Narendra cakrawala seorang pria badboy berusia 25 tahun, niat hati melarikan diri ke kampung halaman sang nenek untuk menghindari perjodohan, namun siapa sangka di sana justru Naren malah di paksa menikahi salah satu gadis di sana, akibat kecerobohan nya mengendarai motor...
Ayuna mandala seorang gadis yang selalu hidup mandiri sejak kecil karna keadaan ekonomi, kini dirinya baru berusia 19 tahun, niat hati ingin menghirup udara segar di sawah saat sore hari, namun dirinya malah di sangka mesum akibat kecerobohan dari si pengendara motor tersebut...
❤️❤️❤️❤️❤️
Bagaiman kisah mereka selanjutnya? penasaran, yuk baca 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emak naufal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17 : huru-hara sodara julid
motor yang di kendarai oleh Naren pun sudah tiba di depan rumah mertuanya, namun mereka nampak mengernyitkan dahi heran sebab mendengar suara ribut-ribut dari dalam rumah.
" Akang jangan kaya gitu dong sama adik sendiri, masa uang segitu aja ga bisa minjemin, kalo aku ga butuh-buruh banget juga ga bakalan minjem sama akang !" Itulah suara yang ayuna dengar sebelum memasuki rumah nya, setelah sampai di dalam Ayuna langsung tau siapa orang yang datang pagi-pagi begini ke rumah orangtua nya dan teriak-teriak.
" Bukan ga mau minjemin Vera, tapi akang sendiri saja tidak punya uang !" Ujar pak Ahmad pada adiknya itu.
" akang jangan bohong, bukan nya sekarang akang besanan sama Bu Ratih orang kaya yang punya banyak kebun itu ?" sahut adik pak Ahmad lagi.
Namun belum sempat pak Ahmad menjawab Ayuna sudah lebih dulu menyahuti ucapan bibi nya itu.
" Bibi ngapain pagi-pagi udah teriak-teriak di sini ?" Tanya Ayuna setelah tadi mengucap salam lebih dulu saat masuk ke dalam rumah, di susul oleh Narendra yang membawa semua belanjaan mereka tadi.
" Tuh lihat anak akang aja bisa belanja sebanyak itu, ga mungkin kalo akang tidak punya uang !" Ujar bibi Vera sambil menatap sengit ke arah pak Ahmad, sedangkan pak Ahmad langsung menghela nafas kasar.
" Ayuna belanja juga pakai uang sendiri vera, dan suaminya pun memberi uang padanya untuk keperluan sehari-hari, jadi itu ga ada urusannya sama kamu !" Ucap pak Ahmad membuat bibi Vera melototkan matanya.
" Halah bilang aja kalo akang pelit, mentang-mentang sudah besanan sama orang kaya, sama saudara sendiri lupa !" ketus bik Vera lagi dan langsung menatap Ayuna dengan sengit.
" Bibi pinjem uang 10 juta neng, nanti bibi ganti kalo paman kamu udah pulang dari luar negri, kamu jangan lupa kalau kamu bisa menikah dengan cucu Bu Ratih karna bibi, uang ini juga buat biaya menikah Kaka sepupu kamu !" Ujar bik Vera pada Ayuna membuat Ayuna langsung mendelik kesal.
" Bibi ga salah ngomong gitu sama Una, bukan nya waktu itu bibi sengaja biar Una menikah sama kang Endra karna takut calon nya teh meli naksir Una lagi, lagian waktu itu bibi ga tau kan kalo kang Endra ini cucunya Oma Ratih, jadi Una menikah bukan karna bibi, melainkan karna Una memang sudah jodoh dengan kang Endra !" Sambar Ayuna yang sudah sangat jengah dengan kelakuan adik dari bapaknya itu yang selalu saja bersikap seenak nya.
" Berani kamu ngomong gitu sama bibi ?" Kesal bik Vera.
" Pokok nya bibi ga mau tau bibi mau pinjam uang 10 juta, kalau engga sertifikat rumah ini yang bakal bibi gadaikan !" Sambung bik Vera lagi membuat Ayuna semakin kesal mendengarnya.
" Udahlah Vera kamu pulang aja sama, akang beneran ga ada uang untuk di pinjami sama kamu !" ujar pak Ahmad dengan nada lembut pea adiknya itu, entah kenapa Kaka beradik itu memiliki sifat yang sangat berbeda jauh.
" Mana sertifikat rumah ini, biar aku gadein ke juragan Komar !" todong bi Vera masih dengan wajah yang sangat masam.
" Ga ada, sertifikat sawah akang aja belum kamu kembalikan !" ucap pak Ahmad membuat bi Vera kembali kesal.
Tapi sebelum bi Vera kembali mengeluarkan suaranya Narendra sudah lebih dulu berbicara yang membuat mereka semua langsung terdiam dengan ekspresi berbeda-beda.
" Saya akan kasih uang sepuluh juta itu tapi setelah ini anda tidak boleh lagi menganggu keluarga istri saya !" Celetuk Naren dengan wajah dingin dan datar.
Ayuna beserta kedua orangtuanya langsung terdiam dengan perasaan tidak enak, sementara Bu Vera langsung menerbitkan senyum nya begitu mendengar ucapan narendra.
" Kenapa ga dari tadi sih, kalo begitu kan bibi ga perlu sampai kesal seperti ini !" Ucap bi Vera dengan nada yang berubah menjadi lembut.
" nanti malam anda bisa kembali lagi ke sini untuk mengambil uang nya !" Ujar Narendra dan langsung di angguki dengan semangat oleh Bi Vera.
" Oke, tapi beneran kan, ga bohong ?" Tanya bi Vera yang tidak langsung percaya begitu saja.
Sementara Narendra hanya menjawab dengan anggukan kepala nya tetap dengan wajah datar seperti kanebo kering.
" Tuh kang jadi orang tuh kaya menantu kamu, jangan pelit !" Sindir bi Vera pada kakanya dan pak Ahmad hanya diam saja enggan menanggapi.
Setelah mengatakan itu bi Vera langsung pergi begitu saja dengan senyum penuh kemenangan, tidak lupa ia kembali mengingatkan Naren untuk menyiapkan uang nya nanti malam.
Setelah Bu Vera pergi Narendra langsung di tatap oleh ketiga orang di ruangan itu.
" Harusnya akang ga usah ngeladenin ucapan nya bi Vera, dia udah sering banget pinjem uang sama bapak tapi ga pernah di kembaliin malah kita yang di gosipin ke sana kemari !" ujar ayuna dengan wajah yang masih menunjukan kekesalan.
" Iya nak Endra, adik bapak itu sudah biasa seperti itu, harusnya kamu ga perlu mengiyakan permintaan nya tadi !" Sambung pak Ahmad dengan perasaan yang tidak enak terhadap menantu nya.
" Gapapa pak, toh saya juga tidak akan memberikan uang itu secara cuma-cuma nantinya !" Ujar Narendra dengan senyum tipis yang menyimpan sejuta misteri.
" Maksudnya gimana kang ?" Tanya Ayuna mewakilkan rasa penasaran ibu dan bapaknya.
" Kamu liat aja nanti, habis ini aku izin buat ke rumah Oma sebentar ya sekalian ngembaliin motor !" Jawab Naren dengan nada yang sedikit lembut sebab ada ibu dan bapak Ayuna, tidak mungkin kan dirinya menyebut gue-elo pada sang istri di depan mertuanya itu.
Sementara Ayuna hanya bisa mengangguk kaku dan tidak berani bertanya lebih jauh pada suaminya itu karna takut Naren akan tantrum, Ayuna juga tidak peduli dengan apa yang mau suaminya itu lakukan pada sang bibi sebab Ayuna sudah sangat muak dengan kelakuan adik dari bapak nya itu.
setelah itu Narendra kembali pergi menuju rumah sang Oma, selain ingin menukar kembali motornya ada sesuatu hal yang harus Narendra kerjakan.
Ayuna menuju dapur sembari membawa barang-barang yang tadi di belinya di pasar, di bantuin oleh sang ibu Ayuna pun menata semua belanjaan ke dalam kulkas dan rak penyimpanan.
" kira-kira apa yang mau di lakuin sama suami kamu nanti neng ?" Tanya Bu indah.
" Ga tau Bu, Una ga berani banyak tanya sama kang Endra karna takut dia ga nyaman nantinya, tapi semoga aja setelah ini bibi ga bikin huru-hara lagi !" sahut Ayuna sembari menata belanjaan di dalam kulkas, ibu indah hanya bisa mengaminkan ucapan sang anak sebab dia sendiri pun sudah sangat jengah dengan kelakuan adik iparnya itu.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
aihhhh miris kali hidup kau una
pasti Naren jg banyak masa lalunya ihhh ga cocok merek