NovelToon NovelToon
Aku Bukan Simpanan

Aku Bukan Simpanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh
Popularitas:37.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17 Rasa Curiga

Devan menoleh kembali ke arah Aletta yang mana gadis itu masih berada di bawah tubuhnya dengan nafas yang tidak teratur dan wajahnya tampak ketakutan.

"Apa ini yang kau mau?" ucap Aletta dengan suara serak yang nafasnya menerpa wajah Devan yang menatapnya penuh dengan gairah.

"Kau Kenapa sangat suka sekali membuatku berada dalam posisi seperti ini? kenapa kau menekanku seperti ini? Apa kau puas dengan semua ini?" tanya Aletta.

Aletta seakan pasrah jika akhirnya dia ketahuan bersama Devan di dalam mobil dengan posisi mereka yang seperti itu.

"Kenapa? Kau tidak membiarkan ku hidup tenang? kenapa menggangguku? kenapa kamu jadi laki-laki yang sangat serakah?" tanyanya dengan dada yang terasa sesak.

Matanya berkaca-kaca yang diperlakukan Devan seperti itu.

"Biar Bunda lihat!" ucap Ratih yang melangkah mendekati mobil Aletta. Dari luar memang tidak terlihat apapun, karena posisi mereka hampir saja berbaring.

Langkah Ratih yang hampir saja sampai pada pintu mobil itu dan secara tiba-tiba Aletta sudah keluar dari mobil.

"Bunda!" ucapnya yang tampak gugup, masih terlihat merapikan diri dan sangat gelisah.

"Kamu lama sekali Aletta!" ucap Ratih.

"Tadi mencarinya sedikit lama," jawab Aletta tersenyum menunjukkan hoodie milik Vallen.

"Ya. Sudah kalau gitu kamu langsung masuk ke mobil Kakak kamu dan kamu disetiri dia. Vallen bersama bunda dan Ayah," ucap Ratih.

"Baiklah! Besok Aletta akan ambil mobilnya di hotel," ucap Aletta. Ratih mengangguk.

Ratih berjalan terlebih dahulu, Aletta menghela nafas yang merasa aman. Aletta melihat kearah mobilnya dan kemudian menyesal kedua orang tuanya.

Ternyata Aletta masih bisa selamat yang mana Devan masih berada di dalam mobilnya, Devan tahu Aletta ketakutan dan akhirnya melepaskannya yang untung saja mereka tidak ketahuan.

Dengan nafas naik turun Devan melihat bagaimana Aletta yang masuk ke mobil Thalia dan melihat Vallen yang juga masuk ke dalam mobil kedua orang tua Aletta.

"Maaf Aletta, jika cara kamu membuat kamu mengalami semua ini," ucapnya

***

Aletta, Thalia berada di dalam mobil dengan Aletta yang menyetir, sebentar-sebentar menoleh ke arah Thalia yang masih terlihat begitu sedih.

"Kakak benar-benar tidak apa-apa?" tanyanya dengan rasa bersalah.

"Kenapa aku tiba-tiba memikirkan sesuatu," ucap Thalia.

"Memikirkan apa?" tanya Aletta.

"Mungkinkah Devan memiliki wanita lain," celutakan Thalia membuat Aletta kaget, bahkan hampir saja dia menabrak sepeda motor di depannya dan untung saja masih bisa terkontrol.

Aletta berusaha untuk tenang dan untung saja Thalia tidak menyadari bahwa Aletta itu sangat terkejut.

"Ke- kenapa Kakak bisa punya pikiran seperti itu?" tanyanya dengan gugup.

"Kita sama-sama wanita dan kamu seharusnya bisa melihat bagaimana sikap Devan saat di acara pertunangan, ada sama sekali niat untuk bertunangan, tidak menentu dan fokusnya entah kemana-mana," ucap Thalia.

"Benarkah?"

"Aku tidak terlalu memperhatikan hal itu. Kakak juga jangan berpikiran terlalu buruk. Mungkin saja Kak Devan nervous saja," ucap Aletta.

"Lalu bagaimana jika dia benar-benar memiliki wanita lain?" tanya Thalia menoleh ke arah Aletta.

Aletta kesulitan menelan saliva mendengar curigaan Thalia.

"Kenapa Kakak tanyakan pada Aletta!" Aletta tersenyum yang berusaha menutupi rasa kegugupannya dan kembali menoleh ke arah depan yang fokus menyetir.

"Aku tiba-tiba saja memiliki pikiran seperti itu dan bukankah firasat wanita itu sangat kuat. Devan seperti 8 tahun yang lalu, tiba-tiba saja bersikap seperti itu yang membuatku merasa tidak nyaman dan akhirnya kami putus. Lalu sifatnya kembali seperti itu. Aku tidak merasakan Devan yang serius padaku," ucap Thalia mengungkapkan rasa kekecewaannya.

"Kakak sekarang hanya kecewa dengan pertunangan yang ditunda. Apa yang terjadi di acara pertunangan Kakak adalah insiden yang tidak diinginkan, tangan Kaka Devan yang terluka dan belum lagi cincin pertunangan itu hilang. Bukankah masih bisa melaksanakannya di kemudian hari," sahut Aletta yang berusaha untuk memberikan pencerahan kepada kakaknya agar tidak terlalu mencurigai Devan.

"Entahlah, aku tidak tahu kapan melanjutkan pertunangan ini," sahut Thalia menghela nafas. Dia bersandar pada jok mobil dan memejamkan matanya.

Tampak wajahnya sudah tidak ingin memikirkan apa yang terjadi, kecewa yang begitu besar terlihat dari raut wajah itu Dan sejak tadi dia memang marah pada Devan, saking marahnya tidak berbicara pada Devan. Kemarahan wanita tingkat tinggi adalah dengan diam.

"Maaf, Kak! ternyata kepulangan ku membuat Kakak mengalami semua ini," batin Aletta yang terus merasa bersalah.

***

"Ayo Vallen buka bajunya biar mama ganti," ucap Aletta yang sudah sampai rumah yang terlihat membuka lemari pakaian.

"Baik, Mah," jawabnya.

Ting, Ting, Ting.

Saat Vallen membuka bajunya tiba-tiba saja terdengar suara dentingan barang yang membuat Aletta melihat dan ternyata cincin yang tepat jatuh di kakinya.

Aletta mengerutkan dahi, lalu berjongkok dan mengambil cincin itu.

"Bukankah ini?"

"Vallen ini dapat dari mana?" tanya Aletta.

"Tadi waktu di hotel, Vallen melihat berguling di kaki Vallen, lalu Vallen langsung mengambil dan menyimpannya," jawabnya yang membuat Aletta kaget yang ternyata itu adalah cincin pertunangan Thalia dan Devan.

"Astaga Vallen! kenapa tidak mengatakan kepada orang-orang yang ada di sana hah! Kenapa malah menyimpannya. Apa Vallen tidak tahu jika semua orang mencari cincin ini," ucap Aletta terlihat panik.

"Vallen tidak tahu. Ma," jawabnya.

"Lalu Kenapa mengambilnya dan tidak mengatakan kepada Mama. Vallen tidak boleh mengambil apapun yang bukan milik Vallen!" tegas Aletta.

"Maaf. Ma!" ucapnya merasa bersalah.

"Aku harus mengembalikan cincin ini kepada Kak Thalia," batin Aletta yang berdiri tetapi tiba-tiba langkahnya tidak jadi.

"Tidak mungkin. Jika Kak Thalia mengetahui bahwa sejak tadi Vallen menyimpan cincin itu yang adanya dia akan mencurigai ku. Apalagi tadi didalam mobil kak Thalia sudah sampai berpikiran seperti itu," batin Aletta yang benar-benar kebingungan sekarang.

Aletta berjongkok kembali di depan putrinya dengan memegang kedua bahu Vallen.

"Jangan pernah mengambil sesuatu yang bukan milik kamu dan apapun itu harus dikatakan dulu kepada Mama. Mama tidak mau kejadian ini terulang kembali," ucap Aletta memberikan nasehat kepada putrinya yang membuat Vallen menganggukkan kepala.

"Lupakan saja cincin ini dan jangan beritahukan apa-apa kepada nenek, kakek atau Tante Thalia," ucap Aletta yang tidak ingin menambah masalah.

"Memang cincin itu milik siapa?" tanyanya.

"Tidak milik siapapun! jangan membahas masalah cincin ini lagi," tegas Aletta. Vallen kembali menganggukkan kepalanya.

"Ayo cepat ganti bajunya. Vallen tidur dan besok sekolah," ucap Aletta dan Vallen menganggukkan kepala.

***

Pagi ini Aletta yang tampak mengolesi roti dengan selai strawberry kesukaan Vallen

"Vallen senang sekolah di sini?" tanya Ratih.

"Senang, teman-teman di Indonesia ternyata sangat baik, mereka juga sering meminta ajari Vallen berbahasa Jepang," jawabnya.

"Kalau begitu Kakek juga ingin diajari bahasa Jepang," sahut Danu.

"Boleh," sahut Vallen dengan tersenyum yang mengambil roti yang diberikan Aletta dan langsung melahapnya.

Bibi yang tiba-tiba menghampiri meja makan.

"Ada apa Bi?" tanya Ratih.

"Tuan Devan ada di ruang tamu," ucap Bibi

Aletta yang tadinya ingin melahap rotinya tidak jadi ketika mendengar nama Devan menjadi tamu di rumah mereka. Jantung Aletta selalu berdebar dengan kencang saat mendengar nama laki-laki itu wajahnya juga penuh dengan kegelisahan dan rasa takut.

Bersambung .. ..

1
mbok Darmi
pasti thalia tertawa bahagia mendengar penderitaan arleta dasar saudara egois pengen menang sendiri playing victim kenapa justru arleta yg sakit kanker rahim harusnya thalia saja biar dia sadar diri jadi wanita tidak sempurna biar tidak makin sombong dan egois
Adinda
Aletta itu bodoh harusnya yang harus tau diri itu thalia sudah punya suami malah mengharapkan laki orang
mili: Gregetan sama Thalia...gak dewasa mikirnya selalu ingin di istimewakan
total 1 replies
Nafsiah
Yaudah sii thalia ikhlasin semuanya,,, toh skrg kamu punya bayu yg harus kamu perhatiin,,,
Lanjut ka....
suka-suka saya
MURAHAN BANGET SI ALETTA BANGST SOK CNTIK NJIRR MURAH
mbok Darmi
thalia menggali kuburan nya sendiri bukannya dendam mu terbalaskan justru kamu yg ajan menderita menikah dgn bayu krn bayu juga memanfaatkan kamu saja jd jgn nyesel kedepannya, semoga arleta hamil lagi biar thalia makin cemburu
guest1053527528
Alhamdulillah akhirx mba thalia menemukan jodohx
mbok Darmi
wah bayu dan thalia sekongkol ingin balas dendam jgn takut arleta semua yg diawali dgn balas dendam yang tidak baik akan berbalik kepada mereka jgn lemah tetap waspada
Adinda
dari awal saja devan gak cinta sama kamu thalia
mbok Darmi
thalia kamu saja yg oon bin goblok krn kamu egoisi ngga mau membuka mata dan hatimu untuk sedikit mengalah dan legowo bagaimana pun vallen keponakan mu
mbok Darmi
ternyata thalia juga egois banget padahal saudara kandung dan sudah punya vallen dari awal juga devan ngga begitu mencintai thalia
Adinda
bayu kau nikahin saja thalia kalau memang kasihan jangan ganggu rumah tangga orang
mbok Darmi
bayu ngapain juga nguping kamu orang luar yg bikin masalah tambah besar, udah pergi aja ternyata kamu juga biang keroknya juga
mbok Darmi
keluarga toxic semrawut ngga ada yg waras yg thalia baru jd tunangan aja merasa istri dan arleta yg bodoh hanya diam saja udahlah salah satu mati saja hbs perkara
mili
kayak nya si Thalia ada gangguan kejiwaan,mka nya Aletta selalu ngalah
Adinda
ngatain Alletta pelakor memang kau istrinya devan,sadar diri kau thalia kau gak ada ikatan suami istri sama Devan ,jangan mau mengalah Alletta demi anak dan suamimu kau juga korban karena kakakmu kau dijebak
mbok Darmi
kalau arleta menyetujui permintaan thalia berarti memang arleta labil goblok bin oon jadi wanita berpendidikan tapi ngga bisa mikir secara logika isi otaknya hanya merasa bersalah dan minta maaf
Adinda
jangan mau Alletta pertahankan suami dan anakmu,dasar pelakor manipulatif kau thalia
Adinda
Aletta gak perlu merasa bersalah jangan mau mengalah lagi pertahankan anak dan suamimu
Adinda
kamu jangan mau mengalah lagi Aletta dari thalia kamu bukan pelakor kamu Punya ikatan sah sama devan, thalia sama bayu saja thor
Adinda
thalia thalia yang pelakor itu kau,Aletta dan devan sudah ada ikatan suami istri sedangkan kau belum jadi istri sok tersakiti padahal awal mula kejadian karena kau sendiri yang tidak bisa menjaga adikmu yang dijebak padahal Aletta tidak mau ikut, sadar diri la kau thalia.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!