NovelToon NovelToon
MENGEJAR CINTA PAK GURU

MENGEJAR CINTA PAK GURU

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bareta

Arjuna Hartono tiba-tiba mendapat ultimatum bahwa dirinya harus menikahi putri teman papanya yang baru berusia 16 tahun.

“Mana bisa aku menikah sama bocah, Pa. Lagipula Juna sudah punya Luna, wanita yang akan menjadi calon istri Juna.”

“Kalau kamu menolak, berarti kamu sudah siap menerima konsekuensinya. Semua fasilitasmu papa tarik kembali termasuk jabatan CEO di Perusahaan.”

Arjuna, pria berusia 25 tahun itu terdiam. Berpikir matang-matang apakah dia siap menjalani kondisi dari titik nol lagi kalau papa menarik semuanya. Apakah Luna yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun sudi menerimanya?

Karena rasa gengsi menerima paksaan papa yang tetap akan menikahkannya dengan atau tanpa persetujuan Arjuna, pria itu memilih melepaskan semua dan meninggalkan kemewahannya.

Dari CEO, Arjuna pun turun pangkat jadi guru matematika sebuah SMA Swasta yang cukup ternama, itupun atas bantuan koneksi temannya.

Ternyata Luna memilih meninggalkannya, membuat hati Arjuna merasa kecewa dan sakit. Belum pulih dari sakit hatinya, Arjuna dipusingkan dengan hubungan menyebalkan dengan salah satu siswi bermasalah di tempatnya mengajar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Bukan Karyawisata

Selesai sarapan, Arjuna dan keeempat sahabatnya memutuskan untuk berjalan-jalan di seputaran kota Ambarawa. Dono tidak bisa diganggu karena harus mengikuti prosesi adat Jawa.

Semula mereka mau melihat berlangsungnya prosesi tersebut, namun atas permintaan keluarga Wiwik untuk membatasi jumlah anggota keluarga yang ikut, niat itu diurungkan.

Kelimanya sedang berdiri di parkiran sambil berdiskusi tujuan mereka pagi ini, saat sebuah mobil minibus masuk ke area parkir.

“Pak Juna !” Dari bangku depan seorang pria baya membuka jendela.

Arjuna memutar badan ke arah suara. Kedua pria itu terlihat kaget karena tidak menyangka akan bertemu di Ambarawa.

“Pak Juna datang juga ?” Pak Slamet turun dari mobil dan ternyata diikuti oleh Pak Wahyu yang duduk di kursi belakang.

Ketiganya bersalaman dan Arjuna menunjuk pada keempat sahabatnya yang langsung menganggukan kepala pada Pak Wahyu dan Pak Slmaet.

“Kami semua satu SMA dengan Dono, Pak,” jelas Arjuna.

“Sekarang pada mau kemana ?” Tanya Pak Slamet.

“Mau jalan-jalan sekitar sini saja, Pak. Hari ini memang sengaja nggak sewa mobil. Bapak sendiri mau jemput seseorang ?”

Belum sempat para guru itu menjawab. dari belakang Arjuna, suara yang begitu akrab menegurnya.

“Bapak mau ngapain di sini ?”

Arjuna menarik nafas panjang sebelum berbalik menatap Cilla, si mahluk aneh.

“Mau jalan-jalan sama Pak Wahyu dan Pak Slamet,”

posisinya sekarang sudah berhadapan dengan Cilla. “Kenapa ? Mau protes lagi ?” Arjuna menatap malas.

Cilla menoleh ke arah Pak Wahyu dan Pak Slamet yang tersenyum sambil mengangguk. Cilla menarik nafas panjang dan membuangnya dengan kasar.

Seperti biasa, Cilla menabrakan bahunya dengan kasar saat melewati Arjuna. Tanpa bicara apapun, gadis itu langsung naik ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang baris pertama persis di belakang sopir. Sementara itu Arjuna menggerutu kesal sambil memegang bahunya. Rasanya menyesal menerima tawaran Pak Wahyu dan Pak Slamet kalau tahu Cilla adalah orang yang akan mereka jemput.-

Arjuna mengangkat kedua alisnya sambil menatap Pak Wahyu dan Pak Slamet yang lagi-lagi hanya tersenyum.

“Ayo mas-mas, silakan naik,” Pak Slamet mempersilakan keempat teman Arjuna yang tanpa malu langsung mendekati mobil.

Pak Wahyu masuk duluan menyusul Cilla dan menempati bangku paling belakang berderet dengan posisi Cilla duduk.

Arjuna hendak melarang teman-temannya naik karena masih malas bertemu dengan Cilla, tapi sebelum ia sempat mencegah keempat sahabatnya, mereka sudah masuk satu persatu ke dalam mobil.

“Pak Juna nggak naik juga ?” Pak Slamet yang masih berdiri di luar menatap bingung ke arah Arjuna.

“Eehh… iya Pak, saya naik.”

Wajah Arjuna kembali cemberut saat melihat hanya tinggal di sebelah Cilla yang kosong. Ia memberi isyarat pada Theo. Boni dan Erwin yang duduk di baris kedua supaya bertukar tempat dengannya, namun seperti sudah diatur, ketiganya menggeleng satu persatu.

Terpaksa Arjuna duduk di sebelah Cilla yang sedang memainkan handphonenya.

Mobil pun meninggalkan hotel berjalan menuju kawasan wisata Eling Bening yang bisa ditempuh kurang dari 30 menit.

“Pak, boleh kenalan nggak sama anak atau keponakan Pak Wahyu ?” Tanya Luki yang duduk di baris paling belakang bersama dengan Pak Wahyu.

“Kalau saya pasti langsung jawab boleh,” sahut Pak Wahyu sambil tertawa. “Tapi sepertinya harus tanya pada Arjuna, soalnya Cilla itu murid kesayangan Arjuna.”

“Beneran, Pak ?” Ketiga pria di baris kedua kompak bertanya sambil menoleh ke belakang dengan wajah tercengang..

“Coba tanya Arjuna langsung,” Pak Wahyu kembali tertawa diikuti Luki yang duduk di sebeahnya.

“Wah Jun, pantas elo langsung betah jadi guru,” Theo yang duduk persis di belakang Arjuna menepuk bahu temannya.

Terlihat Arjuna mendengus kesal. Pak Slamet yang duduk di depan pun ikut tertawa.

“Adik murid, boleh kenalan nggak ?”Erwin yang duduk di tengah memajukan posisi badannya hingga menempel di kursi antara Arjuna dan Cilla. Tangannya pun terulur pada Cilla.

Cilla menoleh dan menjabat tangan Erwin.

“Cilla, Om.”

“What ? Om ?” Erwin membelalak sementara yang lainnya terbahak, hanya Arjuna yang tertawa pelan sambil menoleh ke samping.

“Terus saya panggilnya apa ? Kakek ?”

Erwin terlihat pasrah, dan yang lainnya masih terbahak, bahkan sopir mobil pun ikut tertawa.

“Pak Arjuna, kalau mau ketawain temannya jangan sungkan. Biasanya kan Bapak paling suka kalau lihat orang menderita, apalagi kalau penderitanya itu saya,” ujar Cilla dengan santai namun nadanya terdengar mengejek.

“Mampus lo Jun,” Theo menimpali ikut meledek Arjuna.

Arjuna pun langsung menoleh menatap Cilla yang sedang menatap ke arahnya sambil tersenyum lugu.

“Kapan saya pernah menertawakan kamu ?” Mata Arjuna melotot karena kesal malah ia yang menjadi sasaran selanjutnya.

Cilla tidak menjawab malah menjulurkan lidah. Ia pun merubah posisinya menghadap ke belakang.

“Kalau namanya kenalan, nggak boleh salah satu pihak aja yang sebutin namanya. Daripada saya absen satu-satu kayak Pak Wahyu kalau lagi di kelas, lebih baik om-om sebutin namanya masing-masing.”

Pak Wahyu tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dan keempat sahabat Arjuna pun menyebutkan nama masing-masing.

“Kalau status kami perlu disebutkan juga nggak, Cilla ? Siapa tahu ada yang nyangkut di mata kamu.”

“Status apa, Om ? Menikah atau lajang ? Duda atau perjaka ? Saya nggak butuh, Om.”

“Kamu sendiri sudah punya pacar belum Cilla ?” Goda Luki.

“Om nggak ngeri tanya soal itu di depan tiga guru saya ? Yang depan kepala sekolah, yang paling belakang guru senior yang sudah saya anggap seperti opa saya, dan yang di sebelah saya, guru matematika paling menyebalkan yang pernah saya kenal selama duduk di bangku sekolah.”

“Apa kamu bilang ? Jadi pengajar kamu aja belum, bagaimana bisa kamu bilang saya guru menyebalkan ?” Protes Arjuna dengan nada kesal.

Penumpang lain terkekeh melihat reaksi Arjuna yang tidak mau kalah dengan muridnya.

Meski badannya menyamping, menghadap ke arah Arjuna, Cilla tidak memandang ke arah pria itu. Bahkan saat Arjuna protes, ia hanya menoleh sekilas , lalu mengalihkan pandanganny ke depan, ke arah Pak Slamet.

“Untung waktu sekolah saya hanya tinggal satu tahun di SMA hingga tidak perlu lama-lama bertemu guru yang satu itu. Pak Slamet…” Cilla memanggil kepala sekolahnya yang kemudian menoleh ke belakang.

“Jangan sampai saya nggak lulus di akhir tahunpelsjaran kelas 12, soalnya ada guru menyebalkan yang tidak suka sama saya. Daripada nanti koleksi surat panggilan saya bertambah, tolong biarkan saya lulus sesuai waktunya.”

“Biasanya guru menyebalkan itu susah dilupakan seumur hidup loh, Cilla.” sahut Pak Slamet sambil meledek muridnya.

“Saya rasa untuk kasus saya ini akan berbeda ceritanya, Pak.” Cilla beralih menatap Arjuna yang masih dengan mode galaknya.

Di belakang keempat sahabat dan Pak Wahyu terus memperhatikan dan sesekali tertawa karena merasa sedang menonton drama komedi.

Tanpa terasa mobil sudah memasuki kawasan Eling Bening yang diawali dengan loket pembayaran tiket masuk.

Theo segera mengeluarkan uang dari dompetnya dan menitipkan pada Arjuna untuk membayar tiket masuk, namun dicegah oleh Cilla yang memberi isyarat supaya Theo menyimpan kembali uangnya.

“Tenang Om, ini bukan acara karyawisata sekolah dimana murid biasanya dipungut bayaran. Anggap saja om-om semua adalah turis mancanegara yang diundang oleh Pak Slamet dan Pak Wahyu untuk menikmati sebagian keindahan alam Indonesia.”

“Kamu tuh aneh-aneh aja kalimatnya, Cil.” Ujar Boni sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya.

“Ternyata Om Boni terbukti sungguh sahabat Pak Arjuna,” ucap Cilla dengan santai.

“Kenapa ?” Boni menautkan alisnya.

“Karena sama-sama merasa kalau saya itu adalah mahluk aneh.” Cilla memasang muka sedihnya yang membuat Boni, Theo dan Ewin malah teetawa.

Arjuna yang ada di depan mereka kembali menoleh ke arah jendela sambil tersenyum penuh kemenangan karena akhirnya ada yang sepemikiran dengannya menganggap Cilla sebagai mahluk aneh yang pernah dikenalnya.

1
Naja Naja nurdin
ih si Juna keseringan nyebur
Naja Naja nurdin
mas bro sudah hafal wejangannya bro dono
Andriyani “Ijjet famous” Nisa
Luar biasa
antha mom
orang tua yang tegas dalam mendidik anak 👍👍
mimi_esterina
oke , kita lanjut baca. seru kek nya
Maydina Ihda Savira
Lumayan
iinparwati seviarny
keren
Baretta: Terima kasih Kak 🙏🙏😊
total 1 replies
Qaisaa Nazarudin
Lho lho kok End sih thor,ntuh Amanda sama Jovan apa kabarnya?? huaaaa....
Qaisaa Nazarudin
Amanda terlalu Egois,maunya di mengerti tapi tdk mau mengerti posisi Jovan,Harusnya Manda sadar dengan posisi Jovan sebagai dokter,jangan sampai nyesel nantinya,Udah untung Jovan itu tipe cowok yg setia..
Qaisaa Nazarudin
Hadeeuuh pak Juna posesifnya gak pernah berubah,Udah punya dua anak juga...🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah akhirnya Luna bisa berubah, Ingat umur ya Luna,kita bukan makin muda,Jadi terima lah kenyataan..
Qaisaa Nazarudin
Bagus Arjuna,Kamu harus bersikap Tegas,Baru juga selesai masalah Glen,Jangan pernah mengundang masalah lagi,Kalo emang dia hamil harusnya mintak tanggungjawab bapak tuh anak,Ngapain nyariin kamu lagi,Gak punya urat malu banget..
Qaisaa Nazarudin
Kurangnya komunikasi antara keluarga bisa mengakibatkan salah paham,Dan berakhir dendam yg salah alamat,Dan akhirnya menghancurkan hidup sendiri..
Qaisaa Nazarudin
Cilla di culik..
Qaisaa Nazarudin
Kamu itu dendam salah alamat Glen,Malah Arjuna gak tau apa2 tentang adek.mu..Adek mu aja yg otaknya dangkal,Katak gak ada cowok lain aja,Di tolak aja langsung bunuh diri,gila gak tuh...
Qaisaa Nazarudin
SKAKMATT buat Glen..🤣🤣🤣😜😜
rista_su
cakep. setuja ak
rista_su
ooo kurang ajar ikan pesut
rista_su
tau ga cil. anak gue nyemplung got aja bajunya gue buang. bocahnya gue mandiin 3 kali sabunin sampoin sikatin. kebayang juna direndem detergen cair 3botol apa cukup 🤣🤣🤣
Baretta
Terima kasih sudah mampir di novel saya Kak 😊😊 Terima kasih juga sudah memberikan dukungannya 🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!