"Butuh uang berapa?" tanya Sky to the point.
"500 juta Tuan. Kalau Tuan Sky tidak
keberatan, saya mau pinjam sesuai nominal tersebut dengan sistem potong gaji," terang Aletta.
"Saya kasih 1 milyar, tapi kamu harus nikah sama saya," tegas Sky.
"Bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Sky yakin.
Sky berdecak kesal melihat Aletta yang tampak memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Ck, apalagi yang kamu pikirkan? Menikah sama saya nggak akan rugi. 1 milyar itu untuk kamu bukan hutang. Kamu nggak perlu menggantinya walau kontrak pernikahan sudah selesai," bujuk Sky pantang menyerah.
Beberapa detik kemudian ....
"Saya setuju Tuan," kata Aletta tanpa ragu.
Bagaimana kisah perjalanan Aletta menjalani pernikahan kontrak tersebut?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Follow TikTok @Bilqies Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Mama Rina
Mobil mewah Sky membelah padatnya jalanan Ibu Kota di jam pulang kerja. Aletta wanita berparas ayu itu masih komat-kamit sejak masuk ke mobil Sky. Dia masih ingat betul kejadian tadi pagi di ruangan Sky, dimana dirinya yang telah di cium oleh suami dinginnya itu.
Aksi protes nya pun masih berlanjut, minta ganti rugi karena first kiss nya di curi oleh Sky yang notabene suaminya sendiri. Jika di dalam surat perjanjian tidak ada larangan menyentuh atau kontak fisik lebih jauh, mungkin Aletta tidak akan protes seperti ini. Kalau sudah begini, tidak salah kalau dia merasa di rugikan.
"Tuan Sky ... saya nggak mau tahu, pokoknya Tuan harus kasih kompensasi!" gerutu Aletta dengan bibir yang terus mengerucut. Walau di acuhkan oleh Sky, tapi wanita itu pantang menyerah. Seketika membuat suasana dalam mobil cukup berisik karena ocehannya Aletta yang tiada henti.
"Diam Aletta! Kamu ini sudah bikin saya nggak fokus nyetir," tegas Sky dengan wajah datarnya. Sedikitpun pria itu tidak melirik atau pun menoleh ke arah Aletta.
Pria yang tampan dengan setelan kanebo kering dari kutub utara itu benar-benar kaku. Sungguh Aletta di buat geram sendiri dan mengunci rapat-rapat mulutnya. Baginya bicara dengan Sky hanya buang-buang waktu saja.
"Jangan lupa berhenti dulu di Soraya Bakery! Saya mau beli roti buat Starla," seru Aletta sewot.
Sky hanya melirik tanpa berkomentar, tapi langsung membelokkan mobilnya tepat ke toko roti yang jaraknya hanya 10 meter saja saat Aletta memerintah.
"Pakai ini." Sky tiba-tiba menyodorkan kartu atm nya ke arah Aletta. Tanpa pikir panjang Aletta langsung mengambilnya dengan gerakan secepat kilat. Rejeki tidak boleh di tolak. Apalagi kartu atm dari tangan Sky, pasti isinya tidak sedikit.
"Kirimkan pin nya," kata Aletta sembari keluar dari mobil.
Sky tampak menggeleng-geleng kepala, tidak habis pikir dengan tingkah laku Aletta. Tadi marah-marah tidak jelas, tapi setelah di sodorkan kartu atm, langsung di ambil tanpa basa-basi. Memang dasar perempuan, giliran lihat uang, mata langsung menyala jadi lupa segalanya, begitu pikir Sky. Namun, pria itu sama sekali tidak berpikir buruk soal Aletta. Uang 1 milyar sebagai imbalan nikah kontrak, sepertinya sudah cukup buat Aletta.
🌷🌷🌷
Kedua mata Sky membulat melihat begitu banyak paper bag yang di bawa oleh pelayan toko ke mobilnya. Bukannya pelit, tapi pria itu bingung sendiri mau di bawa kemana kue sebanyak itu.
"Kenapa banyak sekali?" kata Sky dengan wajah datarnya.
Aletta menyengir kuda setelah menghabiskan uang sebanyak 3 juta hanya untuk membeli roti dari toko terkenal itu.
"Sebagian buat Mama dan Vano, mampir dulu ya ke rumah," pinta Aletta dengan tatapan memohon, sambil menyodorkan kartu atm pada Sky.
Sky berdecak pelan, "Pegang saja," kata Sky sembari masuk ke dalam mobil. Aletta sempat bengong melihat kartu atm yang masih berada di tangannya.
"Sudah saya masukkan semua Mbak," kata pelayan toko sembari menutup pintu mobil belakang.
"Oh iya, terimakasih banyak Mas," sahut Aletta. Dia kemudian masuk ke dalam mobil menyusul Sky.
"Jadi kartu ini buat kompensasi ciuman tadi pagi itu?" tanya Aletta, tatapannya masih tertuju pada kartu atm di tangannya.
"Apa isinya sesuai di jadikan untuk kompensasi?" Aletta membolak-balikkan kartu atm itu berusaha menerawang isi dalam kartu tersebut.
Sky memutar malas bola matanya. Sungguh pria itu sangat jengkel dengan tingkah Aletta sekarang.
"Kamu perhitungan sekali sama suami sendiri. Itu kan hanya sekedar ciuman," balas Sky sedikit jutek.
"Ck, enak saja. Itu di luar perjanjian. Aku yang rugi kalau begini." Aletta mengerucutkan bibirnya.
"Tenang saja, kalau mau kamu bisa cium saya biar sama-sama rugi," jawab Sky enteng yang kemudian melajukan mobilnya.
Aletta membulatkan matanya. Sama-sama rugi katanya? Yang benar saja kalau ngomong. Justru Sky yang merasa untung karena dapat ciuman 2 kali kalau Aletta benar-benar menuruti keinginan Sky.
Aletta bukan wanita bodoh yang mudah di tipu, jelas dia menolak keras dan kembali melayangkan protes pada Sky.
Aletta melirik sekilas ke arah Sky, "Dasar laki-laki! Selalu saja curi kesempatan." Aletta melengos begitu saja membuang pandang ke arah jendela.
Sedangkan Sky dia diam-diam mengulum senyum tipis. Bahkan sangat tipisnya sampai tidak ada perubahan di wajahnya yang datar itu.
🌷Rumah Aletta🌷
Mama Rina menerima kue dengan senyum yang merekah di wajahnya yang sedikit keriput. Anak dan menantunya sering datang mengunjunginya, siapa yang tidak bahagia. Setidaknya meskipun menantunya orang kaya, dan super sibuk tapi masih mau menyempatkan untuk datang ke gubuknya.
"Lain kali nggak usah repot-repot Nak Sky. Kalian mau datang kesini saja Mama sudah senang." Mama Rina tersenyum sambil menerima paper bag dari Sky. Dan sisanya langsung di bawa masuk oleh Aletta.
Pria itu hanya tersenyum kikuk. Walaupun kue itu di beli dengan uangnya, tapi Aletta lah yang berinisiatif untuk membeli dan mengantarkannya langsung ke rumah. Sementara Sky tidak mengira kalau Aletta akan mengatakan pada Mama Rina kalau semua kue itu dari Sky.
"Vano mana Ma?" tanya Aletta yang baru saja keluar dari dalam. Ikut bergabung dengan Mama Rina dan Sky di ruang tamu.
"Sudah dua hari ini dia bekerja paruh waktu di kafe. Katanya buat tambahan uang jajan biar nggak ngerepotin kamu lagi," sahut Mama Rina.
"Aletta nggak pernah merasa di repotkan. Seharusnya Vano fokus kuliah saja dulu. Kalau sekedar bayar kuliah dan uang jajan, Aletta masih bisa kasih Ma. Apalagi sekarang sudah ada Mas Sky, nanti biar uang gajiku buat Mama dan Vano semua. Dan semua kebutuhanku akan di tanggung oleh Mas Sky. Iya kan Mas?" Aletta menyikut lengan Sky yang sejak tadi diam saja. Pria itu diam karena menyimak dan membaca kondisi keluarga Aletta.
Sky lantas mengangguk cepat setelah di beri kode oleh Aletta. Bagi seorang Sky, uang bukan masalah. Apalagi untuk sekedar memenuhi kebutuhan keluarga Aletta yang terlihat sangat sederhana, hal itu tidak akan menguras isi atm nya.
Tak terasa sudah 20 menit mereka ngobrol santai, keduanya pamit pulang karena sudah di tunggu mertua dan adik iparnya.
"Nak Sky, Mama titip Aletta ya ... maaf kalau anak Mama merepotkan Nak Sky. Seandainya Aletta melakukan kesalahan, tolong tegur dan nasehati dia baik-baik. Aletta sangat berarti dan berharga buat kami," lirih Mama Rina dengan suara yang bergetar menahan tangis.
Tadi Mama Rina buru-buru menghampiri Sky saat Aletta masuk ke dalam rumah untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.
Sky tertegun mendengar perkataan Mama Rina, bukan karena tidak bisa memenuhi permintaan sederhana dari Mama mertuanya. Hanya saja ada perasaan rumit yang tiba-tiba mengusik hatinya.
Sebuah permintaan dan ungkapan dari seorang ibu terdengar tulus. Tampak Sky memahami situasi, bahwa selama 2 tahun terakhir ini, Aletta telah berjuang mati-matian demi orang tua dan adiknya.
Seorang wanita, anak sulung dan menjadi tulang punggung buat keluarga, tentu bukan perkara yang mudah untuk di jalani. Terlebih tinggal di Ibu Kota dengan biaya hidup yang serba mahal.
Sebelum akhirnya Sky mengangguk paham, merasa tidak tega karena melihat guratan sedih di wajah Mama mertuanya.
"Aletta sangat mandiri kok Ma, dia tidak pernah merepotkan saya. Mama jangan khawatir, saya akan menjaga dan melindungi Aletta dengan baik," kata Sky lirih.
Keduanya terdiam saat Aletta datang, dan hal itu membuat wanita 23 tahun itu menatap heran pada Mama dan suaminya. Terlebih saat sorot mata Aletta menangkap kesedihan di raut wajah Mamanya.
"Kalian hati-hati di jalan. Sering-seringlah datang kesini kalau ada waktu," kata Mama Rina, wanita paruh baya itu mencegah Aletta yang ingin bertanya sesuatu.
"Tentu Ma, saya dan Aletta akan sering berkunjung. Kami pamit dulu Ma," Sky menggandeng tangan Aletta dan membawanya pergi dari sana.
Tampak jelas kerutan halus di dahi Aletta saat Sky menggandeng tangan nya. Tindakan Sky membuat Aletta semakin penasaran dengan apa yang terjadi sebelumnya.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
rasakan sidingin kutub es mulai kepanasan
eh, tapi bisa gak sih nyairin es dari kutub utara kaya si sky? /Facepalm/