NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Kutukan
Popularitas:2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setelah tragedi

Bab 18

"Kejar, jangan biarkan dia lolos!" instruksi pemimpin Ksatria bayangan kepada 6 anggota lain.

Para Ksatria tangguh yang bernaung dibawah perintah sang Kaisar langsung segera berpencar melaksanakan tugas. Berusaha memacu kuda mereka secepat mungkin untuk menangkap seorang pria berjubah hitam yang mereka tengarai sebagai dalang dibalik insiden berdarah di ibu kota.

"Berhenti!" Si pria berjubah hitam langsung menghentikan laju kudanya saat sebuah pedang sudah menempel di lehernya dari arah belakang.

Fionn, pemimpin Ksatria bayangan rupanya sudah berhasil melompat ke kuda si pria jubah hitam saat lelaki itu sedang sibuk menghindari anak buahnya hingga tak menyadari keberadaan Fionn yang sudah begitu dekat dari arah belakang.

"Paksa dia turun!" perintah Ksatria Bennett.

Fionn mengangguk. Pria jubah hitam ia paksa turun dengan keadaan leher yang masih di cekalnya dengan sebilah pedang.

"Siapa yang menyuruhmu?" Tanpa Tedeng aling-aling, Ksatria Bennett langsung bertanya pada inti masalah setelah sebelumnya ia berhasil menyibak jubah yang menutupi wajah si pelaku.

Lelaki berkepala botak itu diam. Matanya tak menyiratkan ketakutan sedikitpun akan intimidasi Ksatria Bennett maupun yang lain.

BUGH!!

Satu buah pukulan didaratkan Fionn di perut lelaki itu. Namun, tampaknya ia masih tetap saja enggan untuk buka suara.

"Jawab pertanyaan yang diajukan! Atau tidak, kau akan mati saat ini juga."

Bukannya takut, si pelaku malah tertawa mendengar ancaman Fionn. Tanpa diduga siapapun, ia tiba-tiba mengambil sesuatu berbentuk kendi kecil dari balik jubahnya dan meminum isi benda tersebut. Tak berselang lama, seluruh tubuhnya menjadi kejang dengan urat-urat yang nampak menyembul kehitaman. Ksatria Bennett dan yang lain tentu langsung panik melihat hal itu.

"Dia kenapa?" tanya Fionn seraya menyentuh tubuh yang sudah menggelepar itu.

Ksatria Bennett meraih botol berbentuk kendi kecil tadi. Diciumnya bau dari minuman itu lalu lekas menjauhkan hidungnya secara reflek.

"Ini racun sihir!" ucapnya.

Fionn dan yang lainnya terdiam. Dipandanginya pelaku peledakan yang kini sudah tak lagi bergerak. Tampaknya, ia sengaja bunuh diri demi melindungi identitas orang yang menyuruhnya.

"Sekarang bagaimana? Jejak pelaku utama benar-benar terputus." Fionn berucap putus asa.

"Periksa jasadnya! Siapa tahu ada petunjuk yang bisa kita temukan walau secuil."

"Baik!" angguk Fionn.

"Aku akan kembali ke istana untuk melapor pada Kaisar. Kalian, bereskan jasad lelaki ini," perintah Ksatria Bennett pada rekannya yang lain.

"Baik!" angguk semuanya serentak.

Di istana, Ashlan yang mendengar laporan dari Ksatria Bennett menjadi sangat geram. Rupa-rupanya, ada seseorang yang hendak menggelar permainan rumit dengan dirinya. Terlepas dari siapa dalang utama dibalik ledakan yang menelan begitu banyak korban, Ashlan bisa menyimpulkan bahwa sosok itu pasti merupakan sosok yang sama dibalik kehilangannya di masa lalu.

"Yang Mulia!" Fionn yang datang tergesa-gesa semakin menambah kerumitan pikiran Ashlan.

"Ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Mengenai jasad orang itu, dia...," Fionn menjeda kalimatnya untuk meraup oksigen. "Dia tidak memiliki lidah."

Ksatria Bennett dan Ashlan saling berpandangan. Seperti saling mengerti pikiran masing-masing, mereka pun mengangguk kompak.

"Selidiki kuil di kota Sil. Dalam sepekan, kalian harus menemukan bukti tentang keterlibatan orang-orang mereka dalam insiden peledakan!"

"Baik, Yang Mulia!" angguk Fionn patuh.

Kuil di kota Sil yang terletak di sisi paling dekat perbatasan dengan benua Tran merupakan kuil penampungan para penjahat yang sudah bertaubat. Sebagai penebusan dosa, setiap orang yang ingin memperdalam ilmu spiritual di kuil tersebut wajib memotong lidahnya sebagai lambang keseriusan. Biasanya, mereka memang diminta melakukan misi kemanusiaan yang membahayakan nyawa. Namun, Ashlan tak pernah menduga bahwa keberadaan mereka akan di manfaatkan seperti ini oleh oknum tertentu. Entah siapa pelakunya, Ashlan yakin bahwa yang mencuci otak mereka untuk melakukan peledakan pastilah bukan orang sembarangan.

*

Berbeda hal dengan Ashlan yang harus di suguhi polemik yang rumit, Diana justru harus beradaptasi dengan para Bangsawan yang mendadak berubah baik kepadanya. Sejak ledakan itu, desas-desus mengenai kekuatan sihirnya sudah tersebar ke seluruh pelosok negeri. Banyak dari mereka yang mulai menerima dan mengakui Diana sebagai Ratu mereka. Bahkan, beberapa gadis bangsawan berebut ingin menjadi pelayan pribadi sang Ratu.

"Apa segitu hebatnya sihir yang aku miliki, Lanie?" tanya Diana pada Mulanie.

"Tentu, Yang Mulia! Semua orang tahu bahwa pemilik sihir penyembuh adalah manusia dengan kasta tertinggi di kalangan penyihir."

"Apa kastaku lebih tinggi dari Kaisar dan penyihir agung?"

Mulanie mengangguk ragu. "Ya, bisa dibilang begitu."

Diana tertawa senang mendengar ucapan Mulanie. Membayangkan bahwa dia memerintah Ashlan dan menindas lelaki kejam itu sesuka hati benar-benar meningkatkan mood-nya. Hah... Baru membayangkan saja sudah senang. Apalagi jika benar-benar terjadi, pikir Diana.

"Tapi, bagaimana caranya aku bisa mengunakan sihir itu lagi? Apa begini?" Diana meniru gaya Spiderman mengeluarkan jaring. "Atau begini?" Berganti gaya menjadi Dokter strange yang mengeluarkan perisai sihir.

"Yang Mulia?" Mulanie menjadi canggung melihat tingkah Diana. Pasalnya, beberapa pelayan yang lewat terlihat menahan tawa melihat tingkah Diana yang konyol.

"Aku sedang latihan, Lanie. Jangan ganggu!" sungutnya sambil terus berkonsentrasi mengeluarkan sihir dengan berbagai gaya yang ia tahu lewat film yang sering di tontonnya.

"Bukannya Anda sekarang ada janji dengan Lady Gritte?" Fyuh! Akhirnya Mulanie teringat akan hal itu. Tentu hal tersebut bisa menghentikan tingkah konyol Ratu yang menjadi pusat perhatian tanpa harus menyinggungnya.

"Ah, untung kau ingatkan, Lanie. Ayo kita bergegas!" kata Diana yang kembali ke mode anggun. Ia melangkah bersama Mulanie menuju ke taman untuk menemui Lady Gritte. Putri tunggal dari seorang bangsawan kaya raya dari keluarga Count Wolfegg.

Tiba disana, Diana menyambut Lady Gritte dengan ramah. Sama seperti perlakuannya kepada putri bangsawan lain. Tak ada reaksi berlebihan dalam menanggapi pujian atau ucapan manis dari Lady Gritte. Bagi Diana yang terlanjur tahu sifat asli para gadis-gadis itu, ia hanya menyambut sebatas formalitas. Tak ada benar-benar keinginan untuk mengabulkan permintaan mereka yang ingin mendaftar menjadi pelayan atau asisten pribadinya.

"Jika Lady ingin mendaftar menjadi asisten pribadiku, maka silahkan berhubungan langsung dengan Mulanie. Dia yang akan menyeleksi siapa-siapa saja yang pantas masuk dan yang tidak."

Lady Gritte memandang sinis pada Mulanie yang hanya bergeming dengan ekspresi datar. Sedari awal, semua keputusan memang dilimpahkan Diana pada Mulanie. Alasannya? Karena Mulanie adalah satu-satunya orang yang bersedia melayani dan menjadi temannya tanpa memandang statusnya yang dulu. Berbeda jauh dengan para gadis-gadis bangsawan yang sekarang berebut menginginkan posisi yang sama dengan Mulanie. Jika gadis itu ingin berbagi tugas dengan gadis bangsawan lain, tentu Diana tak ada masalah. Namun, jika tidak, Diana juga tetap tak masalah.

"Kalau begitu, saya permisi lebih dulu, Lady! Masih banyak hal yang harus saya urus siang ini!" kata Diana seraya berdiri dari kursinya.

Lady Gritte juga berdiri dengan cepat. Ia membungkuk, memberi hormat kepada wanita bernetra kehijauan yang membuatnya salah tingkah itu. Ya, salah tingkah karena kharisma Diana ternyata sangat kuat jika dilihat dari dekat.

"Hati-hati, Yang Mulia."

Diana menggangguk. Ia melangkah dengan anggun meninggalkan mejanya dan berbelok memasuki taman bunga yang dipenuhi hamparan mawar putih yang tak jauh dari tempatnya tadi. Wajahnya terlihat merah padam kala ia berhenti dibarisan bunga-bunga yang tampak bergoyang meski tak tertiup angin.

Sekali tarikan nafas, ia berteriak, "Apa Anda tidak memiliki tugas lain selain menguntit keberadaan saya??"geram Diana kesal.

Dua orang pria yang bersembunyi disana tersentak dan langsung menampakkan diri dengan ekspresi pura-pura tak tahu apa-apa.

"Siapa yang Ratu maksud? Apa Ksatria Bennett?" tanya Ashlan sambil menunjuk pria disampingnya.

Ksatria Bennett menatap keberatan. Enak saja! Setelah dia menderita karena beberapa kali tertusuk duri mawar dan digigit semut, kini dia malah dijadikan kambing hitam oleh sepupunya sendiri.

"Ya. Kalian berdua!" jawab Diana sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

Tampak, Mulanie tersenyum kecil melihat kondisi kedua pria hebat itu. Beberapa bintik kemerahan terlihat di lengan dan pipi mereka. Entah di gigit serangga atau apa, namun Mulanie merasa lucu saja dengan tingkah konyol mereka.

"Saya tidak menguntit Ratu. Yang Mulia Kaisar pelakunya. Saya hanya bawahan yang pasrah dan tunduk pada perintahnya," ujar Ksatria Bennett membela diri.

Ashlan gelagapan menghadapi pengakuan Ksatria Bennett. Ingin rasanya dia memukul mulut ember sang sepupu namun tentu tidak dihadapan sang Ratu. Alhasil, akhirnya ia mengakui sesuatu. "Aku hanya ingin tahu apa saja yang dilakukan Ratuku selama di sini."

1
Ratna Madonita
mantaapp dan bagus cerita nya, thank youu author utk best ending crt ini 💖💖💖💖
Fhany Fhania
makanya jd orang hrus tau malu dan tahu Terima kasih 🤬🤬🤬
Fhany Fhania
Luar biasa
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Putra Meja
Buruk
Nailott
terima kasih kkk, novelnya.bagus
Nailott
duhh ,,,keren banget novelnya, bikin hati pembacanya marah ,nangis deg deg an. bahagia ,ikut bahagia kala diana dn ashlan bagahia thorr
Nailott
ada hikmahnya juga buku novel yg diberi nenek anneth
Nailott
dari nenek anneth
kali ya,
Nailott
sah kan dulu pernikahan mu diana ,dn ashlan,
Nailott
apa..ashlan, meninggall?
Nailott
oh di,,kok mau2nya diajak ashlan tidur bersama, ,sebelum nikah beneran di dunia nyata.
Nailott
ayo jawab di,,gigit dibibir
Nailott
berjuang di, berjuang, terus,!
Nailott
semoga kesedihanmu ,berbalas dg bahagia ratu diana.
Nailott
ihh y""yg mulia ratu diana bukan wanita murahan,,.
Nailott
keren., dong ceritanya, vannya itu .mumgkin merulakan sepupu diana yg jahat,
Nailott
panggil sayang di, kangen ashlan, kan?
Nailott
pasti nenek anneth yg datang lagi,
Nailott
wow,,, ternyata diana dn ashlan saat sama2 koma ,bermimpi bertemu dn mungkin sempat menika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!