Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
"Bi Asiihh...!!!" terdengar suara teriakan Cala dari arah belakang tempat Rowan duduk.
Sontak keduanya langsung menoleh menatap kedatangan Cala yang berlari menghampiri mereka, Bi Asih seketika berdiri dari duduknya dan berlari kecil kearah Cala. Keduanya langsung saling berpelukan melepas rindu. Namun, berbeda dengan Rowan. Lelaki itu memicingkan matanya menatap Cala dan dibenaknya bertanya-tanya, sejak kapan istrinya itu sadar? sedangkan saat ia tinggal tadi masih dalam keadaan pingsan dan juga lihatlah, pakaian yang Cala kenakan juga sudah berbeda. Apa istrinya itu berganti baju secepat kilat? Bahkan belum ada satu jam Rowan meninggalkan Cala didalam kamar.
"Non Cala, bibi kangen sama non", ucap Bi Asih suaranya bergetar menahan tangis.
"Cala juga rindu sama bibi", Cala membalas pelukan Bi Asih dengan tak kalah eratnya, tangisnya juga langsung pecah melihat kedatangan Bi Asih. Ia juga sangat merindukan wanita oaruh baya itu yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.
Kemudian, Bi Asih mengurai pelukannya menangkup pipi Cala dengan kedua tangannya. Dihapusnya airmata Cala yang membasahi pipi mulus perempuan itu dengan ibu jarinya.
"Non Cala sehat ?"tanya Bi Asih lembut
"Sehat bi, Bi Asih juga kan ?", tanya nya balik
Bi Asih menganggukkan kepalanya, "Bibi sehat non".
Tanpa keduanya sadari, Rowan sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya. Entahlah, ada perasaan hangat yang menjalar didalam hatinya ketika melihat bagaimana dua wanita beda generasi itu berpelukan melepas rindu tanpa memandang status sosial mereka. Bahkan keduanya terlihat seperti ibu dan anak kandung.
Rowan jadi berpikir jika ia mengenalkan Cala dengan Mommy Riana, apa keduanya akan akrab seperti itu? pikirnya
"Ekhem.. " Rowan berdehem membuat Cala dan Bi Asih seketika menoleh menatapnya
"Rowan, boleh aku minta waktu buat ngobrol sama bi Asih ?" tanya Cala meminta izin
Mendengar itu, Rowan tidak mungkin jika tidak memberinya izin. Apalagi Rowan bisa melihat jika niat bi Asih datang kemari memang untuk bertemu dengan Cala, bukan memiliki maksud lain.
"hmm, waktu mu hanya satu jam. Setelah itu kemasi barang yang akan kamu bawa. Jam satu siang kita berangkat ke bandara". Ucap Rowan
Cala mengerutkan dahinya bingung, "Bandara ?"
"Kau harus temani aku ke kota S selama dua hari, bukankah istri harus ikut kemana pun suaminya pergi". Tukas Rowan
"Tapi-"
"Aku tidak menerima bantahan apapun Cala, jadi gunakan waktu satu jam itu sebaik-baiknya atau aku akan berubah pikiran". Setelah mengatakan itu, Rowan langsung beranjak dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju ruang kerja miliknya yang berada dilantai dua disamping kamar Cala.
"Non.. " panggil Bi Asih mengalihkan atensi Cala yang masih menatap kepergian Rowan hingga punggung lebar lelaki itu sudah tak terlihat lagi.
"Ayo duduk bi, bibi mau minum apa ?" Cala mengajak Bi Asih untuk kembali duduk dan ia juga mendudukkan dirinya disamping bi Asih.
Bi Asih menggelengkan kepalanya pelan, "Gak usah non. Bibi kesini cuma kangen sama non Cala dan juga bibi mau bilang kalo bibi udah gak kerja lagi dirumah tuan Hestu".
"Bibi dipecat ?" serunya terkejut
"Tidak non, bibi memang ingin berhenti bekerja dirumah tuan Hestu. Bibi mau pulang kampung non, bibi juga udah kangen sama cucu bibi..." ucapnya sambil mengulas senyum tipis, kemudian Bi Asih meraih kedua tangan Cala dan menggenggam nya erat.
"Non, janji ya sama bibi. Non Cala harus hidup bahagia. Maafin bibi sudah tidak bisa bisa ditemani Cala lagi tapi sekarang sudah ada tuan Rowan yang akan gantikan bibi jagain juga sayangi non Cala".
"Bibi bicara apa sih? aku nikah sama Rowan hanya gantikan Ivana bi". Tukas Cala mengingatkan jika ia hanya pengantin pengganti mempelai wanita nya. Ia juga tidak akan berharap lebih pada pernikahan ini.
''Bibi paham non, tapi percayalah sama bibi kelak pernikahan non Cala dengan tuan Rowan akan berakhir bahagia meskipun harus menghadapi badai yang sangat besar nanti nya. Tapi pesan bibi hanya satu non, tetap pertahankan pernikahan kalian karena suatu saat nanti akan ada keajaiban besar dibalik pernikahan ini". Pesan Bi Asih
Cala terkekeh pelan mendengarnya, " Cala akan terus mengingat pesan Bi Asih ini. Tapi, Cala juga tidak mau berharap lebih pada pernikahan ini bi. Cala hanya pasrah mengikuti arah yang akan membawa pernikahan ini entah kemana".
.
.
Ruang Kerja
Kini Rowan tengah berada diruang kerjanya bersama dengan Ardi yang ia minta untuk datang kemansion, Pak Seto juga ketiga maid perempuannya yang sudah berbuat masalah dengan istrinya. Dan, ia juga membiarkan Bi Asih mengobrol dengan Cala untuk melepas rindunya, itupun juga tak luput dari pengawasannya melalui kamera cctv yang tersambung dilayar ponselnya.
"Tuan.. Kami minta maaf atas perbuatan yang kita lakukan, kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi". Ucap Irma memohon mewakili kedua temannya, tapi tetap saja bagaimanapun dia adalah dalang sekaligus pelaku utamanya.
Rowan yang sedang duduk dikursi kebesarannya pu langsung mengalihkan atensinya menatap dingin kearah Irma dan kedua temannya secara bergantian.
"Apa kalian melupakan konsekuensi yang akan kalian dapatkan jika membuat masalah dimansion ku ?" Ujar Rowan tegas
Irma dan kedua temannya terdiam sambil menundukkan kepala. Satu kecerobohan mereka yaitu melupakan peraturan saat bekerja dimansion Rowan. Padahal sebelum mereka diterima bekerja disana, mereka sudah lebih dulu diberikan lembaran kertas yang berisikan peraturan-peraturan yang harus mereka patuhi ketika bekerja dengan didalam mansion dan kertas itu juga mereka tanda tangani dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari siapapun.
Mendengar itu, Irma langsung duduk bersimpuh dilantai dan diikuti oleh kedua temannya seraya menangkupkan tangannya dan menundukkan kepalanya.
"Ampun tuan.. Kami benar-benar meminta maaf dan menyesali perbuatan kami". Ucap Yani teman Irma
"Tolong maafkan kami tuan, k-kami hanya disuruh oleh Irma tuan", Ujar Siti menimpali ucapan Yani. Air matanya sudah jatuh berguguran, ia takut dipecat oleh Rowan dan namanya dibuat buruk dimata semua orang.
Irma yang mendengar itu menolehkan kepalanya dengan mata yang membulat. Sialan sekali temannya ini malah menyudutkannya seorang diri.
"Pak Seto..." panggil Rowan pada kepala pengurus pelayan
"Ya tuan", sahut Pak Seto sambil menundukkan kepala
"Kau tau kan apa yang harus dilakukan jika ada yang berbuat masalah dimansion ku?" ujar Rowan
Pak Seto mengangguk, "Ya tuan saya paham".
"Lakukan tugas mu sekarang!" perintahnya tegas
Pak Seto segera mendekati Irma dan kedua temannya, ia lalu menarik lengan Yani dan Siti.
"Ardi, bantu Pak Seto bawa wanita itu keluar dari sini. Aku tidak ingin ada tikus-tikus kecil yang hanya akan mengotori mansion ku". Ucap Rowan pada Ardi
"Baik tuan".
.
.
.
To be continue...
Haii jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen.. Terimakasih ♥️🌹
pasti Rowan hanya anak sambung kan?
duh bakal da kejutan pa ge eaa wat Rowan..