuk mengunjunginya? Tidak masuk akal. Seharusnya Papa Sky ditemani oleh Cean atau Rion, itu lebih cocok karena mereka adalah putranya. Sedangkan Rayyan? Siapa? Dia bukan siapa-siapa.

"Kamu jangan banyak gerak dulu, lebih baik baring seperti ini dulu, ya?"

"Hmm ..." Aura menyahut lebih seperti bergumam.

Rayyan tersenyum meski respon Aura belum bisa dikatakan baik terhadapnya, tapi dia bersyukur karena Aura mulai mau menanggapinya. Rayyan tahu Aura masih bisa tenang sekarang karena gadis itu belum mengetahui jika dia telah kehilangan janinnya. Jika nanti Aura menyadari hal itu, pasti dia akan berubah sikap lagi, pikir Rayyan.

"Kalau kamu butuh apa-apa, bilang sama aku, ya?"

Aura kembali menyahut dengan respon yang sama. Dia belum bisa memaklumi keberadaan Rayyan di ruangannya serta kenapa orangtuanya justru membiarkannya saja dalam perawatan pria itu.

Beberapa saat berlalu, Aura sudah menolak penawaran Rayyan untuk yang kesekian kalinya. Sejatinya Aura sangat haus tapi dia enggan meminta pada Rayyan meski pemuda itu berulang kali menawarinya untuk minum atau memakan buah-buahan yang sudah dia kupas.

"Kamu yakin gak mau minum? Nanti kamu dehidrasi." Sekali lagi Rayyan menawarkan tapi Aura tidak menangapi hal itu.

"Kalau gak mau minum, kamu mau apa? Biar aku ambilkan."

"Aku mau kamu pergi dari sini. Bisa?" senggak Aura.

Rayyan menanggapinya dengan senyuman tipis. Disaat yang sama, kedua orangtua Aura sudah kembali ke bangsal perawatan itu dan mereka tak sengaja mendengar Aura yang marah pada Rayyan.

"Aura? Kamu udah sadar, Nak!"

"Mama, Papa? Kenapa ninggalin Aura disini berdua sama dia?" Aura mencebik tak senang.

"Kamu yang kenapa jadi judes begitu?" sahut Papa Sky mencoba mencairkan suasana. "Baru juga dioperasi," sambungnya heran.

"Aura gak suka ada dia disini, Ma, Pa."

"Mulai sekarang kamu harus suka. Karena Rayyan adalah suami kamu."

Ucapan sang Papa membuat mata Aura membola. Ini dia tidak sedang bermimpi, kan? Atau dia masih dalam pengaruh obat mengingat mereka bilang tadi dia baru selesai di operasi?

"Ma?" Aura menatap sang Mama mencoba meminta kejelasan dari ucapan sang Papa. Ini maksudnya apa? Begitulah arti tatapan Aura terhadap Mamanya.

Mama Yara mengangguk seolah mengiyakan pernyataan Papa Sky. Aura semakin bingung, bagaimana bisa disaat dia tersadar justru statusnya telah menjadi istri dari seseorang? Dan orang itu adalah Rayyan. Benarkah?

...Bersambung ......

1
Erry Shintia
Luar biasa
Sita Sit
kereñnn ,buat aura bener2 menyesali perbuatannya sama rayyan
Sita Sit
baru nyesel ya ra ,kasian Rayyan ya
Sita Sit
rasain kau aura,gak ada rasa syukurnya dpt suami sempurna gitu
Anonymous
Biasa
Anonymous
Buruk
Chyntia Rizky 🖋️: gak baca tp bisa menilai karya saya dgn bintang satu. besok-besok buat karya sendiri saja ya kak... yg mungkin bisa sampe bintang 10. terimakasih sudah kesini. sepertinya semua novel yg dikunjungi tidak ada yg bagus menurut kakak🙏🏻
total 1 replies
Sita Sit
karyamu bagus bagus Thor ,semangat ,aku mau coba baca semua
Siti Nina
oke
74 Jameela
Bagus ceritanya..smngt&sukses kak
Juan Sastra
bagus thorr
Juan Sastra
hadeeeh rayyan harusnya tuh bilangnya,, makasih sayang sembari cium cium
Juan Sastra
syukur,,,
Juan Sastra
mati saja kau aura,,, semoga di perkosa benaran oleh sandy biar gila sekalian kau.. bego banget
Juan Sastra
lama amat sih masalah man bisa buat aura klepek klepek,, bikin cemburu baru bisa
Juan Sastra
kasih poto aja lagi makan siang perempuan cantik, pasti uring uringan tuh
Syahilla Naazifa
Luar biasa
Syahilla Naazifa
Lumayan
khitara
ya.....rasakan sendiri
khitara
wow wow wow
khitara
aaaa....bagus banget ceritanya thor.....mampir juga kelapak q thor, di paksa mencintai dan cinta gadis dingin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!