brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Saat ini, Zidane dan juga yang lain tengah berada di dalam mobil dengan ekspresi wajah yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. ada perasaan marah dan juga kecewa secara bersamaan. terutama, Asmirandah. wanita itu tak henti-hentinya menangis tersedu-sedu saat menyadari bahwa masa depan yang ia impi-impikan selama ini, akan hancur. terlebih lagi, kehancuran itu dilakukan oleh saudaranya sendiri. orang yang seharusnya, menjadi sandarannya untuk berkeluh kesah, justru malah menusuknya dari belakang.
Sakit? Tentu saja itu sangat sakit. apalagi mereka akan menikah esok hari. di mana semua persiapan, telah finish terealisasikan. Namun ternyata, alam dan juga semesta sepertinya tidak mendukung kebahagiaan dari wanita itu.
Sementara Zidane dan juga Tiara, mereka juga terdiam dengan amarah yang meletup-letup luar biasa di dalam dadanya.
Tangan laki-laki itu bahkan mencengkeram kuat setir mobil yang ada di hadapannya saat ini. akibat luapan amarah yang menyeruak di dalam dadanya.
"aku tidak menyangka bahwa semua ini akan akan menimpaku." ucap laki-laki itu mengusap wajahnya dengan kasar.
Tak membutuhkan waktu lama, mobil yang ditumpangi oleh mereka bertiga telah sampai di depan rumah milik gadis itu. dan tanpa basa-basi, Asmirandah segera melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar. tanpa memperdulikan sapaan ataupun kehadiran kedua orang tuanya.
Tentu saja, hal itu membuat kedua orang tua Asmirandah, merasa sangat kebingungan. kedua manusia paruh baya itu, saling melempar pandangan satu sama lain.
"kenapa dengan anak itu?"tanya Chelsea pada sang suami.
"aku juga tidak tahu."jawab Aaron. tak lama berselang, Zidane dan juga Tiara melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah itu dengan langkah tergesa-gesa.
"Zidane, Tiara, ada apa?"tanya Chelsea dengan raut wajah kebingungan. membuat dua manusia itu, ketika menghentikan langkahnya. dengan perlahan, Zidane mendudukkan dirinya tepat di samping wanita yang bergelar sebagai, Ibu dari kekasihnya itu.
Tarikan nafas, terdengar mulut laki-laki itu membuat Chelsea dan juga Aaron yang melihatnya, semakin dilanda penasaran. Namun, wanita itu juga merasa sesuatu hal terjadi pada kedua putrinya itu.
"Ada apa ini Zidane?"tanya Aaron menatap ke arah laki-laki itu.
Dengan perlahan-lahan, Zidan mulai menyerahkan ponsel milik Tiara kepada dua manusia paruh baya itu.
"Bunda sama Papa, lebih baik lihat sendiri apa yang ada di dalam benda pipih ini."ucap Zidane dengan air mata ingin mengalir dari pelupuk laki-laki itu.
Hal itu semakin membuat Chelsea yang melihatnya, semakin berdebar dengan sangat kuat. wanita paruh baya itu, perlahan-lahan mulai mengambil ponsel di atas meja itu dan mulai memutar sebuah video yang memang telah terekam secara otomatis di dalam ponsel milik Tiara.
degh
Jantung Chelsea dan juga Aaron seketika terasa berhenti berdetak. tubuh mereka berdua seketika bergetar hebat menahan amarah yang luar biasa itu.
"a...apa ini?"tanya Chelsea dengan air mata berlinang. dadanya terasa sangat sesak. membuat Zidane dan juga Tiara yang melihat itu, seketika langsung menghampiri dua orang yang ada di hadapannya saat ini.
"apa om dan tante baik-baik saja?"hanya Tiara yang sedikit panik. wanita itu dengan segera langsung berlari menuju ke kamar sahabatnya untuk memberitahukan hal ini.
tok tok tok
"Asmirandah, tolong buka pintunya!"teriak Tiara Seraya mengetuk pintu kamar gadis itu.
Tak lama berselang, terdengar suara pintu yang dibuka dari dalam. dan beberapa saat kemudian, Asmirandah keluar dari dalam kamar dengan wajah yang sangat kacau.
"Ada apa Tiara?"tanya wanita itu masih dengan menangis tersedu-sedu di ambang pintu.
"tolong ikutlah denganku."Tiara segera menarik tangan sahabatnya itu untuk mengikuti langkahnya.
"memangnya ada,..."ucapan Asmirandah seketika terhenti, saat melihat kedua orang tuanya tengah menahan sakit di area dada mereka.
Tanpa pikir panjang lagi, Asmirandah dan juga Tiara segera berlari menuju ke arah dua manusia paruh baya itu.
"Papa, Bunda, ada apa?"tanya Asmirandah dengan raut wajah panik. dan tanpa pikir panjang lagi, mereka segera membawa tubuh tubuh yang hampir tak sadarkan diri itu, keluar dari dalam rumah dan masuk ke dalam mobil yang memang belum dimasukkan ke dalam garasi rumah Asmirandah.
"ayo cepetan Bang Zidane!"seru wanita itu dengan wajah yang semakin panik.
Zidane yang mendengar itu, semakin mempercepat laju kendaraannya. dan tak berselang lama, mereka telah sampai di depan rumah sakit yang ada di kota itu.
Dengan segera, Zidane keluar dari dalam mobil Soraya memanggil beberapa perawat atau tenaga kesehatan yang memang tengah berseliweran di sana. tak lama berselang, Zidane datang dengan membawa brangkar ditemani dengan beberapa perawat.
"segera bawa pasien ke ruang unit gawat darurat."ucap salah satu dari mereka dengan langkah, semakin dipercepat.
Mereka semua segera menganggukkan kepala dan membawa brangkar-brangkar itu keruang gawat darurat itu.
"tolong selamatkan kedua orang tuaku."ucap Mira para tenaga medis itu.
"kalian tenang saja. kami akan semaksimal yang kami bisa."setelah mengatakan hal itu, para tenaga medis itu segera menutup pintu ruangan itu.
Setelah pintu itu ditutup, Asmirandah segera meninggalkan kaki untuk mendekati bangku yang ada di depan ruangan itu. tak berapa lama, terdengar isakan tangis yang sangat memilukan dari wanita itu. tentu saja hal itu membuat Tiara yang melihatnya, segera menghampiri dan memeluk tubuh sahabatnya itu. dirinya ikut merasakan rasa sakit yang dialami oleh sahabatnya itu.
Dikhianati oleh orang terdekatnya, kemudian sebuah musibah terjadi pada kedua orang tuanya? Tentu saja, itu membuat Asmirandah merasa sangat terpukul.
***
"ini semua gara-gara kamu!"ucap Yudha penuh dengan amarah. menatap tajam ke arah wanita yang ada di sebelahnya saat ini.
"kenapa kamu jadi menyalahkan aku seperti ini?"tanya Naomi yang juga ikut menatap tajam ke arah laki-laki itu.
"Ya jelas ini salah kamu. Jika kamu tidak menyusulku malam ini, mungkin kita tidak akan ketahuan!"teriak Yudha tepat di wajah wanita itu.
"pokoknya jika sampai terjadi sesuatu pada pernikahanku dan juga Asmirandah, aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai ke liang lahat!"setelah mengatakan hal itu, Yudha segera meninggalkan tempat itu dengan amarah yang memenuhi rongga dadanya.
Sementara Naomi, wanita itu masih terdiam di tempatnya. tak berselang lama, kedua tangan wanita itu seketika terkepal sangat kuat.
"aku juga tidak akan pernah membiarkan aku melepaskan Zidane."setelah mengatakan hal itu, Naomi segera ikut menyusul laki-laki untuk keluar hari penginapan itu.
"Yudha, tunggu!"teriak Naomi dengan lantang Seraya berlari menghampiri laki-laki itu.