NovelToon NovelToon
Sweet Scandal

Sweet Scandal

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:395k
Nilai: 4.8
Nama Author: Fhatt Trah

Karya orisinil.
Dilarang keras PLAGIAT!
18+

Skandal yang berbuah manis.

"Tidak ada cara lain lagi, kalian harus menikah."

"Apa?" Pekik keduanya berbarengan.

Berawal dari kesalahpahaman hingga berujung pada skandal yang menjungkirbalikkan kehidupannya secara mendadak.

Irene, gadis manis berusia 22 tahun. Yatim piatu, tinggal di sebuah panti asuhan. Pertemuannya dengan Axelle, seorang aktor ternama, membawanya pada sebuah skenario terburuk dalam hidupannya. Demi menutupi skandal yang tanpa disengaja, sebuah sandiwara pernikahan pun dilakukan.

Namun, siapa sangka pernikahan itu justru menguak fakta baru tentang jati dirinya yang sebenarnya. Lalu, siapakah Irene? Mampukah ia bertahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kepalsuan? Akankah pernikahan itu berakhir, atau justru menumbuhkan perasaan yang tak seharusnya ada diantara mereka?

ig@fhatt87

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 17

Irene mengambil langkah seribu keluar kamar. Dan membanting pintunya kencang.

Brakkk

Bunyi dentuman pintu itu mengagetkan Axelle yang masih berbaring di tempat tidur Irene.

Axelle terlonjak bangun. Memandangi pintu itu dengan senyum usil di wajahnya. Lalu tertawa lepas. Menertawakan gelagat Irene yang panik luar biasa.

Memang semalam Axelle menemani Irene. Tapi ia tak bisa memejamkan matanya sedikitpun. Semalaman ia duduk bersandar di kepala tempat tidur sambil memandangi Irene yang tertidur pulas di sampingnya.

Paginya, ketika dilihatnya Irene mulai terbangun, buru-buru ia berbaring dan bersembunyi di bawah selimut. Saat Irene menyibak selimut itu, Irene pun histeris. Membuatnya senang karena berhasil mengerjai gadis itu.

Sementara Irene sendiri, kini bergegas ke dapur. Membuka kulkas untuk mengambil air dingin. Di pintu kulkas itu, menempel sebuah kertas yang bertuliskan peraturan yang harus mereka patuhi sebagai tuan rumah dan tamu rumah. Ia menatap kesal lembaran kertas itu.

"Seharusnya aku tambahkan juga poinku." Sungutnya kesal. Kemudian meneguk air dingin kemasan itu hingga habis.

Sepagi ini tapi hatinya kepanasan. Ulah Axelle mengerjainya sungguh membuatnya gerah bahkan geram.

"Bagaimana bisa dia tidak punya sopan santun seperti itu. Beraninya dia tidur di kamar tamunya. Dasar pria mesum menyebalkan." Gerutu Irene kesal luar biasa.

Terbayang bagaimana Axelle berbaring disampingnya, membuat Irene ngeri, geregetan, rasanya ingin sekali mencekik leher pria itu sampai tak bisa bernapas.

"Oh, astaga." Irene terbelalak dengan mulut menganga. Lalu menurunkan pandangan, menelisik setiap bagian tubuhnya. Pikiran-pikiran kotor pun mulai melintas di benaknya.

Bagaimana jika pria mesum itu menyentuhnya semalam? Bagaimana kalau pria mesum itu ...

"Kyaaaaa ... Dasar menyebalkaaan ..." Pekik Irene kesal setengah mati. Sambil menghentak-hentakkan kakinya di lantai.

"Buatkan aku sarapan." Bisikan di telinganya sontak membuat Irene memalingkan wajahnya cepat. Sampai tak sengaja wajahnya bersentuhan dengan wajah Axelle. Bahkan hidung keduanya saling menempel.

Irene menahan napas. Mengerjap berkali-kali. Lalu memalingkan kembali wajahnya cepat.

Dug Dug Dug

Irene memegangi dadanya sembari membuang napas panjang. Mencoba mengatur kembali debaran jantungnya yang semakin berdetak kencang. Bahkan hatinya berdebar-debar aneh.

Apa itu tadi? Irene membayangkan kembali kejadian beberapa detik lalu. Hampir saja ia mencium Axelle. Dan Axelle malah terlihat santai.

Astaga ...

Irene menutupi wajahnya sendiri dengan kedua tangannya. Baru sehari saja ia tinggal di rumah ini, kejadian-kejadian aneh sudah terjadi. Lalu bagaimana selanjutnya nanti? Bagaimana jika sandiwara ini lama berakhir? Kejadian aneh apalagi yang akan dialaminya di rumah ini?

Ya Tuhan ...

Batin Irene menjerit. Rasanya ia tak bisa berlama-lama tinggal bersama Axelle di rumah itu. Baru sehari saja, pria itu sudah berani tidur di kamarnya. Bagaimana besok-besok nanti? Bisa-bisa pria mesum itu akan ...

Oh my god!

Ia bahkan tak sanggup membayangkannya. Bagaimana bisa Axelle justru terlihat santai dalam menghadapi situasi ini.

"Kamu dengar tidak? Buatkan aku sarapan." Titah Axelle sekali lagi. Lalu melenggang ke meja makan. Menarik satu kursi dan duduk di sana.

Irene belum menanggapi titah Axelle. Ia malah memandang kesal dan geram terhadap pria itu.

"Aku lapar. Ayo cepetan, buatkan aku sarapan." Titah Axelle sekali lagi.

Irene pun akhirnya menurut. Lalu beranjak ke dapur dengan wajah cemberut. Menahan sejuta kesal di dada.

"Yang enak ya? Kalau tidak, aku tidak akan menemanimu tidur malam ini." Goda Axelle sambil tersenyum-senyum sendiri memandangi Irene yang mulai sibuk menyiapkan bahan untuk membuat nasi goreng. Axelle makin usil. Padahal, semalaman ia tak tidur. Semalaman ia memandangi gadis itu tanpa bosan.

Irene pun makin kesal dan geram mendengar kalimat itu. Sungguh, rasanya ingin sekali ia mencekik Axelle. Sampai bola matanya melompat keluar dari tempatnya.

"Apa rasanya sangat nyaman tidur sambil memelukku?" Goda Axelle lagi sambil tersenyum-senyum.

Kali ini Irene berusaha menulikan pendengaran. Berusaha tak menggubris ucapannya. Meski kesal di dada kian menggunung. Kalau ditanggapi, Axelle akan semakin menjadi.

Tak butuh waktu lama, sarapan telah siap. Buru-buru Irene membawanya dan menaruhnya di depan Axelle. Bersama segelas susu hangat.

Kata Boni, Axelle bukan pemilih soal makanan. Asalkan enak. Kecuali makanan sehat ala-ala diet. Sudah pasti, lidahnya menolak.

Setelah selesai membuatkan Axelle sarapan, ia lantas kembali ke kamar. Perutnya yang keroncongan tak ia pedulikan lagi. Hanya saja ia gerah jika harus berlama-lama di dekat pria itu.

Axelle memandangi punggung Irene yang semakin menjauh hingga hilang dibalik pintu kamarnya yang menutup. Lalu menurunkan pandangan, memandangi menu sarapan sederhana yang dibuatkan Irene.

Dari aromanya saja, sangat menggugah selera. Perlahan Axelle mulai menyendok makanannya. Mengisi mulutnya dengan sesuap nasi. Detik itu juga, ia terdiam. Lalu tersenyum tipis.

"Enak juga." Gumamnya lirih.

"Andai saja Clarissa ..." Axelle tak menyelesaikan kalimatnya. Raut wajahnya suram seketika. Yang semula tampak berseri, kini bermuram durja.

Selama tiga tahun lamanya ia menjalin hubungan dengan Clarissa, tak pernah sekalipun Clarissa memberinya perhatian tentang hal-hal kecil selain urusan ranjang. Keahlian wanita itu, selain berlenggak-lenggok di atas catwalk, bergaya di depan kamera, ialah memberinya pelayanan terbaik diatas ranjang.

Padahal, selama ini, ia sungguh berharap, Clarissa akan memberinya perhatian lebih. Bahkan untuk hal-hal sekecil apapun itu. Ia sungguh berharap wanita itu peka. Dan menjadi kekasih yang selalu ada untuknya.

Namun kenyataannya, Clarissa lebih perhatian terhadap karir dan mimpinya. Sudah berkali-kali Axelle mengurungkan niatnya mengajak wanita itu hidup bersama dalam satu ikatan sakral sebagai pasangan yang sah. Entah kenapa, ia selalu meragu akan niat tulusnya. Entah ia yang mulai muak, atau memang Clarissa tidak mencintainya sejak awal. Pasalnya, dari sikapnya selama ini, Clarissa menunjukkan gelagat itu.

Axelle membuang napas panjang. Sembari mengukir senyum getirnya. Lalu kembali menyuapi mulutnya dengan nasi goreng buatan Irene. Yang membuatnya tak bisa berhenti tersenyum.

.

.

Irene keluar dari kamarnya dalam keadaan rapi. Cantik natural dengan tampilan seadanya. Sesuai isi kantongnya.

Di ruang tengah rumah itu, Axelle sedang duduk sambil membaca naskah film terbarunya.

Pelan, Irene menghampirinya. Untuk sekedar meminta ijinnya keluar rumah hari ini.

"Maaf, Pak ..." Ucap Irene ragu-ragu. Entah ia harus memanggil Axelle dengan sebutan apa selain Pria Mesum.

"Suamiku." Ujar Axelle tiba-tiba. Membuat Irene menarik sudut bibirnya.

"Suami? Enak saja. Kita hanya pura-pura. Bukan suami isteri sungguhan.

"Panggil aku Suamiku. Atau kamu bisa memanggilku Sayangku, jika kamu mau." Axelle mulai lagi mengusili Irene.

"Idiiiih ... Amit-amit deh. Iiiiih ... Najis."

"Ya sudah kalau kamu tidak mau. Kalau begitu, panggil aku Tuan Axe."

"Yang itu masih lebih baik dari pada Peyang."

"Apa? Peyang?" Axelle bangun dari duduknya. Melempar naskah ke sofa. Lalu menghampiri Irene perlahan.

Irene gugup. Lalu memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Demi menghindari tatapan tajam Axelle yang terasa bagai menghujam jantung.

"Mau ke mana kamu dengan pakaian seperti itu?" Tanya Axelle.

"Aku mau ijin ke panti sebentar. Aku kangen anak-anak."

"Sore kamu sudah berada di rumah ini lagi."

"Baiklah. Makasih."

"Setidaknya, sebelum pergi, sarapan dulu."

"Nanti saja di panti. Aku belum la_" kalimat Irene terputus. Sebab Axelle menekan sebelah pipi Irene dengan jari telunjuknya. Hingga wajahnya pun otomatis berpaling. Dan pandangan matanya melihat sepiring roti tawar yang sudah diolesi selai dan segelas susu.

"Tap_" Irene hendak menolak. Tetapi kalimatnya lagi-lagi terputus. Sebab Axelle sudah berlalu pergi meninggalkannya.

Kruuuk Kruuuk

Bunyi keroncongan perut Irene yang tak bisa diajak berkompromi lagi. Akhirnya, mau tidak mau, ia pun membawa langkah kakinya menuju meja makan. Lalu mengambil duduk di depan sarapan yang telah tersaji untuknya.

Tanpa sadar, senyum tipis terkembang begitu saja di wajah Irene. Tak disangka, ternyata pria mesum itu sedikit perhatian. Meski menyebalkan, setidaknya dia masih sedikit manusiawi. Dengan tidak membiarkan tamunya kelaparan.

Tanpa berlama-lama lagi, Irene pun mulai menyantap sarapannya. Sambil tersenyum-senyum.

.

.

Irene sedang berdiri di depan pagar, hendak memesan ojek dari aplikasi. Saat tiba-tiba sebuah taksi online berhenti tepat di depannya.

"Irene ya?" Tanya supir taksi begitu kaca mobil diturunkan.

Irene mengernyit heran, "Iya. Ada apa ya?"

"Mari, ayo naik Neng. Tujuannya ke Panti Asuhan Kasih Bunda kan?"

"Iya. Bapak tau dari mana? Saya bahkan tidak memesan taksi Bapak."

"Sudah ada yang memesan Neng. Atas nama Axelle. Artis terkenal itu kan Neng? Bukankah Neng ini isterinya?"

"Bu_" Irene hendak membantah. Namun teringat akan sandiwara yang mereka lakoni.

"Iya, Pak. Saya isterinya."

"Ayo naik Neng. Buru-buru nih soalnya."

Irene pun bergegas naik taksi itu.

Lagi-lagi, ia dibuat tak percaya dengan perhatian kecil yang diberikan Axelle. Sejujurnya, ia kurang nyaman. Namun entah kenapa, hati kecilnya tak bisa menolak. Dan justru merasa senang.

TBC

1
Tamima
terpesona akhirnya 🤭🤭🤭
Sugi Arso
lanjut
Sugi Arso
kasian
Arenna Dorenna
kenapa sy x like lbh awaal seperti selalu sbb sy mo melihat keseluruhan jln ceritnya baru la akn komen...cerita yg bagus..d dasari permulaan yg cantik...bahkan setiap bab sy enjoy menghayati setiap watak yg d suguhkan...welldone author...anda hebat...
🌺Fhatt Trah🌺: ☺️☺️ Terima kasih kk udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏
total 1 replies
Youleannaa
bagus ceritanya,, 😘
Muniroh Mumun
extra part mana thorrrr .....iren blm hamil lg loh ....masak Olivia yg hamil lagi 😂😂😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺: 🤭🤭🤭🤭🤣ampun ngkk aku
total 1 replies
Muniroh Mumun
Zaky ...yg gentle dong jd org .......g kasihan sama iren .....nasib anaknya ada di tanganmu loh .....
Muniroh Mumun
iren anakny Olivia .....Axelle anakny Ranti ......wooww ......amazing
Ria An
dilarang keras plagiat
seperti novel bagus ajah wkwkkwwk
We💜💙
wah.. kereen ni ceritanya. gak bertele-tele. sat set sat set terungkap semua. drama misteri romantis action gak lebay kayak sinetron. syukaak 💜
🌺Fhatt Trah🌺: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Fafaaa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
lovely
lah kurang 🔥🔥🥵
lovely
gimna mau bosan s exel ma s Risa 3 taun sudah tau luar dlm namanya laki² tau yg masih segelan pasti akan berpaling 😜🥵
lovely
dih s axel main sosor aja g dimana² 🥴
lovely
OMG main sosor aja s exell ky bebek 😜
lovely
gak apa² lah toh dah halal 🥴
lovely
bagus ceritanya cm terlalu banyak narasinya jadi ngos²an bacanya 🥴
lovely
good job Irene cewek yang jual mahal SM cowok sombong macam exel
ainatul hasanah
iyalah... tunjukkan saja buku nikah mereka berdua, gigit jari entar Clarissa.
sportif sajalah bang Zaky... entar ada pasangan terbaik untukmu, bukan Irene.karena Irene milik bang Aldo.
ainatul hasanah
tuh kan beneran.... jadi yang disembunyikan Zaky itu buku nikah Irene sama Axell .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!