Yasmine (26 tahun) Menikah dengan Evander Christophe (32 tahun) selama dua tahun.
Namun Yasmine tidak pernah diterima di keluarga Christophe karena latar belakangnya yang hanya merupakan anak yatim piatu.
Suatu ketika, sebuah insiden membuat Yasmine kehilangan calon anak pertamanya. Ia disalahkan, bahkan dianggap penyebab kematian calon anaknya sendiri.
Namun siapa sangka, usai ia memutuskan bercerai. Yasmine rupanya masih memiliki keluarga. Dia merupakan putri seorang konglomerat yang terkemuka dikota.
Dia tidak butuh lagi cinta dan Evander yang telah mencampakkannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33.
"Kau tidak bisa melakukan itu!" Shovia menarik tangan Evand. "Aku ini istrimu!"
Evand berhenti. "Bisa! Karena aku sudah meniduri Yasmine semalam! Kalau Yasmine hamil, aku akan menikahinya lagi dan menceraikan mu!"
Shovia terbelalak mendengar ucapan Evand. Wanita itu menggelengkan kepala tidak percaya, tidak mungkin Evand yang menolong Yasmine dan membawanya pergi semalam.
Evand melepaskan tangan Shovia lalu melangkah pergi. Shovia terdiam syok dan lemah, ia terduduk di kursi Shovia.
Bukan hanya Shovia, Madeline dan Yoshi tak kalah syoknya mendengar kata-kata Evand. Mereka masuk kedalam kamar Shovia.
"Shovia, apa benar yang dikatakan Evand? Kamu menjebak Yasmine?" Tanya Madeline.
Shovia hanya diam saja. Namun Madeline dan Yoshi sudah tau bagaimana jawaban Shovia.
Mereka memang tidak menyukai Yasmine. Tapi tindakan Shovia bisa membuat Evand marah dan menceraikan Shovia.
"Shovia, Aku sungguh tidak bisa lagi membantumu, kalau sampai Evand menceraikan mu!" Ucap Madeline.
Seketika Shovia menatap ibu mertuanya. "Begitukah? Kalian yang memaksaku untuk menggantikan Yasmine, dan sekarang kalian mau meninggalkanku setelah Yasmine tersingkir di keluarga Christophe?" Shovia berdiri.
Yang pertama Madeline memang tidak menyukai Yasmine sebagai menantunya karena saat itu asal usul Yasmine tidak jelas. Yasmine bukan menantu yang ia harapkan, karena Yasmine pernah bekerja digrup Christophe sebagai sekretaris Evand.
Madeline memang awalnya menyukai Shovia karena wanita itu lemah lembut dan begitu menghormatinya serta memanjakannya.
Tapi setelah menjadi istrinya Evand, Shovia jadi ngelunjak. Dia hanya hoby Shopping dan mengeluarkan banyak uang dalam seminggu.
Bukan hanya itu, banyak pengeluaran tidak terduga yang Shovia keluarkan. Seakan Shovia ingin menguras harta keluarga Christophe.
Kalau Evand ingin bercerai dari Shovia, Madeline dan Yoshi tidak akan melarangnya. Bukan berarti Madeline akan mengijinkan Evand kembali pada Yasmine juga.
"Kalau aku tau Yasmine dari keluarga kaya raya, aku tidak akan memaksa kak Evand bercerai darinya! Shovia, keluargamu bahkan hidup dibawah tangan keluarga Yasmine. Kalau kau terus mengganggu Yasmine, keluarga Kaylor bisa menendang keluarga Brooklyn jatuh miskin, bahkan diboikot dari kota! Aku tidak membela Yasmine! Tapi memang itu kenyataannya!" Yoshi menyahut dengan santai.
Yoshi tau semua itu dari temannya yang bekerja digrup Brooklyn. Beberapa karyawan terancam diberhentikan.
"Itu tidak benar!" Bentak Shovia. Wanita itu sangat marah mendengar ucapan Yoshi. Shovia hendak mengangkat tangannya, namun Yoshi langsung menahannya. "Lepaskan tanganku!" Bentak Shovia lagi.
"Kau itu memang jauh berbeda dari Yasmine. Pantas saja dia begitu tergila-gila dan cinta mati padanya, meskipun kamu berusaha menggoda nya diatas ranjang sekalipun!" Yoshi menghempaskan tangan Shovia.
"Kau berada didalam keluarga Christophe. Jangan berbuat macam-macam, atau kami akan menendang mu pergi dengan mudah dari sini!" Imbuh Yoshi.
Madeline lalu mengajak putrinya untuk keluar meninggalkan Shovia yang tentu saja kesal.
Shovia mengepalkan tangannya. Meriah bantal lalu membuangnya asal. "Sialan! Berani sekali mereka mengancam ku! Aku akan membuat kalian semua menderita!" Shovia berkata sendiri setelah Yoshi dan Madeline keluar.
.....
Satu minggu setelah Yasmine pergi dari Villa pribadi milik Evand, ia belum pernah lagi bertemu Evand baik sengaja atau tidak.
Yasmine sedang fokus pada pekerjaan, terlebih beberapa hari lagi ia akan keluar negeri untuk mengurus proyek besar.
Hari minggu, Yasmine duduk santai dirumah meskipun pekerjaannya tidak libur.
Zoe datang membawa dua jus jeruk segar menuju tepi kolam renang, dimana Yasmine duduk dikursi panjang dibawah payung.
"Sayang, ibu bawakan jus segar untukmu!" Kata Zoe sembari meletakkan jusnya diatas meja, ia duduk dikursi kosong sebelah Yasmine.
"Ibu repot-repot sekali! Terimakasih!"
Zoe tersenyum. Tidak ada yang lebih bahagia dari apapun bagi Zoe kecuali bertemu Yasmine, melengkapi keluarganya yang pernah kehilangan sinar cahayanya.
"Yasmine..." Zoe memanggil pelan.
Yasmine menoleh pada wanita yang telah melahirkannya kedunia. "Ya bu?"
"Apa kamu masih mencintai Evander Christophe?"
Pertanyaan itu membuat Yasmine tertegun dengan kening mengerut. Ia tidak mengerti kenapa Zoe bertanya tentang perasaannya kepada Evand yang sudah berlalu!
Zoe tidak pernah tau bagaimana hubungannya dengan Evand, selain hanya dari cerita saja.
"Ibu bertanya apa sih? Evand sudah menikah!" Jawab Yasmine sembari menatap kepada Laptopnya lagi.
Zoe tersenyum. Bukan tanpa alasan Zoe bertanya seperti itu. Ia ingin tau bagaimana perasaan Yasmine yang sesungguhnya.
Sebagai ibu, Zoe ingin melihat Yasmine hidup bahagia, kembali menata hatinya dan merakit hidup yang baru.
Tapi melihat dari kedua mata Yasmine dan jawabannya yang mengelak pertanyaannya, Yasmine seperti masih menyimpan perasaan.
"Ternyata kamu tidak lupa kan, kalau Evand sudah menikah?"
Yasmine terdiam dengan otak yang berfikir maksud pertanyaan ibunya.
"Sayang. Ibu ingin kamu bahagia, merangkai kembali hidupmu. Menemukan cinta yang baru, dengan melupakan Evand Christophe!" Ucap Zoe dengan tenang.
Mencari cinta baru tidak pernah terlintas dipikiran Yasmine. Bukan karena mencintai Evand, tapi Yasmine hanya ingin fokus pada karirnya saja.
Yasmine masih trauma dengan pernikahan lamanya dengan Evand. Dan ya, mungkin ia masih sedikit memiliki ruang hati untuk mantan suaminya!
Bukan berarti Yasmine juga ingin kembali pada Evand, terlebih pria itu sudah menikah lagi.
"Aku belum memikirkannya bu!" Jawab Yasmine setelah beberapa saat diam berfikir.
Sebagai ibu, Zoe paham perasaan Yasmine. Zoe hanya ingin yang terbaik untuk putrinya, hanya ingin Yasmine bahagia dan memiliki pria yang menjaganya dengan tulus.
"Iya sayang, ibu paham. Tapi coba pikirkan sekali lagi. Ibu ingin kamu bahagia, ada yang menjaga kamu setiap saat!"
Yasmine tersenyum tipis dengan kepala mengangguk pelan.
"Besok kamu sibuk? Kalau tidak, temani ibu cek kesehatan dirumah sakit ya!"
"Baik bu. Kebetulan Yasmine besok tidak sibuk. Renald akan mengurus pekerjaan dan mempersiapkan barang-barang yang akan Yasmine bawa keluar negeri!"
.....
"Tuan, ini laporan kesehatan anda minggu ini!" Seorang perawat memberikan sebuah surat kepada sosok pria tinggi.
Pria itu tinggi dan parasnya luar biasa tampan, dia memakai celana panjang dan jaket Hoodie hitam dengan tudung kepala.
Setelah menjalankan tugasnya, suster lalu pergi. Pria itu menatap surat kesehatannya, membukanya membaca isinya yang sama sekali tidak ia harapkan.
Tanpa banyak kata, lembaran kertas tersebut sudah berubah menjadi sobekan-sobekan kecil yang tidak beraturan, lalu masuk kedalam tempat sampah.
Pria itu membalikkan badan lalu melangkah pergi.
Yasmine juga keluar dari rumah sakit setelah menunggu Zoe cek kesehatan. "Yasmine, kamu pulang sendiri ya sayang. ibu mau mengunjungi teman lama ibu, rumahnya dekat dari sini!" Ucap Zoe.
"Ibu tidak mau Yasmine antar?" Tanya Yasmine.
"Tidak perlu sayang."
Yasmine menganggukkan kepala, Zoe lalu pergi. Setelah Zoe pergi, Yasmine juga akan pergi. Namun tiba-tiba, kornea hazelnya melihat punggung seseorang yang nampak tidak asing dimatanya.
Pria itu berjalan di lobby dengan langkah lebar. Seakan sedang dikejar waktu dan harus cepat pergi.
Yasmine mempercepat langkahnya hingga mengikuti sampai parkiran mobil. Yasmine berseru memanggil. "Evand!"
Langkah pria itu terhenti dengan jantung yang berdegup cepat. Suara merdu yang begitu ia hafal tiba-tiba menyapa gendang telinganya.