Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18 Akhir Kisah Viona
Ketika Viona berlari kencang menuju tempat mobilnya yang terparkir, dengan sigap Beni mengejar kemana arah Viona. Awalnya Beni sangat kaget karena dia melihat Viona menusuk Danu dengan sebilah pisau saat akan menuju ke arah Danu. Melihat Viona yang tengah lari terbirit-birit, Beni beralih mengejar Viona apalagi dia juga melihat sudah ada Mayang di samping Danu.
'' Mau kabur kemana kamu ular betina!'' Gumam Beni dengan geramnya saat tengah mengikuti mobil Viona yang tengah melaju kencang di jalan raya yang tidak terlalu ramai.
'' Ga..ga gue ga mau dipenjara, gue ga mau...
Gue harus sembunyi dulu, sial..gimana nih, gue harus ambil isi brangkas gue dulu. Gimana bisa gue kabur kalo ga punya duit.'' Viona mulai panik dan ketakutan, dan makin panik lagi saat melihat mobil Danu mengikutinya dari belakang.
'' Sial, kenapa Beni bisa ada di belakang gue sih. Ini ga bisa dibiarin, gue harus cepat.'' Gumam Viona sambil terus melihat kaca spion mobilnya.
'' Wah...mau kabur kemana Lo, Lo pikir kali ini bisa lepas hah..'' Beni menaikan laju kendaraannya saat melihat Viona makin melesat jauh ke depan.
'' Brengs*k, kenapa Beni bisa ngejar gue sih. Sial, gue ga mau masuk penjara. Gue harus cepat, ga ga mau..gue ga mau dipenjara..gaaa...ga mau!'' Viona makin histeris, tubuhnya sudah menggigil sangking paniknya.
Namun naas saat Viona tepat berada disebuah persimpangan rel kereta api, mobilnya terseret kereta api yang sedang melintas. Karena kepanikan yang tinggi membuat Viona salah injak rem, kakinya malah menginjak gas. Akibatnya mobil yang ditumpangi Viona hancur dan kemudian terbakar karena terseret hampir sejauh seratus meter.
Sebelum kembali, Beni terlebih dahulu mastikan apakah Viona selamat atau tidak. Ini dia lakukan setelah mendapat kabar kalau Danu sekarang telah mendapat penanganan di rumah sakit. Jadi Dia ada waktu untuk menyelesaikan Viona dulu.
'' Ya Allah, hamba mohon selamatkan suami hamba. Berikanlah kesempatan hamba untuk berbakti lagi padanya ya Allah hiks..hiks..
Mas, kamu harus kuat Mas. Demi aku dan anak kita. Aku janji maafin kamu Mas, kamu harus kuat hiks..hiks..'' Mayang makin terisak dalam pelukan Imah.
'' May, kamu harus kuat May. Jangan sampai kandungan kamu kenapa-napa. Aku yakin Tuan Danu kuat May dan kamu lah sumber kekuatannya, buktinya selama di ambulan Dia tidak pernah melepaskan genggaman tanganmu. Kamu sabar yaa..'' Ucapa Imah terus menguatkan sahabatnya itu.
Saat ini Mayang dan Imah tengah berada di depan ruang operasi dimana Danu tengah ditangani. Dari kejauhan terlihat Tuan Agung dan Tama tengah berjalan cepat menuju tempat Mayang dan Imah tengah duduk.
'' Mayang..ada apa Nak? Kenapa Danu bisa seperti ini?'' Ujar Tuan Agung tepat saat di depan Mayang.
'' Kakeek... Hiks..hiks..Mas Rangga Kek, Mas Rangga hiks..hiks..'' Mayang tak sanggup lagi berkata.
'' Iya sayang, kita do'akan semoga operasinya berjalan lancar. Kamu harus tenang, jangan sampai kamu drop. Ingat kandungan kamu Nak.'' Ucap Tuan Agung mengusap kepala Mayang yang tengah menangis terisak dalam pelukannya.
Tama yang tidak paham hanya bisa menatap bingung melihat interaksi Mayang dan Kakek Agung. Saat matanya menatap Imah, ternyata Imah juga tengah menatap ke arah Tama. Dengan sopan Imah menganggukan kepalanya sambil tersenyum ramah. Namun bukannya membalas, Tama malah membuang mukanya ke arah lain
'' *Dasar orang kaya sombong, mentang-mentang gue cuma CS ga ada harganya buat dia. Dasar singa hutan*.'' Ucap Imah sangat kesal dalam hati.
Hanya butuh waktu dua jam bagi Dokter untuk melakukan operasi pada Danu. Semuanya bersyukur karena operasi Danu berjalan dengan lancar. Sekarang Danu tengah berada di ruang rawat dengan Mayang yang selalu setia di sampingnya.
Setelah melihat kondisi Danu yang sudah stabil, Kakek Agung langsung pamit dan berjanji akan segera kembali setelah urusannya selesai. Sedangkan Imah dan Tama duduk menunggu di luar ruang rawat Danu. Kakek Agung menyuruh Tama untuk tetap stay kalau-kalau nanti Mayang butuh sesuatu.
Di dalam ruangan terlihat Mayang tengah duduk menagis di samping Danu yang terbaring lemah belum sadarkan diri. Mungkin efek bius operasinya masih ada.
'' Mas, cepat bangun yah. Tidurnya jangan lama-lama hiks..hiks.. May ga mau ditinggal Mas lagi, May sangat rindu sama Mas. May rindu dipeluk Mas, May rindu disayang Mas lagi hiks..hiks.. Sejak bertemu dengan Mas, hati May sangat bahagia. Allah sudah menjawab do'a May selama ini, apa Mas tega liat May tersiksa lagi? Cuma Mas yang May punya di dunia ini, May ga punya siap-siapa lagi Mas hiks..hiks..Nenek juga udah pergi ninggalin May Mas, May sendiri..May ga kuat lagi tanpa kamu Mas hiks..hiks..hiks..'' Mayang makin terisak sambil terus mencium tangan Danu yang sedang digenggamnya.
'' Mas, kamu harus bangun. Apa kamu ga ingin liat anak kita lahir? Kamu harus tanggung jawab Mas, aku ga mau jadi janda. Nanti banyak yang goda, trus kamu mau kalo aku di goda-godain sama laki-laki lain? Trus dinikahin sama---.'' Tangan Mayang ditarik Danu sehingga wajah Mayang sedikit mendekat ke wajah Danu.
'' Dinikahin siapa hah. Ga ada yang boleh, kamu cuma milik aku.'' Ucap Danu dengan tatapan marah tapi merindu.
Melihat reaksi Danu, bukannya senang Mayang malah nangis sejadi-jadinya. Danu berlahan bangkit dan mengambil posisi duduk.
'' Kamu jahat Mas..hiks...hiks...hiks...''
'' Ma maaf sayang, Mas ga marah kok sumpah. Mas cuma ga suka kalo kamu bilang ada laki-laki lai. Sayang jangan nangis ya.'' Bukannya berhenti Mayang makin sesegukan, Danu mulai bingung mau gimana.
'' Kenapa kamu jahat banget sih Mas..hiks..hiks.. Kamu sengaja ya bikin aku malu hiks..hiks.'' Ucapan Mayang sungguh membuat Danu mengerutkan alisnya.
'' Mas bikin kamu malu? Malu apa sayang?'' Jawab Danu bingung dan meraih kedua tangan Mayang.
'' Mas sengajakan biar aku terlihat bodoh udah ngomong-ngomong nangis-nangis di depan kamu kan? Kok Mas tega sih bikin aku nangis terus? Mas seneng ya liat aku nangis? Mas puas ya liat aku nangis terus hah ya..puas ya!? Jadi dari tadi tu Mas udah sadar kan? ish..males ah, aku mau pulang ja.''
'' E e sayang, masa kamu tega sih ninggalin Mas yang lagi sakit? Katanya sayang..cinta..rindu, tapi kok malah mau pergi?'' Kata Danu sambil menahan tangan Mayang yang hendak melangkah.
'' Dulu aja ga kenal malah dijagain, dirawat sepenuh hati. Ini udah jadi suami malah main tinggal aja, apa kata-kata kamu tadi ga tulus dari hati kamu Maylov?'' Danu mulai menarik lembut tangan Mayang sehingga mereka berhadap-hadapan.
Mayang yang sudah tidak bisa lagi menahan harunya, langsung berhambur memeluk erat tubuh Danu. Mereka berpelukan erat saling melepas rindu yang sudah menggunung, Mayang melepaskan semua rasa yang telah ditahannya selama ini.
'' Mas...hiks..hiks benakah ini kamu Mas? Mas Ranggaku, suamiku yang hilang..hiks..hiks.'' Danu hanya mengangguk menahan air mata yang sudah tak terbendung lagi.
''Aku sangat merindukanmu Mas, maafkan aku yang sempat benci padamu. Mas, jangan tinggalkan May lagi hihiks..hiks...'' Mayang meluapkan isi hatinya dalam dekapan Danu.
'' Mas tidak pernah melupakanmu sayang. Kamu selalu ada dalam hati Mas, kamu adalah hidup Mas. Mas bahkan rela dibenci kamu, asal kamu tidak pergi dari Mas. Mas yang salah sayang, Mas terlambat menjemputmu. Maafkan Mas Maylov..'' Danu mencium kening Mayang dan setiap inci wajah Mayang tidak luput dari kecupan Danu.
'' Mulai sekarang kita akan terus bersama Maylov, Mas ga akan pernah meninggalkan kamu lagi. I love you sayang..cup.'' Danu mengecup singkat bibir Mayang.
Namun rasa ingin lebih tidak bisa ditahannya, entah efek rasa rindu yang besar atau karna cintanya juga besar membuat Danu kembali mencium bibir Mayang. Tapi kini ciuman itu berubah mejadi \*\*\*\*\*\*\* yang menimbulkan irama yang sungguh indah.
'' Ah..'' Danu melepaskan bibir Mayang saat Mayang sudah kehabisan pasokan oksigen.
'' Sabar ya sayang, di rumah kita lanjutkan.'' Ucap Danu dan langsung mendapat cubitan keras di lengannya.
'' Awh.. Saayaaang, marah ya? Mau lanjut sekarang?'' Ujar Danu.
'' Apaan sih, jangan mulai mesum ya. Ingat kamu tu masih sakit.'' Jawab Mayang kesal.
'' Mesum-mesum tapi kamu suka kaan?'' Goda Danu yang membuat Mayang memasang wajah malas.
Ceklek..tiba-tiba pintu ruang rawat Danu terbuka. Pandangan Mayang dan Danu langsung tertuju ke arah pintu. Terlihat seorang gadis cantik menyembul dari balik pintu dengan wajah yang sudah basah dengan air mata. Di belakangnya mengekor Tama dan Imah.
'' Hu huhu... Kakaaak, apa yang terjadi? Apa Kakak baik-baik aja?'' Tisa tanpa ancang-ancang langsung berhambur memeluk Danu tanpa menghiraukan Mayang yang agak tersenggol saat Tisa memeluk Danu.
Bukannya menjawab, Danu malah tegang saat menatap Mayang yang cemberut melihat Tisa memeluknya.
'' *Ampun Tuhaaan, baru juga baikan. Nasiiib... Nasiiib, batal deh dapat jatah langsung*.'' Batin Danu lemah.