Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Mata Reno membesar sempurna, jika ancaman itu benar adanya bisa hancur dirinya, bagaimana bisa dia menghidupi ibunya dan adiknya belum lagi dengan Dena dan calon anaknya.
"Kau tidak akan dapat apapun termasuk gajimu bulan ini dan juga pesangon seperti karyawan lain, saya tidak sudi berurusan dengan lelaki tidak tahu diri dan tidak tahu terima kasih seperti mu". Usir Leonardo menunjuk pintu keluar.
Reno mengepalkan tangannya karena tidak terima dihina seperti ini tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia tidak mau masuk penjara jika sampai dia memukul bosnya itu.
"Bawah sekretaris tidak tahu dirimu dari perusahaan saya, saya juga memecatnya dengan tidak hormat, perempuan murahan, hamil sama suami orang, tidak tahu malu". Umpat Leonardo menatap tajam Reno.
Mata Reno menajam, dia mengepalkan tangannya erat-erat berusaha menahan emosinya, semua yang dia usahakan telah hancur seketika dan sekarang hanya tinggal Wina sang istri harapannya satu-satunya.
Dia keluar dari ruangan sang bos bersamaan dengan Wina yang datang dengan wajah memerah karena dipecat dengan tidak hormat seperti nya.
"Mas bagaimana ini, kita dipecat, aku tidak mau hidup susah mas, aku ini sedang mengandung anakmu, bagaimana cara kita bertahan hidup". Tanya dengan beruntun sambil menggoyangkan tangan Reno dengan kasar.
Reno yang kini sedang dalam suasana hati tidak baik malah menghempaskan tangan Dena dengan kasar dan membentaknya.
"Diamlah, kau pikir aku tidak dipecat, berhenti merengek kepadaku bukannya bantu mikir, dasar tidak berguna!!".
Matanya menatap nyalang perempuan yang dulu membuatnya tergila-gila sampai berselingkuh dan membuat kehidupannya kini semakin rumit.
"Mas, keterlaluan kamu". Dena menatap tajam Reno karena berlaku kasar padanya.
Untung saja dia bisa menyeimbangkan dirinya, jika tidak dia bisa jatuh dan terancam keguguran.
"Makanya jangan buat aku tambah pusing, sudah tahu kita tertimpa masalah karena kecerebohan mu, sekarang kau hanya tahu marah-marah dan merengek seperti ini, bukannya bantu aku mikir".
Emosinya tidak bisa dia kontrol, dia sedang banyak beban pikiran ditambah lagi Dena hanya bisa merengek dan menyalahkan orang.
Mereka berdua saling menatap tajam, saat pertengkaran itu terjadi pintu ruangan Leonardo terbuka menampilkan wajah sang bos yang tidak bersahabat dan penuh amarah.
"Kalian ini sungguh tidak tahu malu, sudah salah malah saling menyalahkan". Ucapnya dengan tajam.
Dia paling benci dengan manusia penghianat dan juga tidak tahu diri, dan itu ada didepan matanya sekarang.
"Anda tidak perlu ikut campur urusan saya, sekarang anda bukan lagi bos saya, berhenti bicara sembarangan dan sok tahu".
Kini Reno menampilkan wajah aslinya dihadapan Leonardo, dia tidak tidak peduli apalagi dia sudah dipecat dengan tidak hormat seperti ini.
"Ya tentu saja, selama kalian masih berada didaerah kantor kepunyaan saya, saya berhak ikut campur, jadi keluar dari kantor ini sekarang juga, tidak sudi saya berhadapan dengan para parasit tidak tahu diri seperti kalian". Ucapnya sambil mengejek.
"Jangan keterlaluan anda pak Leonardo, anda bisa saya pukul sekarang juga". Hardik Reno tidak terima.
Habis sudah kesabarannya yang sejak tadi dia tahan, dia tidak terima karena dihina habis-habisan seperti ini.
"Oh silahkan saja pak Reno, lagian yang saya katakan benar, anda sudah saya gaji dengan lumayan tapi anda terlalu serakah, belum lagi anda dengan tidak tahu malu dan tidak punya harga diri menumpang hidup pada perempuan yang merupakan sahabat saya, dan sekarang anda berselingkuh dengan perempuan murahan ini hingga hamil,
"wah.. wah.. Anda sangat memalukan sekali". Ucapnya meninggikan suaranya sambil bertepuk tangan mengejek.
Bebrapa pekerja melirik mereka sejak tadi dan tahu apa yang terjadi karena mereka sejak tadi mendengar nya dengan jelas.
Wajah Reno kini sangat merah dan diliputi amarah yang besar, dia maju dan ingin menyerang Leonardo tapi tangannya tertahan oleh Dena.
"Jangan mas, ingat kita masih berada di kantornya, dia punya kuasa disini, ingat banyak security". Tahannya memegang tangan Reno.
Dia tidak mau mendapatkan lebih banyak masalah karena amarah Reno yang tidak bisa dia kendalikan.
Reno menatap tajam Dena, dia tidak terima karena perempuan ini menghalangi nya untuk menghajar lelaki sialan didepannya ini dengan tangannya.
"Jangan halangi aku Dena, mulutnya harus kuberi pelajaran karena seenaknya menghinaku". Reno berusaha menghempaskan tangan Dena yang memegangnya tapi Dena memegangnya dengan erat.
"Sudahlah mas, kita sudah banyak kena masalah, jangan tambah lagi, kamu mau masuk penjara dan tidak bisa keluar, kamu harus ingat ibu dan adikmu dan juga anakmu ini". Dena menarik tangan Reno menjauh dari Leonardo agar tidak terjadi keributan lebih besar.
"Ya pergi sana, bawah lelaki tidak tahu malu itu dari perusahaan ku, jika bukan karena istrinya dia bukan apa-apa, dia hanya gembel yang beruntung diangkat dan dipungut perempuan kaya". Teriak Leonardo dengan sangat keras.
Suaranya bahkan membahana di sepanjang koridor tempat mereka kini, sedangkan Reno sejak tadi berusaha menahan emosinya, dia tidak terima tapi perkataan Dena ada benarnya, kalau dia dipenjara bagaimana ibu dan adiknya dan juga calon anaknya.
Rahangnya mengeras dan giginya bergemuruh, dia betul-betul akan membalas perbuatan dan penghinaan yang dia terima hari ini nanti.
"Ayo mas kita pulang saja, lebih baik kita susun rencana untuk bisa bekerjasama untuk membalas mereka, percuma kamu balas mereka sekarang yang ada mereka hanya menertawakan kamu, ingat mereka punya kuasa dan uang".
Dena menyeret Reno keluar dari perusahaan itu dengan penuh hinaan karena sepanjang mereka keluar mereka dihina dan dicaci maki oleh para pegawai perusahaan itu.
"Dasar benalu, tidak tahu, koruptor". Teriak mereka terus menerus bergantian.
"Perempuan murahan, perempuan gila selangkangan, dasar tidak tahu malu, pelakor". Teriak mereka juga kepada Dena hingga membuat dirinya sangat malu.
Keduanya berusaha menulikan telinganya bahkan mereka berusaha menghindari lemparan kopi dan juga minuman pada mereka bahkan ada yang melemparkan mereka dengan makanan sehingga mereka menjadi kotor.
"Huhu, dasar manusia gila, tidka tahu diri". Teriakan itu kembali menggema ditelinga mereka.
Keduanya bersumpah akan membalas apa yang mereka alami hari ini, dia tidak akan tinggal diam.
Sedangkan Leonardo yang menyaksikan itu tersenyum puas, dia merasa sangat puas karena Reno tidak akan pernah punya muka untuk berhadapan dengan para karyawannya ketika mereka diluar nantinya.
"Itu balasan pada orang tidak tahu terima kasih dan tidak tahu diri seperti kalian, sudah diangkat menjadi lebih baik, tapi lebih memilih berkhianat, dasar manusia menyebalkan". Umpatnya dalam hati.
"Aku akan bicara dengan Wina setelah ini, aku yakin mereka akan mencari Wina untuk mencari keributan setelah ini"
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️