Revisi PUEBI
Diminta oleh orang tuanya untuk menyelesaikan persoalan hutang keluarga serta harus mengganti rugi dari kerusakan mobil yang Aruna tabrak.
Manakah takdir yang dipilih untuk menyelesaikan persoalannya. Menjadi istri muda Broto sebagai pelunasan hutang atau menjalani One Night Stand dengan Ben agar urusan ganti rugi mobil selesai. Juga cinta Alan pada Aruna yang terhalang status sosial.
Manakah pilihan yang diambil Aruna ? Dengan siapakah Aruna akan menjalani hidup bahagia penuh cinta. Ben atau Alan ? Ikuti terus kisah Aruna
Cerita ini hanya kehaluan author untuk hiburan para pembaca. Silahkan ambil pesan yang baik dan tinggalkan yang buruk.
ig : dtyas_dtyas
fb : dtyas auliah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First Day
Saat ini Una sedang duduk berhadapan dengan Dimas Seta sesuai dengan table name. Entah orang ini menjabat sebagai apa di struktur HRD perusahaan ini. Membaca CV Una sesekali pria tersebut melirik sekilas dan mengernyitkan dahi.
"Lulusan akuntansi tapi pengalaman kerja tidak relevan dengan pendidikan kamu, kenapa ?"
"Tidak ada alasan khusus pak, hanya ada peluang seperti itu jadi ya saya ikuti saja."
"Tujuan kamu melamar di sini apa ?"
"Pertama saya memang butuh pekerjaan dan kedua mungkin peluang saya lebih besar karena latar belakang pendidikan saya."
"Hmmm, apa hubungan kamu dengan pak Vino ?"
"Maaf."
"Vino, kamu siapanya dia. Kamu rekomendasi Vino kan ?"
"Saya sahabat istri beliau."
Besok hari Aruna menerima telepon dari PT. BCP One, disampaikan bahwa dia diterima bekerja.
"Hahhh,, welcome to the jungle," gumam Una.
Mengendarai motor skutic (skuter matic) dengan warna pink, Aruna sudah tiba di parkiran basement gedung tempat ia mulai bekerja.
Menemui Dimas di bagian HRD untuk tanda tangan kontrak kerjanya dan mendapatkan ID cardnya.
"Mari kita ke divisi keuangan," ajak Dimas
"Baik pak." sahut Una
Una berjalan berdampingan dengan Dimas menuju lift, divisi HRD berada di lantai 5 sedangkan untuk keuangan dia baru akan menuju kesana diantar oleh Dimas. Aruna merasa aneh, apa mungkin SOP perusahaan tersebut mengharuskan karyawan baru diantar oleh HRD nya menuju bagiannya.
"Keuangan ada di lantai 7, lantai 10 itu khusus para petinggi seperti direktur termasuk direktur utama atau CEO. Jadi jangan sampai tersesat ke lantai 10, kecuali memang dipanggil kesana" tutur Dimas
"Baik pak."
Dimas mengenalkan Una dengan Bara manager keuangan juga Lila yang mana Aruna adalah penggantinya.
Liĺa menghampiri kubikel Una. "Aruna, seminggu ini kita kolaborasi yah, mudah-mudahan waktunya luang untuk peralihan tugas. Kamu semangat ya" ucap Lila.
"Iya mbak, saya akan berusaha maksimal", jawab Una.
"Jangan panggil mbak, Lila aja ya"
Lila menjelaskan pada Una terkait tugasnya, termasuk dokumen dan file-file yang dibutuhkan.
Drt drt
Aruna membuka pesan masuk di ponselnya
Meisya : hei pegawai, jangan lupa traktirannya ya
Aruna : hmm
Meisya : Serius amat Na
Aruna : sstttt,, nanti aja. Lagi penyesuaian dulu. Secara gue junior harus nurut sama senior
Meisya : loe ditindas ya, sama siapa ? Biar nanti gue minta Vino yang urus
Aruna : ish, bukan. Udah ya nanti lagi
Kembali fokus pada layar didepannya tidak terasa bahwa sudah saatnya jam istirahat.
"Aruna, ayo bareng ke kantin !" Ajak Lila
"Oke."
"Hari pertama serius amat Na," ujar Abil sesama tim keuangan.
"Mencoba menghayati peran", jawab Una
"Kayak sinetron aja, antagonis apa protagonis ?"
"Protagonis dong, aku akan anak baik ?"
"Pemain utama sudah hadir belum, yang biasanya jadi rebutan sama antagonis."
"Belum, mungkin di episode berikutnya."
"Udah, ayo cepetan nanti keburu penuh terus liftnya"
Candaan Aruna dan Abil terhenti karena seruan Lila.
Kantin yang dimaksud cukup luas karena hampir sebagian pekerja dalam gedung tersebut makan siang disana. Di sisi ruangan tampak meja kursi dalam sekat, yang menurut Lila khusus petinggi perusahaan walaupun tidak selalu mereka makan daisana.
Aruna duduk diapit Lila dan Abil, seseorang menepuk bahunya pelan saat ia membuka tutup air mineralnya. Aruna menoleh dan mendapati Vino disana.
"Semoga betah ya Na," ucapnya
"Oh, iya pak," jawab Una lalu Vino berlalu mencari meja dan menuju counter menu pilihannya. Karena posisi Vino di perusahaan itu lebih tinggi levelnya dari Una hanya beda divisi, maka ia bersikap formal tidak seperti saat dia di luar kantor.
Abil dan Lila gagal menyuapkan makanannya saat melihat Vino menegur Una. Hal mengejutkan berikutnya adalah Dimas yang ternyata manager HRD duduk disebrang Una dimeja yang sama.
"Boleh kan saya gabung disini?"
Lila dan Abil tidak menjawab keduanya menatap Dimas lalu Aruna
"Owh, silahkan pak" jawab Una
"Eheemmm" ucap Abil
"Selamat makan" seru Lila
"Bagaimana tadi, ada kesulitan kah ?" Dimas kembali bertanya disela menyuapkan makanannya.
"Uhuk uhuk," Abil tersedak segera meraup gelas berisi es jeruknya
Aruna masih menikmati nasi soto ayamnya sambil menunduk. Lila menyenggol Una karena pertanyaan Dimas diabaikan oleh Una.
"Eh, maaf pak."
"Kamu ngelamun ya ?" tanya Dimas lagi
"Bukan ngelamun pak, sedang menikmati."
"Awal kerja begini kesulitan pasti ada, apalagi posisi kamu adalah peralihan tugas. Tidak usah lembur, nanti juga ada saatnya kamu dituntut untuk lembur," jelas Dimas setelah mereka menyelesaikan makan siangnya
"Siap pak." jawab Una
"Oke, saya duluan."
"Iya pak." jawab Lila dan Una berbarengan
"Wow, baru kali ini anak baru yang levelnya staf hari pertama aja sudah dapat perhatian 2 orang manager. Ckck, luar biasa," ujar Abil
"Lebay ih" sahut Una
Perjodohan Arini
Suami absurd
Suami rupa madu mulut racun