NovelToon NovelToon
Talak Di Atas Pelaminan

Talak Di Atas Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Konglomerat berpura-pura miskin / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Janda / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:415.9k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dunia Yumna tiba-tiba berubah ketika sebuah video syur seorang wanita yang wajahnya mirip dengan dirinya sedang bercinta dengan pria tampan, di putar di layar lebar pada hari pernikahan.


Azriel menuduh Yumna sudah menjual dirinya kepada pria lain, lalu menjatuhkan talak beberapa saat setelah mengucapkan ijab qobul.


Terusir dari kampung halamannya, Yumna pun pergi merantau ke ibukota dan bekerja sebagai office girl di sebuah perusahaan penyiaran televisi swasta.


Suatu hari di tempat Yumna bekerja, kedatangan pegawai baru—Arundaru—yang wajahnya mirip dengan pria yang ada pada video syur bersama Yumna.


Kehidupan Yumna di tempat kerja terusik ketika Azriel juga bekerja di sana sebagai HRD baru dan ingin kembali menjalin hubungan asmara dengannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

“Yumna!”

Langkah Yumna terhenti seketika. Dia mendengar suara yang pernah menjadi suara paling menenangkan dan paling menghancurkan dalam hidupnya, memanggil jelas di belakang. Ia menoleh pelan, berharap itu hanya halusinasi. Namun, begitu matanya menangkap sosok yang berdiri di bawah lampu jalan, dadanya langsung mengeras.

Azriel.

Rambut pria itu sedikit berantakan tertiup angin, baju kasual yang selalu menjadi setelan favoritnya, lalu tatapan matanya masih sama. Tatapan yang dulu membuatnya merasa aman, nyaman, dan deg-degan. Kini membuatnya ingin berbalik dan lari sejauh mungkin.

“Mau ke mana malam-malam begini?” tanya Azriel, tersenyum tipis. Senyum khas yang selalu muncul saat ia bertemu Yumna, seolah mereka masih sama seperti dulu.

Yumna menelan ludah. “Cuma mau cari angin saja,” jawabnya singkat, suaranya datar, hampir tanpa emosi.

Azriel melangkah sedikit mendekat. “Mau aku temani?”

Yumna segera menggeleng. “Tidak. Aku mau pulang, mau tidur.”

Wanita itu membalikkan badan cepat, hampir tergesa, lalu mempercepat langkahnya. Yumna bisa merasakan detak jantungnya memukul-mukul tulang rusuk. Dia tidak ingin kembali terjebak dalam pusaran perasaan yang pernah menghancurkannya.

Namun, baru beberapa langkah, suara langkah lain terdengar mengikutinya. Ia menoleh dengan kesal.

“Mau apa kamu mengikutiku?!” bentak Yumna kesal.

Azriel berhenti, mengangkat kedua tangan seolah memberi tanda damai. “Aku juga mau pulang,” katanya sambil tersenyum manis, senyum yang dulu bisa membuat hati Yumna klepek-klepek.

Yumna buru-buru memalingkan wajah. Senyum itu berbahaya, dia tahu itu. “Jangan bohong, kamu!” desisnya tajam. Luka lama menebal kembali—pengkhianatan, kebohongan, tuduhan tanpa dasar. Ia paling benci dibohongi, dan Azriel pernah memberi luka itu tanpa ampun.

Azriel terkekeh kecil. “Buat apa berbohong? Dosa, tahu.”

Nada santainya justru membuat Yumna makin panas. Dia kembali berjalan cepat, tidak ingin mendengar suara pria itu lagi. Namun, suara langkah mengikuti masih ada, ritmenya sama, jaraknya sama.

“Ya Allah ...!” Yumna merutuki dalam hati, lalu tanpa aba-aba ia berlari, rok panjangnya berkibar tertiup angin, ujung jilbab instannya ikut berkibar. Ia lari melewati gerbang kost dan langsung menuju kamarnya.

Ceklek!

Pintu kamar kostannya langsung ditutup rapat, lalu ia bersandar sambil terengah. Napasnya naik turun.

Setelah yakin aman, ia melongok sedikit dari jendela kecil. Di sanalah ia melihatnya.

Azriel membuka pintu kamar kost pojok, persis di seberang jalurnya.

Yumna terpaku. Mata membelalak. Mulut terbuka tanpa suara.

“Jadi, dia penghuni baru di kamar kost itu?!” teriak Yumna spontan dari balik pintu.

Gambaran buruk langsung menabrak pikirannya. Bertemu di kantor saja sudah membuatnya gelisah, apalagi tinggal satu tempat yang sama.

“Bagaimana ini, masa aku akan bertemu dengannya setiap hari?” gumam Yumna murung, wajahnya menunduk. Sungguh ia tidak siap dengan semua ini.

Sementara itu, Arundaru sedang berjalan di sekitar area kost. Tangan dimasukkan ke saku, langkah santai, namun matanya terus celingukan.

“Mana Yumna? Biasanya jam segini dia keluar beli makanan,” gumam Arundaru kecewa. Ia berdiri sebentar, menatap ke arah gerbang kost yang gelap.

“Apa Yumna sudah tidur, ya?” Arundaru menghela napas, lalu menggeleng sendiri.

“Pulang saja, lah!”

Pria itu menepuk pipi sendiri pelan, lalu berbalik pergi, tanpa tahu bahwa Yumna sedang meringkuk di dalam kamar dan Azriel sedang mengunci pintu kamar barunya.

Keesokan paginya, suasana terminal kecil di depan kost sudah ramai oleh pedagang sarapan, suara orang dan hiruk-pikuk pekerja pagi.

Arundaru duduk di bangku kayu panjang dekat halte. Ia memegang kopi sachet panas, uapnya mengepul terkena sinar matahari pagi yang hangat. Namun, pandangannya tidak pernah lepas dari pintu gerbang kost.

Setiap detik ia menunggu. Setiap orang yang lewat ia harap Yumna.

“Tuh… tuh… akhirnya keluar juga,” gumamnya lega.

Senyumnya merekah begitu melihat sosok Yumna berjalan cepat sambil merapikan tas selempang. Wajah wanita itu bersih walau tampak masih mengantuk. Senyum Arundaru semakin melebar.

Akan tetapi, senyum itu langsung pudar dalam hitungan detik. Karena ada seseorang berjalan beberapa langkah di belakang Yumna.

Arundaru menyipitkan mata. “Siapa itu?”

Semakin dekat, wajah pria itu makin jelas. Penampilannya rapi, berwajah tampan, dan terlihat dewasa.

Arundaru mengenal pria itu.

Azriel.

Arundaru langsung berdiri, napasnya tercekat.

“Kenapa dia bisa bersama dengan Yumna?” gumam Arundaru bingung, suara tercampur panik.

“Jangan-jangan mereka kembali rujuk!” Nada suaranya meninggi tanpa sadar.

“Tidak! Tidak mungkin. Tidak boleh!” Arundaru hampir melompat dari tempat duduknya. “Yumna tidak boleh rujuk sama mantannya!” Tanpa pikir panjang, ia bergegas berlari kecil ke arah Yumna.

Yumna melihatnya dari jauh dan langsung tersenyum. Namun, ia menahan tawa kecil karena Arundaru berjalan lebih cepat dari biasanya, wajahnya seperti baru melihat hantu.

“Mas Arun, kenapa?” tanya Yumna begitu mereka semakin dekat.

Alih-alih menjawab, tangan Arundaru langsung menggandeng tangan Yumna. Gerakannya cepat, seolah takut Yumna menghilang kalau terlambat sedetik saja.

Azriel yang berada di belakang langsung berhenti. Matanya melebar.

Arundaru menatap Azriel dengan sorot tajam, penuh peringatan. Tatapan yang jelas berkata, “Jangan coba-coba mendekati Yumna. Dia milikku!”

Azriel menggertakkan rahang. Tangannya mengepal. Dadanya panas.

“Berani-beraninya dia ....” batin Azriel, cemburu.

Bus datang sebelum Yumna sempat protes. Arundaru menarik Yumna masuk ke dalam. Mereka duduk berdampingan di kursi dua.

Azriel masuk beberapa detik kemudian dan duduk di kursi sebelah, tepat di garis pandang Yumna. Tatapannya tidak lepas dari wanita itu.

Arundaru memelototinya balik. “Ish, apa-apaan dia melototin Yumna?” gerutunya dalam hati.

Yumna sendiri tidak nyaman sama sekali. Duduk di antara dua pria yang keduanya sama-sama punya urusan dengannya terasa seperti terjepit perang dingin.

Napasnya pendek. “Duh, kenapa hidupku begini amat!” keluhnya dalam hati.

“Mas Arun,” bisik Yumna pelan, mencoba halus. “Tolong lepaskan tanganku.”

Arundaru menunduk. Tangannya memang masih menggenggam tangan Yumna erat seperti takut kehilangan boneka kesayangan.

“Diamlah,” balas Arundaru dengan suara lirih, tapi tegas. “Aku takut kamu tiba-tiba hilang.”

“Hilang?” Yumna mengerutkan dahi. “Hilang ke mana?”

Arundaru mendekatkan wajah sedikit, berbisik. “Dibawa sama makhluk tak tahu diri.”

“Hah?! Siapa?”

Arundaru melirik Azriel.

Yumna langsung memejamkan mata. “Ya Tuhan, dua-duanya sudah gila!”

Azriel yang sejak tadi menatap Yumna akhirnya bersuara, suaranya dingin namun jelas ditujukan untuk Arundaru.

“Kamu tidak perlu pegang-pegang Yumna seperti itu.”

Arundaru menoleh dengan ekspresi menantang.

“Oh? Memangnya kamu siapa sampai bisa ngatur-ngatur aku?”

Azriel mengangkat dagu. “Aku orang yang pernah bertanggung jawab atas Yumna.”

“Pernah,” tekan Arundaru. “Sekarang? Tidak.”

Yumna menunduk, ingin menghilang dari permukaan bumi saat itu juga.

Bus terus melaju, membawa tiga hati yang bergejolak. Satu penuh luka, satu penuh rasa bersalah, dan satu lagi penuh kecemburuan. Itulah awal dari hari yang jauh lebih rumit dari yang Yumna bayangkan.

***

Semoga hari ini bisa crazy up, ya.

1
Hary Nengsih
lanjut
Rahma Inayah
aura hanya hanya Krn dendam dan uang km mau berbuat jahat km TDK tau berhadpn dgn siapa klu km Ketahun km BS satu sel dgn kakak mu
Rahma Inayah
aneh Jesica dia yg selingkh malah GK trm klu aru sudah bahagia dan melupakan masa lalu nya
ken darsihk
Aura sebelum nya tidak pernah di sebut , kini hadir membawa kekacauan 😡😡😡
Eonnie Nurul
aura tapi bukan aura kasih kan 🤭
Uba Muhammad Al-varo
Hay...... Jesicca kalau kamu masih mau mengusik Yumna,kamu akan lebih direndahkan dari wanita yang paling rendah dan murahan, ingat itu Jesicca.
Wanita Aries
bosen ma novel yg selalu muncul masa lalu dgn tidak terima kenyataan dan akhirnya balas dendam dgn membayar org menguntit ujungnya mengancam. duhh thor gk bisa gitu dbuat beda dgn yg lain.
Aditya hp/ bunda Lia
hati" Arun si mantan lagi mau berbuat sesuatu ...yang jahat
WHATEA SALA
Bukan hanya Arandaru saja yang terganggu dengan hadirnya bara dan bianca yang baca pun terganggu😩😩😩nyebelin
Kusii Yaati
aq paling jengkel kalau ada masa lalu yang mengusik, apalagi kalau kesalahannya mereka yang buat sendiri, Jesica contohnya dia yg selingkuh dia sendiri nggak terima anehkan.semoga Arun dan Yumna bisa melalui masalah ini dengan saling mendukung dan percaya.
Wanita Aries: sama kyk udh byk bgt modelan cerita bgini dgn kmbalinya masa lalu yg merusak
total 2 replies
Sugiharti Rusli
apalagi sepertinya si Jessica ga akan berhenti sampai dia mendapatkan keinginannya tuh,,,
Sugiharti Rusli
dia kan ga punya akses ke hp Yumna yang bisa dia pantau dari sana pergerakannya
Sugiharti Rusli
etapi sepertinya apa yang Barata lakukan bisa berguna kalo ada apa" dengan sepupu nya yah, tapi gimana dengan Yumna🤔🤔
Sugiharti Rusli
hadeh Barata kamu mah memang sengaja nguntit si Arundaru sih yah😅😅😅
Sugiharti Rusli
sepertinya Yumna memiliki firasat yah dia, mungkin karena selama ini dia bukan tipikal yang berhati keras, jadi hal itu tersemat begitu saja di hatinya,,,
Nar Sih
mas arun tetap jga yumna ,hti,,jesika sedang mengintai nya
Yuliana Tunru
arun jujur dgn.yumna gmn jesi takut x saat terjadi sesuaitu yg buruk yumna tak waspada krn.kamu blm trntu selalu ada di sisi yumna
tiara
Barata selalu ngikutin Arun Yumna, ya seneng dia gangguin orang lagi kencan
ken darsihk
Apa yng mau di buat Jesica ya , berharap semua nya baik2 sajah
Hary Nengsih
ada apalagi kah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!