Kesempatan Kedua

"Rex," gumam Rania terkejut dengan keberadaan Rexi di antalia. Ia menoleh pada ayahnya, juga kakaknya yang kini menggiring Natalie untuk mendekat ke mereka.

"Ada apa ini sebenarnya?" tanya Rania yang hanya mampu ia utarakan di dalam hati. Melihat Rexi di sana benar-benar mengejutkan Rania, tiba-tiba perasaan khawatir menyergap wanita itu.

Rakha, kakak pertama Rania, menatap Raffael dengan kemarahan yang begitu jelas terlihat di wajahnya. Kedua matanya memerah, dipenuhi amarah yang membakar. Bahkan, terlintas dalam pikirannya untuk membunuh Raffael yang telah berani bermain-main dengan adiknya.

Sementara wanita yang ternyata adalah Natalie itu tersenyum kecil menatap dingin pada Raffael.

"Dia telah memberitahu kami tentang kebiasaanmu yang sebenarnya." Agam Raksa menatap Raffael begitu tajam. Raut wajah pria paruh baya itu menyimpan kemarahan yang besar sekaligus perasaan bersalah terhadap putrinya.

Raffael merasa napasnya tertahan saat melihat ada Natalie di kediaman ayah mertuanya. Semua pembelaan yang ia utarakan kini rasanya tidak lagi berguna, keluarga Raksa pasti tidak mau mendengarkannya.

Tapi yang lebih mengejutkan lagi adalah adanya pria yang dengan lantang sebelumnya mengatakan akan merebut istrinya dari tangannya, si Rexi Kayson Rykhad.

"Kenapa dia ada di sini?" tanya Raffael menekan kuat kegugupan serta rasa takutnya. "Apa artinya ini? Kau bekerja sama untuk menjatuhkanku?" Raffael tersenyum sinis pada Rexi dan Natalie secara bergantian.

Melihat ada Rexi di sana, ubun-ubun Raffael rasanya seperti terbakar. Ia langsung mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan sesuatu pada keluarga Raksa. Raffael merasa inilah kesempatan besarnya untuk mempertahankan rumah tangganya dan Rania.

"Daddy, aku tidak ingin menyakiti Rania, tapi aku harus jujur. Aku tahu aku tidak sempurna, tapi aku mencintainya dengan segenap hati."

Ucapan Raffael sempat membuat semua orang bingung, termasuk Rania.

Sampai foto-foto Rexi dan Rania yang bertemu di New York kini diperlihatkan Raffael, termasuk saat foto Rexi mencium istrinya.

"Aku tahu Rania mungkin terlihat baik-baik saja, tapi aku telah melihat sesuatu yang membuatku sakit hati. Aku tidak ingin menuduhnya, tapi..." Raffael menggantung ucapannya dengan melemparkan tatapan dinginnya pada Rexi.

"Dia terus mendekati istriku, dan menginginkannya. Ini semua pasti jebakan dan permainannya untuk memisahkan aku dan Rania!"

Semua orang dibuat terkejut dengan ucapan Raffael. Termasuk Rania.

"Hatiku sakit melihat Rania bersama dengan... dengan pria lain. Aku tidak ingin percaya, tapi bukti-bukti yang aku temukan... Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan."

Raffael memasang wajah sedih sekaligus kecewanya dan seakan terluka atas pengkhianatan yang istrinya sudah lakukan.

Rania yang sangat terkejut dan tidak terima langsung bersuara. "Apa-apaan ini?! Kau mencoba menuduhku berselingkuh?!" Marahnya pada Raffael.

"Aku tidak ingin menuduhmu, Sayang. Aku hanya ingin memberitahu Daddy bahwa aku telah mencoba untuk memaafkanmu. Aku mencintaimu, Rania, dan aku tidak ingin kehilanganmu."

Rania menggeleng keras, ia menatap ayahnya dengan netra yang sudah mengembun. Raffael berusaha membalikkan fakta.

"Tidak, Dad! Itu tidak benar! Raffael hanya ingin memutar balikkan fakta!" ucapnya penuh ketakutan. Takut jika apa yang Raffael katakan akan membuat keluarga Raksa percaya. Terlebih foto kebersamaannya dengan Rexi ada di sana.

"Aku tidak ingin memutar balikkan fakta, Sayang. Aku hanya ingin memberitahu bahwa aku telah mencoba untuk memaafkanmu. Aku sangat mencintaimu, dan aku tidak ingin kehilanganmu."

Raffael ingin memeluk istrinya, tapi dengan cepat Rania menepisnya. Ia juga menatap ayah mertuanya, berharap Agam Raksa percaya. Putri merekalah yang berselingkuh dan dirinya mau memaafkan demi keutuhan rumah tangganya. Besar sekali hati Raffael terhadap istrinya yang sudah berkhianat.

"Istriku masuk ke dalam perangkapnya. Tapi aku memaafkan Rania. Aku sangat mencintainya. Aku tidak mempermasalahkan ini karena aku mengerti bahwa semua ini pastilah hanya jebakan dia sampai membuat istriku goyah!" Tunjuk Raffael pada Rexi yang memasang wajah acuh tak acuhnya.

Raffael semakin gencar menuduh adanya perselingkuhan antara Rania dan Rexi.

"Kau mencoba menuduh aku berselingkuh dengan Rania?" tanya Rexi langsung diiringi kekehan, ia menoleh pada Rania yang melotot tajam dan tersenyum menawan. "Kalau bisa, dari dulu aku memang mau menjadi selingkuhannya," ucap Rexi santai.

Hah?😱

"Seorang keturunan Raksa tidak akan diam saja dan menangis lemah saat dikhianati. Rania akan membalas perbuatan rendahmu berkali-kali lipat. Iyakan, Sayang?" tanya Rexi pada Rania yang tadinya sudah mau menangis kini matanya melotot tajam pada mulut Rexi yang berucap sembarangan di depan keluarganya.

"Bajingan..." Nyaris saja Raffael hendak melayangkan tinjunya pada Rexi, tapi terhenti saat Agam Raksa melemparkan sebuah berkas padanya.

Raffael memeriksa, dan betapa terkejutnya ia. Raffael merasa jantungnya berhenti berdetak saat itu jua. Mata Raffael melebar melihat akta perceraian sudah tertera atas nama dirinya dan Rania.

Raffael langsung menggeleng, wajahnya memerah, tidak terima karena dia sama sekali tidak menceraikan istrinya. Istrinya lah yang berselingkuh di sini, ia berluas hati untuk memaafkan, begitulah alur yang diharapkan oleh Raffael. Tapi belum sempat Raffael mengangkat wajah, ingin mengajukan protes, ia sudah dipaksa mendongak ketika sebuah tendangan keras melayang menghantam dagunya.

Raffael tumbang, terduduk di sofa beserta pekikan Hena yang terkejut.

Seketika darah mengalir dari hidung dan mulut Raffael.

"Pria rendah sepertimu berani-beraninya menduakan adikku."

Kata-kata itu meluncur satu persatu dari bibir pria dingin yang nyaris tidak pernah membuka suaranya. Netranya menyala dan sekali lagi ia masih ingin menghajar Raffael, tapi Rakha berhenti saat sang ayah menghentikannya, ada ibu mereka di sana yang dari tadi tidak berhenti menangis dan dibuat syak syik syok dengan drama yang ada. Berbagai macam fakta dalam rumah tangga putri mereka terkuak dan mendesak untuk minta dipahami.

"Bawa dia pergi dari sini."

Titah Agam Raksa itu meluncur bersamaan dengan pekikan tertahan Raffael yang rambutnya Rakha cengkram dengan sangat kuat. Raffael terpaksa berdiri, mengiringi langkah Rakha yang langsung menyeretnya. Kondisi Raffael mengenaskan saat di lempar keluar dari pintu utama antalia.

"Kakak ipar, Rania masih istriku. Aku tidak pernah menceraikannya." Susah payah Raffael bersuara seraya menahan pedih karena tendangan yang didapatkan di wajahnya. Padahal baru satu kali Rakha melepaskan kemarahannya, tapi pria itu sudah menjelma seperti iblis.

"Habisi dia jika masih berani membuka mulutnya." Rakha memberikan perintah pada orangnya. Putra tertua Agam Raksa itu sama sekali tidak menatap Raffael yang berusaha ingin membela dirinya.

Raffael dibawa keluar dari antalia oleh para penjaga. Raffael merasa seperti terhisap ke dalam lubang yang dalam, ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi ia tahu bahwa hidupnya akan berubah drastis setelah ini. Keluarga Raksa pasti akan membuat perhitungan yang lebih dari sekedar menghancurkan wajah tampannya itu karena sudah mengkhianati kepercayaan putri mereka.