Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17 ONS
Delia pun sudah bersiap untuk pergi ke kantor, bahkan taksi sudah menunggunya di depan. Sementara Bella, gadis itu sedang berada di luar negeri. Saat Delia hendak masuk ke dalam taksi, tiba-tiba seseorang menarik tangan Delia dan juga membekap mulutnya hingga membuat gadis itu pingsan.
Sopir pun kaget, dia ingin keluar dari mobil tetapi pria yang bersama Delia menggelengkan kepalanya. Dia memberikan amplop cokelat berisi uang kepada sopir itu.
"Pergilah! Dan jangan adukan hal ini pada siapapun. Aku tidak akan menyakitinya, aku hanya ingin berbicara saja padanya." ucap pria bersuara bariton itu.
Sopir taksi memperhatikan pria tersebut dengan mata yang penuh ketakutan. Dia menerima amplop cokelat berisi uang dan mengangguk setuju. "Baiklah, saya tidak akan mengatakan apa-apa," kata sopir taksi dengan suara yang lembut.
Sopir taksi kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut, meninggalkan Delia yang masih pingsan di tangan pria tadi. Pria itu pun memperhatikan Delia dengan mata yang penuh perhatian, kemudian membawanya ke mobilnya.
"Apa yang akan aku lakukan denganmu, Delia?" kata pria tersebut dengan suara yang rendah dan penuh pikiran.
Pria tersebut memperhatikan Delia dengan mata yang penuh perhatian, kemudian membawanya pergi dari tempat tersebut. Delia masih belum sadar dan tergantung di pangkuan pria tersebut.
Setelah beberapa saat berkendara, pria tersebut tiba di sebuah rumah besar dan meletakkan Delia di sofa. Pria itu memperhatikan Delia dengan mata yang penuh perhatian, kemudian memanggil seseorang untuk membawakan air dan obat-obatan.
Delia perlahan-lahan sadar dan memperhatikan sekitarnya dengan mata yang penuh kebingungan. Ketika dia melihat pria tersebut, dia langsung mengingat kejadian sebelumnya dan berusaha untuk berdiri.
"Tolong, jangan sakiti aku!" kata Delia dengan suara yang panik. Saat dia memperhatikan wajah pria itu dengan lekat, dirinya mengingat sesuatu.
"K—kau!" pekiknya histeris.
"Aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang penting," kata pria tersebut dengan suara yang tenang.
"Tidak! Kau pasti menginginkan sesuatu. Aku ingin pergi dari sini!" teriaknya seperti orang kesetanan.
"Delia." ucap pria itu. Ya, dia adalah Aryan yang sengaja membawa Delia bersamanya untuk membicarakan sesuatu.
"B—bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya Delia merasa penasaran.
"Bukan hanya namamu, aku bahkan tahu semua tentang kehidupanmu."
"Kau ini benar-benar tidak waras! Pertama, kau sudah menghancurkan kehidupanku, dan sekarang, kau menginginkan apalagi dariku?"
"Anak itu."
Delia mengerutkan dahinya. "Anak? Anak apa maksudmu?"
Aryan mencengkram lengan Delia, hingga membuatnya mengadu kesakitan. "Jangan pura-pura bo*doh. Aku tahu, sejak kejadian di hotel itu, beberapa Minggu kemudian, kau dinyatakan positif hamil. Dan aku yakin, kalau anak itu adalah darah dagingku." ujarnya percaya diri.
Delia melepaskan cengkraman Aryan dengan kasar. "Omong kosong apa ini? Kau jangan sok tahu tentang semua perjalanan hidupku. Dan sekarang, aku tidak sedang hamil. Paham!" tukasnya kesal. Delia berniat pergi, tetapi dia merasakan pusing.
Aryan ingin membantu, tetapi Delia mengangkat sebelah tangannya.
"Don't touch me!" pungkasnya tak terbantahkan.
Suara deru mobil terdengar, dan masuklah seorang wanita dewasa dengan membawa tas nya. Hal itu membuat Delia heran, dia melirik Aryan dengan tajam.
"Apa dia gadisnya, Tuan?"
"Periksa sekarang!" perintah Aryan, dan dijalankan oleh Dokter itu.
"Hei! Apa-apaan ini? Kenapa kau berbuat sesuka hatimu? Siapa dia? Dan mau apa?" Delia menjauhkan diri dari wanita tersebut, yang mengulurkan tangannya.
"Dia Dokter yang akan memeriksamu. Agar aku tahu kebenarannya." ucap Aryan tanpa menoleh ke arah Delia.
"Kau tidak bisa melakukan ini! Apa hakmu? Aku bisa saja melaporkanmu ke kantor polisi dengan motif penculikan!"
"Dokter Nella, cepat periksa dia! Jangan buang waktu." Aryan tidak ingin memperpanjang perdebatan.
Dua bodyguard membantu Dokter Nella membawa Delia menuju ke kamar.
"Dasar pria g*ila! Str*es! Tidak waras! Lepaskan aku!" teriak Delia, tetapi sia-sia.
Setelah beberapa menit pemeriksaan, akhirnya Dokter kembali turun ke bawah, menemui Aryan.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Aryan tidak sabaran.
"Positif, Tuan. Perkiraan saya, usia kandungannya sekarang sudah menginjak delapan belas Minggu. Saya tidak tahu pasti, karena Nyonya tidak mau memberitahu kapan terakhir datang bulan."
"Baiklah, Anda bisa pergi sekarang. Terima kasih." ujar Aryan pada Dokter pribadi keluarganya.
Dokter itu pergi dari rumah mewah milik Aryan, lalu mata Aryan menatap Delia yang hanya diam saja berdiri di atas anak tangga.
*****
BERSAMBUNG
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai