Find You Again

Kamar bernuansa soft pink itu terlihat sunyi lantaran sang pemilik kamar hanya terdiam menatap langit-langit kamarnya dan terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Masa sih yang romi bilang bener? Tapi belakangan mario emang agak aneh tingkahnya." Monolog hana

Ia tengah mengingat-ingat beberapa ucapan temannya itu saat berada di cafe tadi.

Tok...tok..tok..

Pintu kamar hana di ketuk dari luar, dengan sedikit malas hana pun bangun dari acara rebahannya

"Ibu?" Ucap hana begitu membuka pintu kamarnya, di sana sang ibu tengah berdiri sembari tersenyum menatapnya

"Di bawah ada mario sayang, temuin gih tapi jangan lama-lama ya, udah malem soalnya, kamu harus istirahat." Ucap sang ibu pada putrinya itu

"Mario bu?" Heran hana, untuk apa mario menemuinya malam-malam begini

"Iya nak, sana temuin." Ucap ibu hana kembali yang di angguki oleh hana

"Iya bu." Hana pun akhirnya keluar dari kamarnya untuk menemui mario

Mario tersenyum ketika melihat hana yang jalan perlahan mendekat ke arahnya.

"Kenapa mar? Udah malem loh, apart kamu juga jauh dari sini kan." Tanya hana sembari mendudukan dirinya di sofa

"Enggak kok, aku lagi nginep di rumah mama jadi deket kalo dari sini." Jawab mario yang di angguki oleh hana

"Emm...ada apa mar?" Tanya hana kembali, ia menunggu mario untuk bicara namun tak kunjung mengeluarkan suaranya sedari tadi

"Maaf ya han, kamu gak nyaman ya aku dateng malem-malem gini." Sesal mario

"Bukannya gak nyaman mar, tapi bingung aja kamu kok nyari aku malem-malem gini buat apa? Kita kan baru ketemu di cafe chris kan, apa kamu gak capek? Kamu kan kerja juga, kamu bisa hubungin aku lewat handphone aja loh mar." Jelas hana dengan pelan

"Gak papa kok, aku cuma belum tenang aja kalo belum liat kamu udah bener-bener sampe rumah."

"Aku udah gede mar, aku bukan balita yang gak tau arah pulang."

"Ya kali aja kamu nyasar." Gurau mario

"Ada ada aja kamu." Geleng hana tak habis fikir

"Han, aku boleh tanya gak?" Tanya mario

"Tanya apa mar?"

"Itu, romi itu siapa?" Tanya mario hati-hati

"Romi?" Hana sedikit heran mendengar nama romi pada pertanyaan mario

"Romi sahabat aku mar." Lanjut hana

"Bukannya kamu bilang sahabat kamu itu cuma maya ya?" Sekarang mario terdengar aneh menurut hana

"Aku, maya sama romi kita udah sahabatan dari dulu mar, aku gak ada cerita tentang romi karna percuma juga kamu gak kenal sama romi kan." Jelas hana walaupun ia tak mengerti untuk apa ia mejelaskan semua itu pada mario

"Jangan terlalu deket sama dia." Ucap mario membuat hana mengerutkan dahinya seketika

"Kenapa? Romi sahabat aku mar, kamu gak hak buat larang-larang aku kaya gini." Hana mulai kesal sekarang

"Aku gak nyaman liat dia han, kayanya dia bukan orang baik." Kukuh mario

"Kamu apa-apaan sih, romi itu sahabat aku, jadi aku tau romi itu gimana, atas dasar apa kamu nuduh romi kaya gini? Apa hak kamu larang-larang aku kaya gini mar? Aku gak suka ya kalo ada yang mulai kritik sahabat-sahabat aku, kita baru kenal beberapa bulan mar, dan kita gak sedeket itu buat kamu ngomentarin orang-orang yang ada di sekitar aku sebelum kenal sama kamu, kamu harus tau batasan kamu mar." Papar hana, sebisa mungkin ia menahan emosinya

"Kamu harus dengerin aku gin-"

"Gin? Hana, aku hana mar bukan gina, jadi semua perlakuan aneh kamu belakangan ini karna ini alasannya? Kamu anggep aku sebagai gina? Maaf mar, aku hana bukan gina seharusnya kamu sadar. Sekarang mending kamu pulang, aku mau istirahat." Potong hana segera berdiri meninggalkan mario di ruang tamu sendiri

"Han dengerin aku dulu." Pekik mario yang tak di perdulikan sama sekali oleh hana, wanita itu tetap berjalan meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya

"SIAL!" Frustasi mario, mengacak-acak rambutnya kasar kemudian pergi dari rumah hana, karna waktu yang sudah semakin malam tak memungkinkan mario untuk pergi membujuk hana, mungkin akan ia lakukan besok

Sedangkan di kamar, hana tengah menangis pelan di balik selimutnya, dan tanpa sadar seseorang memasuki kamarnya.

Perlahan orang tersebut berjalan ke arah gundukan selimut di atas kasur milik hana.

"Hana sayang, kamu kenapa nak? Kok nangis?" Itu adalah ayah dan ibu hana yang akan mengucapkan selamat malam namun malah mendapati sang putri tengah menangis sembari menutup seluruh tubuhnya dengan selimut

"Sini sayang coba bilang sama ayah, hana kenapa hmmm.." Bujuk sang ayah pelan

Perlahan hana mulai keluar dari gulungan selimutnya.

"Kenapa nak? Di sini ada ayah sama ibu yang selalu ada buat hana, hana jangan sedih sendiri ya nak, ada yang bisa ibu sama ayah bantu sayang?" Lembut sang ibu sembari mengelus lembut surai hitam hana, hana semakin terisak mendengar perkataan sang ibu barusan

"Loh kok tambah kenceng nangisnya? Ibu salah yang sayang." Panik sang ibu yang langsung di jawab dengan gelengan oleh hana

"Kenapa nak, janga buat ibu khawatir hmm.."

"Bu...yah..." Panggil hana yang masih terisak

"Iya nak ibu ayah di sini sayang." Sang ibu tersenyum teduh

"Apa ayah sama ibu juga anggep hana cuma pengganti gina? Apa ayah sama ibu gak anggep hana sebagai hana tapi sebagai gina?" Ucap hana dengan susah payah karna tangisnya

"Kamu ngomong apa sih sayang, hana ya hana, gina ya gina, kalian kembar tapi bagi ibu sama ayah kalian dua orang yang berbeda walaupun dengan rupa yang sama. Rasa sayang kita itu sama besarnya buat kalian berdua, kamu tau gimana sedihnya ibu sama ayah waktu kamu hilang dulu, bahkan gina sampai sakit karna terus cariin kamu dan akhirnya ayah bohong kalo kamu tinggal sama nenek di kampung." Jelas sang ibu

"Maaf ya nak, semua salah ayah, coba aja kalo ayah lebih berusaha lagi buat cari kamu mungkin kita gak akan selama ini baru bisa ketemu dan kumpul lagi, ayah ibu sayang kalian sebagaimana kalian, hana sebagai hana dan gina sebagai gina, gak ada pengganti siapapun di sini karna hana dan gina itu dua orang yang berbeda tapi dua-duanya sama-sama anak kesayangan ayah dan ibu." Jelas sang ayah membuat hana menghambur pada pelukan hangat sang ayah, sedangkan sang ibu hanya tersenyum hangat melihat interaksi sang suami dan putrinya itu, sedari kecil hana memang lebih dekat dengan ayahnya sedangkan gina lebih dekat dengannya

"Makasih ayah ibu, maaf hana udah berfikiran yang enggak-enggak." Ucap hana menyesal

"Gak papa sayang, kami tau gimana perasaan kamu." Ucap lembut sang ibu

"Sekarang kamu istirahat ya, besok kan masih harus berangkat kerja, Udah ya nangisnya, masa besok berangkat kerja mata kamu bengkak kan gak lucu nak." Gurau sang ayah

"Ayahhh.." Rengek hana

"Lucunya anak ayah, kok masih kaya anak SD gini hmm.." Lanjut sang ayah meledek putrinya itu

"Ibuuu.." Kini hana beralih pada pelukan sang ibu

"Ayah kamu emang nyebelin, udah ya istirahat udah malem gak baik buat kesehatan." Bela sang ibu, hana pun mengangguk tanda setuju dengan ucapan sang ibu barusan

Hana pun membaringkan tubuhnya, sang ibu membantu memakaikan selimut hana dengan benar yang kemudian mengecup singkat dahi hana sembari mengucapkan selamat malam pada putrinya itu.

Hana tersenyum kemudian memejamkan matanya untuk menjemput sang malam, sedangkan kedua orang tua hana berjalan pelan keluar kamar hana.