NovelToon NovelToon
ISTRI Rasa PELAKOR

ISTRI Rasa PELAKOR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Butterfly

JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU

Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.

Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.

Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .

Wanita ****** dari mana kamu berasal?

Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?

Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.


Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 14

Satu suapan akan masuk kedalam mulutnya tapi baru mencium aromanya saja membuat Kafindra merasa mual, dengan seribu langkah ia berlari menuju kamar mandi di ruangan pribadinya.

Jenna yang belum sempat menghilang sepenuhnya dibalik pintu merasa heran, laki-laki itu berlari seperti menahan sesuatu dalam tubuhnya . karena tak ingin masuk lagi ia hanya menunggu didepan pintu sampai batang hidung laki-laki itu muncul lagi.

Lima menit sudah Kafindra menghilang dibalik pintu rahasia itu, ketoprak beserta es jeruknya masih utuh tak tersentuh diatas meja.

Huek huekk ......

Suara muntahan menggema dalam kamar mandi mewah itu, berpegangan pada pinggiran kloset ia bersimpuh dilantai kamar mandi karena lemas. Bahkan suaranya sudah lemah karena sudah hampir lima belas menit ia merasakan mual di perutnya .Kepalanya seketika pusing, pandangannya berkunang - kunang saat akan bangkit.

Kenapa rasanya jauh lebih menyakitkan saat peluru panas itu menembus tubuhku .

" Jenna " ia berteriak lirih, mencoba mengeluarkan seluruh tenaganya agar suaranya bisa terdengar.

Entah kenapa hanya nama itu yang terbesit dikepalanya , padahal dirinya sendiri yang mengijinkan wanita itu pergi tadi.

 Karena tak mendapat sahutan, ia terkapar pasrah pada lantai kamar mandi, tubuhnya ia sandarkan pada tembok yang terasa dingin hingga menembus tulang.

" Sialan" umpatnya lirih disisa tenaga. Bisa-bisanya ia terkapar tak berdaya seperti ini.

Jenna yang masih menunggu di depan pintu tampak melirik kedalam beberapa kali karena ruangan itu masih sunyi, entah kemana perginya pria itu.

" Kenapa Jen? " Jenna terlonjak kaget, ia sampai mengelus dadanya beberapa kali sembari mengatur napas.

" Astaga mbak Desi. "

Ditatapnya Jenna yang masih sibuk melihat kedalam ruangan , " Kenapa sih ngeliatin kesana terus dari tadi? " Desi ikut mengintip ruangan bosnya yang sepi.

" Kemana Pak Bos? kok nggak ada? " tanya Desi. Karena beberapa menit yang lalu, Jenna, berada didalam bersama bosnya.

" Tadi pas waktu mau makan ketoprak yang saya beliin tiba-tiba aja malah lari sambil bekap mulutnya , seperti ini ___ " Jenna menirukan gerakan yang dilakukan oleh bosnya.

Pfttt___ Desi berusaha menahan tawa saat melihat adegan ulang yang dilakukan Jenna, apalagi dengan wajah khawatirnya itu terlihat menggemaskan.

" Beneran mbak, saya malah takut Pak bos kenapa- kenapa? " Jenna mendengus kearah Desi. Pikirnya wanita itu tak percaya padanya.

" Ya udah masuk aja dari pada penasaran kan, " Desi menarik tangan Jenna kedalam ruangan bosnya sampai di depan pintu yang tampak terbuka .

" Coba panggil, " ucap Desi.

" Pak... ? " Jenna sedikit mengeraskan suaranya karena ruangan itu lumayan lebar.

Hening beberapa detik sebelum Jenna mendengar namanya disebut , lirih dan tak terlalu jelas. Tapi ia yakin jika itu suara bosnya.

Tanpa menunggu lagi, ia berlari masuk meninggalkan Desi yang tampak terkejut.

" Ehhh___ Mau kemana Jen? " tanya Desi, kakinya ikut melangkah masuk sedikit tergesa. ia jadi ikut bingung bercampur khawatir .

" tuh kan, " lirih Jenna begitu melihat tubuh jangkung itu terkapar tak berdaya di lantai kamar mandi.

Jenna berjongkok disamping Kafindra, menepuk pipi yang putih mulus itu beberapa kali. Apakah laki-laki itu pingsan , pikirnya.

" Pak? " panggil Jenna tak ada respon .

" Loh ngapain tidur disini sih Pak? " tanya Desi , ia berdiri diambang pintu kamar mandi menyaksikan tubuh besar bosnya itu lesehan diatas lantai kamar mandi dengan mata terpejam.

Jenna melotot kan matanya tanpa sadar kearah Desi, bisa-bisanya wanita itu berpikir jika Kafindra tengah tidur. Serabut itukah pikirnya.

" Pingsan ini mbak, " geram Jenna.

" Kamu yakin dengan tubuh sebugar Pak bos bisa pingsan? Tadi pagi aja masih sehat walafiat Jen, waktu debat sama saya. " jelas Desi, melipat kedua tangannya didepan dada.

Mengingat tentang perdebatan makanan tadi pagi aja ia masih dirundung perasaan kesal bukan main.

Kafindra yang sebetulnya masih memiliki sedikit kesadaran mendengar semua yang diucapkan sekertaris nya. Andai tenaganya tak hilang tiba-tiba, ia pasti akan mendebat dan memberi pelajaran wanita itu.

" Sialan kamu Desi, " bibir tebal itu tampak bergerak, Jenna yang berada di sampingnya bisa mendengar secuil arti kalimat itu.

Desi menatap penuh tanya pada Jenna, " Sedang mengumpati mbak Desi kayaknya, " adu Jenna.

Desi mencebik kesal, " udah jangan ditolongin, biarin aja tiduran disini . Belum pernah juga kan dia , " ucap Desi.

Wanita itu benar-benar pergi meninggalkan Jenna dan bosnya didalam kamar mandi.

" Kok malah pergi mbak? " Jenna menatap punggung putih mulus itu dengan pandangan hampa.

Ia kembali menatap bosnya yang masih memejam kan mata. " Tubuh sebesar ini mana bisa aku mengangkatnya? " gumam Jenna. ia mulai berpikir berbagai cara agar laki-laki itu bisa sadar.

" Pak, " Jenna menepuk pipi itu berkali-kali, karena tak kunjung membuahkan hasil, dengan terpaksa tubuh berototnya mengangkat bobot tubuh dua kali lebih besar darinya.

1...2....3 Jenna menghitung ancang-ancang , tangannya ia selipkan dibawah ketiak pria itu. Dengan terpaksa tubuhnya sedikit menempel di tubuh pria itu.

Enghhh.... Jenna mengejan mengangkat beban seberat beban di pundaknya selama ini.

Setelah berhasil bangkit, tubuh besar itu sepenuhnya bersandar pada tubuh Jenna yang hampir kehilangan keseimbangan beberapa kali.

Jenna berjalan mundur dengan tangan mendekap erat tubuh bosnya. Kepala pria itu ia sandarkan dileher sebelah kanan, sedangkan sebelah kiri ia gunakan untuk melihat jalan agar tidak menabrak dinding ataupun barang lainnya .

Walaupun hanya berjarak sepuluh meter dari kasur, Jenna sampai harus mengeluarkan seluruh tenaganya menyeret beban sebesar itu .

" Diet Pak, ini badannya berat banget lo., " Kesal Jenna . Pikirnya pria itu sedang pingsan jadi tidak akan mendengar ucapannya.

Setelah berada disisi kasur, ia melempar tubuh besar itu dari dekapannya. Namun sial tubuhnya malah ikut terseret hingga menindih tubuh pria jangkung itu.

" Aaaaa ..... " Jenna meringis merasakan tubuhnya seperti menghantam sesuatu yang keras. " Ini badan apa batu sih, gak ada empuk-empuknya " lirih Jenna.

Belum sempat ia bangkit, teriakan seseorang dari arah pintu luar membuatnya terkejut.

🐣🐣🐣

Briella sudah ada dalam perjalanan menuju rumah calon mertuanya. Sudah hampir seminggu ia tak berkunjung ke sana dengan alasan sibuk.

Kedekatannya yang bisa dibilang sangat baik, membuatnya selalu disambut dan diperlakukan dengan baik.

Beruntung sekali bukan?

" Hallo tante, " kedua wanita berbeda usia itu langsung cipika cipiki begitu bertemu.

" Ayo masuk Briella, " ucap Mehra, menuntun sang calon mantu untuk masuk kedalam rumahnya.

Wanita cantik dan berbakat itu akan menjadi kebanggaan keluarganya karena berhasil menggaetnya menjadi menantu Dewandaru. Sudah menjadi keharusan jika mencari pasangan yang setara.

" Bagaimana pekerjaan mu? masih sering menolak job? " tanya Mehra, ia melirik sebentar saat pelayan sedang menyajikan jamuan untuk tamu.

Briella tersenyum canggung, " Iya Tan, Kata Kafindra ia tak mau jika aku terlalu sibuk dengan duniaku hingga mengabaikannya. " Jelas wanita berusia dua puluh delapan itu.

🦋🦋🦋🦋🦋🦋

1
Inonk_ordinary
g romantis,serem
Grasela Malo
Mkanya jgn bodoh
Yami CB
Terus terang ini adalah salah satu cerita terbaik yang pernah gue baca! 🌟
Nurul Khotimah: makasih kak 😍
total 1 replies
Cleopatra
Mantap nih!
vee
Kebanjiran emosi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!