Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.
Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alena
Part 15
Suara hingar bingar musik memenuhi ruangan diskotek. Alunan musik yang dibawakan oleh seorang disjoki melalui sistem PA. Dengan piringan hitam dan berbagai varian musik lokal, musik disko, funk, dan elektro terdengar bercampur aduk.
"Siapa nama mu?" Tanya Zafran pada wanita yang berpakaian serba minim. Bahkan belahan alur dadanya terlihat jelas.
"Anggi. Tuan! Apa aku terlihat cantik?" Tanya Anggi senang saat melihat Zafran menatapnya intens. Zafran tidak menanggapi pertanyaan Anggi, Anggi terlihat kecewa dengan wajah cemberut.
"Kamu?" Zafran memindahkan tatapannya ke sebelah kiri. Wanita di sebelah kirinya tidak kalah cantik, dengan dres warna biru yang serba kekurangan bahan. Wanita itu sangat piawai memijat lengan Zafran.
"Aku Vina. Tuan," ujarnya dengan sangat manja.
"Aku bisa memuaskan tuan sampai ke ubun-ubun," ujar Vina manja sambil meraba dada bidang Zafran.
Mendengar penuturan Vina membuat Zafran merinding. Bukan karena bernafsu, tapi karena merasa jijik, dia membayangkan kalau tubuh cantik Vina pasti sudah dijamah banyak laki-laki.
Zafran menatap bergantian pada dua wanita yang ada di sampingnya. Wanita-wanita cantik yang tak punya harga diri, demi uang mau saja disentuh oleh laki-laki hidung belang, untuk penuntas nafsu mereka.
"Dasar perempuan-perempuan malam," batin Zafran.
Sepuluh menit kemudian Rayzad sampai di halaman diskotek. Setelah memarkir mobilnya dia berjalan masuk ke dalan diskotek. Rayzad memindai ruangan remamg-remamg itu, mencari sosok Zafran. Begitu mengetahui keberadaannya Ray pun mendekat.
"Menjauhlah. Tuan saya ini bahaya, bisa menelan perempuan hidup-hidup," ujar Rayzad sambil terkekeh.
Kedua wanita itu spontan menatap Rayzad yang baru sampai, kemudian saling berpandang. Rayzad mengeluarkan dua ikat uang ratusan dan melemparkan pada dua wanita itu.
Anggi dan Vina saling berpandangan, seraya meraih uang yang dilemparkan Rayzad.
"Terima kasih. Tuan," ujar Anggi dan Vina, lalu keduanya menjauh.
"Apa Tuan ingin mencari istri kesepuluh?" Tanya Rayzad saat sudah duduk di samping Zafran.
"Tidak! Aku tidak butuh mereka."
"Kalau tidak butuh mereka. Kenapa tuan ke tempat ini. Tempat ini tidak sehat buat tuan yang berniat untuk menjadi laki-laki setia yang sejati," bisik Rayzad.
Mendengar ucapan Rayzad. Zafran meraup habis wajah dengan kedua tangannya, lalu dia menarik nafas dalam. Benar kata Rayzad, tempat ini akan membawanya kembali ke masa lalu.
"Yuk! Kita pergi dari sini." Zafran berdiri dari duduknya.
"Tuan Zafran mau ke mana?" Tanya Safwan mendekat.
"Kami mau pulang." Rayzad yang menjawab.
"Kenapa begitu buru-buru. Aku punya barang baru," ujar Safwan berusaha menahan Zafran.
Dulu beberapa kali Safwan meraih keuntungan dengan menawarkan gadis perawan untuk jadi istri semalam Zafran. Dan kali ini dia berharap menawarkan peruntungan baru.
"Kamu serius," ujar Zafran pandangannya beralih pada Safwan.
"Iya. Aku bisa membawanya untuk tuan," ujar Safwan mengangguk.
"Tuan Zafran sudah punya pilihan, dia sudah tak butuh wanita darimu lagi." Rayzad menanggapi ucapan Safwan
"Kali ini aku kasih barang bagus dan diskon?" Safwan kembali menawarkan, karena dia tidak ingin mangsanya pergi.
"Tidak ada tawar menawar," jawab Rayzad, lalu menggamit lengan Zafran membawanya keluar diskotek.
"Apa tuan lagi ada masalah?" Tanya Rayzad saat sudah berada di parkir.
"Tidak! Kenapa kamu bertanya seperti itu. Apa wajahku terlihat penuh masalah," ujar Zafran menunjuk wajahnya sambil tertawa.
Keduanya berpisah dan masuk ke dalam mobil masing-masing. Zafran meluncur meninggalkan diskotek menuju jalan raya, Ray pun meluncur mengikuti mobil Zafran dari belakang. Ray memastikan kalau Zafran kembali ke apartement, baru dia meluncur kembali ke rumah.
Sementara Kayesa di rumah kontrakannya, masih lembur membuat nastar pesanan dari pelanggannya yang sudah terlanjur diterimanya, sebelum dia kembali bekerja di kantor Zafran.
"Besok semua pesanan akan diambil pelanggan. Apa malam ini bisa kita selesaikan," ujar Maeka khawatir. Padahal semalam setengah hari Maeka ditolong Malika.
"Entahlah. Jika kita batalkan, pelanggan-pelanggan kita pasti sangat kecewa. Dan kita akan kehilangan mereka." Kayesa menarik nafas resah.
"Apa aku besok ijin saja sama tuan Zafran," guman Kayesa.
"Jangan. Nya! Nyonya kan baru masuk kerja lagi. Bagaimana kalau nyonya dipecat."
"Tidak apa-apa. Aku juga sudah tidak terlalu berharap bekerja di kantor besar itu."
"Terserah nyonya saja," ujar Maeka. Mereka berdua meneruskan pekerjaan hingga larut malam dan baru tidur pukul tiga dini hari.
******
Subuh Kayesa sudah terbangun, setelah mengerjakan shalat subuh dia dan Maeka meneruskan membuat nastar pesanan pelanggan.
"Nyonya benaran tidak ngantor hari ini?" Tanya Maeka. Biasanya pukul enam Kayesa sudah rapi.
"Iya! Aku ijin saja sama tuan Zafran. Jika tidak diijinkan aku tidak akan pernah kembali ke sana," ujar Kayesa seraya meraih ponselnya.
(Assalamualaikum. Tuan! Saya minta ijin tidak masuk kerja hari ini) dengan mengucap basmallah dan berdoa agar hari Zafran dilembutkan. Kayesa mengirin pesan whatsapp setelah dia mendapatkan nomor ponsel Zafran dari Rayzad. Karena hanya Rayzad yang punya nomor kontak pribadi Zafran.
Lima menit kemudian. Kayesa menilik kembali ke layar ponselnya, pesannya masih centang satu, itu artinya whatsapp Zafran belum aktif. Kayesa kembali meletak ponselnya, dia sudah pasrah jika dipecat Zafran untuk kedua kalinya. Kayesa meneruskan pekerjaannya.
"Apa nyonya sudah dapat ijin?" Tanya Maeka. Walaupun Kayesa sudah pasrah. Namun, wajah sedihnya terlihat jelas.
"Belum. Pesanku belum dibaca sama Zafran."
"Oh," hanya itu yang keluar dari mulut Maeka. Maeka tak bisa berbuat apa-apa, karena untuk menyelesaikan orderan nastar, dia butuh ahlinya seperti Kayesa.
Perasaan Kayesa menjadi tidak tenang, setelah berkali-kali diceknya whatsapp. Pesannya pada Zafran masih centang satu. Kayesa memutuskan untuk menelepon Ruhi, meminta ijin pada Ruhi dan Ruhi berjanji akan menjelaskan keadaan Kayesa. Jika Zafran datang nanti.
Pukul sembilan pagi belum ada tanda-tanda Zafran sampai ke kantor. Ruhi menemui Rayzad dan menanyakan keberadaan Zafran, Rayzad pun tidak tahu ke mana bosnya itu. Tak biasanya jam segini belum ngantor.
Dreet... Dreet... Dreet..
"Panjang umurnya," ucap Ray saat melihat panggilan di layar ponselnya.
"Ray! Tolong kasih tau semua karyawan, kalau nyonya Asaka akan berkunjung ke kantor satu jam lagi."
"Baik Tuan. Apa yang harus kami persiapkan untuk penyambutan beliau."
"Tak perlu persiapan apa-apa. Bekerja saja seperti biasa." Zafran mengakhiri panggilan teleponnya.
Zafran dan Asaka mamanya sedang berada di bandara. Mereka berdua menunggu ke datangan Alena calon sang sekretaris yang dutawarkan Asaka untuk Zafran.
"Berapa lama lagi kita di sini. Ma!" Zafran paling tidak suka dengan pekarjaan menunggu, baginya selain membosankan juga buang waktu.
"Sebentar lagi. Paling lama tiga puluh menit," jawab Asaka sambil memainkan layar ponselnya.
Tarikan nafas Zafran sangat berat. Kalau bukan permintaan mamanya, sudah lama dia pergi dari sini. Sambil mengusir jenuh, Zafran merogoh saku celana mengambil ponsel pribadinya, masuk ke aplikasi whatsapp, meneriksa satu persatu pesan dari rekan bisnisnya. Terakhir mata Zafran tertuju pada pesan nomor tak dikenal.
Zafran tidak langsung membuka pesan dari Kayesa. Tapi dia mengklik foto profil dan menzomnya. Tertera foto ganteng Kiano. Lama Zafran menatap foto itu baru dia membaca pesan yang dikirim Kayesa.
(Iya! Kamu boleh libur. Aku kasih waktu selama dua hari) Zafran membalas pesan dari Kayesa.
Setelah membalas pesan Kayesa. Zafran kembali mematapi foto Kiano. Semskin ditatapnya foto itu, semakin dia melihat dirinya di foto itu. Zafran meraba wajah Kiano.
"Zafran! Ini Alena." Tiba-tiba Asaka sudah berdiri di sampingnya dengan seorang wanita cantik. Zafran terkejut dan segera menyembunyikan ponselnya. Sejurus menatap wanita yang sedang menegang travelbag.
😅😅😅
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.