NovelToon NovelToon
Aku, Kamu, Dan Jarak Yang Tak Kasat Mata

Aku, Kamu, Dan Jarak Yang Tak Kasat Mata

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

"Apa yang Dipisahkan Tuhan takkan pernah bisa disatukan oleh manusia. Begitu pula kita, antara lonceng yang menggema, dan adzan yang berkumandang."
- Ayana Bakrie -

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selasa 31 Mei 2016

Aku rindu kepada Andra. Dia menghilang tanpa kabar beberapa waktu terakhir. Aku terus bertanya-tanya bagaimana kabarnya. Apakah dia baik-baik saja? Apa dia sehat? Apa masalah yang ia hadapi sudah selesai? Seberat itukah hal yang sedang ia hadapi? Ku harap dia baik-baik saja dan masalah yang sedang ia hadapi sudah selesai.

Aku bertanya kepada Brian, apakah Andra menghubunginya atau tidak. Brian bilang Andra tidak bisa dihubungi sama sekali. Andra juga berhenti berbagi puisi di Radits Squad. Para anggotanya juga mulai menanyakan ketidakhadirannya. Status Andra di whatsapp tak pernah online sama sekali dalam waktu hampir satu bulan terakhir. Aku harap dia baik-baik saja dimanapun dia berada. Pesanku yang menanyakan kabarnya juga tak pernah ia baca sama sekali. Hanya ada dua tanda centang berwarna abu-abu di pojok kanan bawahnya.

Aku takut jika apa yang selama ini ku takutkan terjadi. Jika Andra memang benar-benar menghilang. Menjauh dariku. Aku tak siap. Aku selalu ingin tahu kabarnya. Ingin tahu kesehariannya. Aku rindu. Aku takut dia meninggalkan kami semua, entah karena apapun itu. Aku takut dia bosan menghubungi ku. Aku takut dia menjauh.

Hingga akhirnya sore ini Andra tiba-tiba menghubungiku. Rasa biru itu seketika tumpah. Aku sangat senang sekali.

"Maaf banget ya, Na. Saya nggak bisa dihubungi belakangan ini. Saya bahkan nggak ngomong apa-apa ke kamu sebelum saya menghilang. Saya butuh waktu untuk menenangkan pikiran. Saya minta maaf." Kata Andra.

Alhamdulillah. Aku sangat senang mendapatkan pesan darinya. Aku senang sekali. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Nggak apa-apa, kok. Kamu apa kabar? Kamu baik-baik aja, kan?" Balasku.

"Iya. Saya baik-baik saja. Seharusnya saya memberitahu kamu jika saya butuh waktu sendirian sebelum menghilang. Saya harap kamu nggak khawatir." Katanya.

"Aku khawatir. Bukan cuma aku, Brian, dan Radits Squad juga. Kamu  sudah menghubungi mereka semua?"

"Belum. Besok akan saya hubungi. Kabar kamu gimana?"

"Alhamdulillah, baik. Kamu bener udah nggak apa-apa?"

"Iya. Puji Tuhan, saya sudah mendingan. Tapi saya nggak sakit, kok."

"Alhamdulillah. Aku seneng tahu kabar kamu."

"Na. Saya mau cerita sesuatu, boleh? Saya rasa saya bisa berbagi denganmu."

"Boleh, aku mau, kamu boleh cerita apapun yang kamu mau. Apapun."

Andra menceritakan keluarganya. Tentang ayah dan ibunya, alasan mengapa ia tak terlalu suka membahas mereka, tentang saudaranya, tentang kakek dan neneknya. Tentang rumah dan keluarga yang ia impikan.

Benar dugaanku. Andra bukan anak orang sembarangan. Kakeknya merupakan seorang Taipan yang memiliki banyak bisnis dan terkenal sebagai salah satu orang paling kaya di negeri ini. Fokus bisnis keluarganya di bidang industri dan perbankan, selain itu, kakeknya juga merupakan pemilik dari salah satu merk rokok yang sangat populer. Kakek dan neneknya memiliki tiga orang anak. Salah satunya merupakan ibunya Andra. Ibu Andra, yang bernama Tante Clarissa merupakan putri kedua dan satu-satunya anak perempuan.

Tante Clarissa menikah dengan ayah Andra di usianya yang ke dua puluh tahun. Andra bilang, itu bukan pernikahan yang didasari cinta. Orang tuanya menikah murni hanya karena urusan bisnis. Mereka tak saling mencintai. Ibunya menikah dengan ayahnya karena dijodohkan. Ayah Andra merupakan putra tertua salah satu pengusaha tambang batubara di Kalimantan. Jadi pernikahan tersebut bisa dibilang menguntungkan kedua belah pihak.

Tetapi bukan berarti orang tua Andra saling benci dan tidak memberikan cinta serta kasih sayang kepada anak-anaknya. Mereka tetap memberikannya. Andra bilang mereka bekerjasama dengan baik. Seperti teman. Namun Andra tidak suka hal itu, dia bilang dia bisa melihat tidak ada cinta di antara orang tuanya.

Andra bilang, dia tahu fakta ini sejak lama. Dia kadang bertanya-tanya mengapa keluarganya tidak seperti keluarga yang lain yang saling mencintai. Mengapa ayah dan ibunya tak saling mencintai? Mengapa mereka menikah hanya untuk kepentingan bisnis semata.

Dia mulai mengetahui ada yang tidak beres dengan hubungan orang tuanya saat sang ayah justru lebih dekat dengan pengasuhnya. Saat itu usia Andra masih lima tahun. Ia bilang, perilaku yang ditunjukkan ayahnya ke sang pengasuh jauh berbeda dengan perilakunya ke ibunya. Ia pernah melihat orang tua salah satu temannya. Interaksi mereka mirip dengan interaksi ayah dan pengasuhnya. Sampai lama-lama dia mulai mengerti jika ayahnya memang mencintai pengasuhnya itu. Namanya Tante Maria. Ada cinta yang selalu tercurah saat kedua orang itu saling pandang.

Aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaannya. Dia bilang dia sangat terkejut, marah, kecewa, sedih, bercampur jadi satu. Ia mengerti akan hal itu di usia yang sangat muda. Dia benar-benar terpukul. Dia tak mau bicara dengan siapapun dan terus menerus menangis berhari-hari. Dia  begitu marah kepada Tante Maria, dia bahkan melempari Tante Maria dengan barang-barang. Dia sungguh sakit hati.

Tentu saja keluarganya panik melihat kondisi Andra yang seperti itu. Terlebih lagi ibunya. Ibunya selalu menemaninya dan mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan Andra menjadi seperti itu. Andra bilang, dunianya runtuh seketika. Setelah lama mogok bicara dan mogok makan. Ia akhirnya menceritakan tentang hal itu kepada kakak-kakaknya.

Tak seperti dugaan Andra. Kedua kakaknya tampak tidak terkejut, kakak laki-lakinya saat itu berusia tiga belas tahun sedangkan kakak perempuannya berusia sembilan tahun. Kakak laki-lakinya langsung memeluk mereka berdua sedangkan kakak perempuannya menangis tersedu-sedu. Andra bilang dia seakan mati rasa saat itu. Semua saudaranya tahu tentang hal itu. Seketika rasa bencinya kepada sang ayah jauh meningkat. Ia merasa kasihan kepada ibunya. Dia pikir ibunya harus tahu akan hal itu.

Dia menceritakannya kepada ibunya di lain hari. Ibunya terkejut, ada rasa marah yang terpancar dari raut mukanya. Andra langsung dipeluk dan dia menangis di pelukan ibunya sampai waktu yang lama. Andra meminta ibunya untuk mengadukan hal ini kepada kakeknya. Namun ibunya bilang, kakek Andra tak perlu tahu. Ibunya akan menyelesaikan masalah ini seorang diri.

Andra pikir dia akan kehilangan sosok ayahnya. Dia tak peduli. Dia tak suka orang yang berselingkuh. Ia tak masalah dengan perceraian orang tuanya. Dia akan lebih bahagia jika seperti itu. Namun lagi-lagi ia merasa tidak ada rumah baginya.

Memang benar ibunya bilang jika akan menyelesaikan permasalahan itu dengan ayahnya. Namun bukan menyelesaikan seperti yang Andra harapkan. Saat Andra menguping pertengkaran orang tuanya. Kata-kata yang ia dengar bukanlah tentang perceraian, melainkan tentang pemecatan Tante Maria. Ibunya tak suka jika Andra dan saudaranya tahu tentang hubungan ayah dan pengasuhnya. Ibunya bilang ia tak masalah dengan hubungan mereka. Tetapi, di hadapan anak-anaknya, keluarganya, dan di hadapan hal layak umum, mereka harus tampil sebagai keluarga yang sempurna.

Ayahnya menurut dan bilang akan melakukan apa yang ibunya Andra minta. Dan gilanya, ibunya memberikan izin saat ayahnya meminta untuk menikahi Tante Maria. Andra sungguh marah dan ingin segera masuk menghampiri orang tuanya. Namun kakak laki-lakinya menahannya. Dia mengajak Andra ke kamarnya. Kakaknya bercerita jika ibunya juga memiliki selingkuhan. Seketika Andra kembali menangis.

Andra bilang dia pernah bertemu dengan selingkuhan ibunya juga. Orang itu tidak menikah. Menurut pengakuan kakak-kakaknya, ibunya dan orang itu memang sepasang kekasih sebelum orang tua mereka menikah namun cinta mereka tak direstui karena orang itu berasal dari keluarga biasa saja. Jadi mereka terpaksa putus. Dan kembali menjalin hubungan setelah Andra lahir. Ayah Andra juga tahu akan hal ini.

Dia merasa marah dan jijik dengan semua itu. Dunianya hancur, tak ada tempat yang bisa ia sebut rumah. Dia merasa tak memiliki keluarga. Dia tumbuh menjadi anak bandel yang suka memberontak. Andra bilang, dia bahkan pernah minum alkohol di usianya yang kelima belas tahun.

Dia sempat bertanya kepada saudaranya yang lain bagaimana mereka melewati semua ini. Saudara-saudaranya bilang jika mereka mencoba berdamai dengan keadaan yang ada dan menikmati setiap rupiah yang diberikan keluarga mereka untuk foya-foya. Itu sebabnya mereka memilih untuk tinggal di Jakarta dan melanjutkan studi di luar negeri setelah lulus SMA.

Andra tumbuh menjadi anak yang tak betah di rumah dan tidak percaya kepada keluarganya. Dia tak membenci mereka sama sekali, namun dia akan sangat marah ketika dinasihati orang tuanya karena ia bilang jika orang tuanya tidak pantas mengatakannya. Orang tuanya baginya bukan contoh yang baik. Andra juga bilang dia sudah terbiasa dan menerima fakta itu.

Itu alasannya mengapa ia bilang jika ia ingin menikah dengan orang yang ia cintai dan mencintainya juga. Dia ingin punya rumah yang ia idam-idamkan. Rumah dimana ia bisa membangun keluarganya sendiri.

1
nurul hidayati
ceritanya bagus... cuma direct speech nya aj yg agak banyakin.... biar berasa real aj. good 👍🏻👍🏻
Venus Earthly Rose: oke kak, makasih masukannya 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!