"Ganteng banget, pasti burungnya gede."
Penulis gila yang masuk ke dalam novel orang lain, karena malas berurusan dengan plot alay. Dia mengadopsi man villain dan menikahi second male lead.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mediasi penuh ancaman
Yola dan Sky bersiap-siap memakai pakaian yang rapih, sopan dan terlihat dewasa. Mereka datang sebagai wali alias orangtua dari Langit, jadi mereka harus memiliki image orang dewasa yang tenang.
Langit sudah kembali ke kamarnya, Yola sudah menata banyak aneka makan, nasi, buah dan cemilan di meja samping tempat tidurnya.
"Makan kalau lapar, ini ada telepon darurat. Hubungin aja kalo ada sesuatu yang terjadi disini, caranya cuma tinggal tekan dan langsung tersambung." Ucap Yola was-was.
"Ya, apa tidak masalah kalian datang." Langit tidak ingin Yola datang.
"Tenang saja, tunggu dengan tenang disini." Yola mengelus rambut Langit.
Langit menegang, sama sekali tidak bisa terkejut dengan perlakuan penuh kasih Yola. Terasa sangat aneh baginya, itu karena Sky selalu menatapnya seperti babi berasap dari belakang.
Yola dan Sky bersiap pergi setelah berpamitan, Yola merasa berdebar karena dia aslinya Introvert. Takutnya nanti belepotan saat bicara karena gugup, melihat Sky yang terlihat sangat tenang membuatnya iri.
"Lo ngga gugup apa?." Ujar Yola.
"Ngga, gue punya duit dan posisi Langit bukan pelaku utama." Ucap Sky.
"Lo yakin kita bisa menang? gue gugup banget sumpah." Yola merasa tangannya gemetar.
"Mumpung kita lagi keluar, nanti selesai ini ikut gue sebentar ya." Ucap Sky misterius.
"Kemana? jangan bilang lo mau mutilasi badan gue dan di buang ke sungai." Yola otak kriminal.
"Ngapain harus susah-susah pergi, di rumah juga gue bakal mutilasi lo kalo emang niat." Jujur Sky.
"Kurang ajar." Yola kehabisan kata-kata.
Mereka sampai di sekolah swasta terakreditasi B yang cukup besar. Tempat dimana Langit bersekolah, cukup luas tapi tetap saja terlihat sangat biasa sekali jika dibandingkan sekolah Yola dan Sky.
Mobil masuk ke halaman Sekolah setelah satpam membuka gerbang, Mobil mewah milik Sky menjadi pusat perhatian. Sky parkir di sebelah tiang bendera, lalu keduanya keluar dari mobil dengan keren dan penuh pesona.
Sky dengan kemeja hitam dan celana putih, sedangakan Yola dengan dress sopan warna putih, mereka jadi pusat perhatian karena visualnya yang gila-gilaan.
"Kancing ngga kemeja lo." Bisik Yola kesal.
"Iya-iya." Ujar Sky sedikit meledek.
Sky mengancing kemejanya dengan rapih, menggandeng tangan Yola dan masuk ke dalam sekolah. Banyak murid melihat secara terang-terangan, apalagi saat ini mereka tau jika sedang ada polisi dan orangtua teman mereka juga yang sudah datang.
Yola dan Sky di pandu menuju aula terbuka di samping lapangan upacara, Sky dan Yola keheranan karena mediasi kali ini, seakan dibuat secara terbuka dan menjadi tontonan.
"Maaf, apa mediasi memang dilakukan di ruang terbuka seperti ini?." Tanya Yola heran.
"Benar, Bu." Jawab seorang pegawai TU yang memandu mereka.
"Itu akal-akalan kepala sekolah sama orangtua pelaku. Pengen seluruh dunia tau kalo mereka ngga salah, kayaknya bakal berat karena polisi disini orang-orang mereka sendiri." Ucap Sky tersenyum miring.
"Ah langsung ga mood gue Sky." Rengek Yola.
"Gue udah panggil polisi kota kok, tenang aja." Ucap Sky.
"Katanya cuma bawa duit." Yola tersenyum cerah.
Sky hanya tersenyum, keduanya sampai di aula dan di pandu untuk duduk di kursi yang bertuliskan [Wali Pelaku]. Yola dan Sky menahan emosi, benar-benar playing victim.
Meja dibuat berhadapan layaknya persidangan, Yola bisa melihat ada seorang murid yang nampak babak belur, dengan tangan di gips yang juga hadir disana.
"Oh jadi dia yang adu jotos sama Langit?." Batin Yola.
Suasana senyap dan penuh tekanan. Pihak orangtua sebelah yang datang adalah sepasang paruh baya, yang sepertinya memiliki power.
Kepala sekolah, guru BK dan Wali kelas sudah turut hadir. Yola merasa berdebar tapi dia harus percaya diri, Sky bahkan terlihat sangat santai sekali, tatapannya menghunus ke arah murid yang katanya adalah korban.
"Lihat itu, walinya aja berandalan begini pantes anaknya begitu. Anda jangan coba-coba mengancam anak saya ya." Ucap wali penggugat.
"Saya hanya heran, pukulan di wajah harusnya lebam kenapa di balut kasa dengan obat merah? memangnya dia di serang pakai pisau?." Sinis Sky.
"Anda tidak tau separah apa luka yang dialami anak saya." Bentaknya.
"Benar, saya tidak tau. Jadi tolong perlihatkan lukanya, agar saya bisa tau. Beritahu juga hasil visum nya, saya akan membayar denda jika memang semuanya jujur." Ucap Sky.
"Anda ini siapa, bersikap sok sekali padahal masih muda. Anda tidak tau siapa yang ada di hadapan anda saat ini." Ujar pria di sebelah wanita tadi.
"Saya? apa anda tidak bisa membaca?." Sky menunjuk kertas nama di meja.
"Mohon tenang, mediasi akan segera di mulai dengan panduan pihak berwenang saat ini. Mohon wali korban dan pelaku tetap bisa menahan emosi, agar mediasi berjalan dengan lancar." Ucap Kepala Sekolah.
"Sebentar, pengacara saya masih di parkiran." Ucap Sky dingin.
Kepala sekolah nampak saling pandang dengan para guru, mereka mungkin tidak menyangka wali langit membawa pengacara. Selama ini Langit di kenal berandalan miskin yang sering menunggak administrasi sekolah, jadi mereka pikir semuanya akan berlangsung cepat.
Dari arah depan muncul pengacara Sky dan Yola yang kebetulan sampai bersamaan. Mereka duduk di sebelah Yola dan Sky, Kepala sekolah merasa ketar-ketir karena pengacara yang dibawa Yola dan Sky berpangkat tinggi.
Pengacara Sky juga membawa beberapa wartawan yang siapa melakukan dokumentasi, ini bentuk ancaman untuk pihak sekolah jika berani tidak netral.
"Baiklah, mediasi sudah bisa dimulai sekarang." Ucap Sky tersenyum penuh arti.
Kepala sekolah dengan keringat dingin mulai menjelaskan kronologi dan hasil visum anak penggugat. Cctv juga di potong di bagian Langit yang menyerang lebih dulu, Sky dan Yola masih diam saja membiarkan penggugat yapping lebih dulu.
Tiba saatnya pihak Sky boleh bersuara, Sky tidak tanggung-tanggung dan langsung memberikan pukulan Savage.
Pertama pengacara Sky menunjukan Cctv yang asli, dimana anak Penggugat mematik api perkelahian lebih dulu. Semuanya terdiam, bahkan para siswa yang menonton juga merasa ikut berdebar.
Lalu setelah itu pengacara Yola menunjukan hasil Visum milik Langit dan kondisi Langit saat ini. Baru menunjukkan bukti saja pihak musuh sudah keringat dingin, apalagi semuanya di rekam.
"Saya menegaskan, memang benar Langit memiliki riwayat paru-paru tapi tidak yang begitu parah. Setelah serangan dari anak penggugat dia langsung drop, kesulitan bernafas bahkan berjalan dia tidak bisa. Padahal saya berniat diam dan meminta kepada kepala sekolah untuk bersikap secara adil, saya tidak ingin menuntut apapun dengan apa yang di alami anak saya. Tapi justru anak saya di gugat secara tidak adil, karena itu saya datang membawa semua bukti untuk meminta keadilan yang sebenarnya." Ucap Yola tegas.
"Maaf, anda menyebut Pelaku adalah anak anda. Tapi selama ini Pelaku di ketahui yatim piatu." Ucap Wali Kelas.
"Brengsek banget pelaku apanya, anak gue korban njengg." Batin Yola kesal.
"Kami memang bukan orangtua kandung, tapi sudah sejak bulan lalu kami menjadi orangtua dari Langit Cakra Bumi. Segala tunggakan administrasi sudah kami lunasi, Langit tidak pernah memiliki kasus fatal dan dikenal pendiam di sekolah." Ucap Yola.
"Sepertinya Langit menyembunyikan sesuatu, selama ini Langit di kenal sebagai pemalak, pengancam dan pembully di kalangan anak kelas sepuluh sampai kelas dua belas. Langit sama sekali tidak pendiam, saya bisa memanggilkan saksi jika anda tidak percaya." Ucap Guru BK.
"Saksi? saksi palsu maksudmu?. Semua murid yang di panggil sudah pasti menurut pada guru, berhenti merambah kemana-mana dan selesaikan dulu kasus ini Bu Guru." Sky mendengus sinis.