Bahagia karena telah memenangkan tiket liburan di kapal pesiar mewah, Kyra berencana untuk mengajak kekasihnya liburan bersama. Namun siapa sangka di H-1 keberangkatan, Kyra justru memergoki kekasihnya berkhianat dengan sahabatnya.
Bara Elard Lazuardi, CEO tampan nan dingin, berniat untuk melamar tunangannya di kapal pesiar nan mewah. Sayangnya, beberapa hari sebelum keberangkatan itu, Bara melihat dengan mata kepalanya sendiri sang tunangan ternyata mengkhianatinya dan tidur dengan lelaki lain yang merupakan sepupunya.
Dua orang yang sama-sama tersakiti, bertemu di kapal pesiar yang sama secara tak sengaja. Kesalahpahaman membuat Kyra dan Bara saling membenci sejak pertama kali mereka bertemu. Namun, siapa sangka setelah itu mereka malah terjebak di sebuah pulau asing dan harus hidup bersama sampai orang-orang menemukan mereka berdua.
Mungkinkah Bara menemukan penyembuh luka hatinya melalui kehadiran Kyra? Atau malah menambah masalah dengan perbedaan mereka berdua yang bagaikan langit dan bumi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiLovi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Welcome to Indonesia
"Wah, coba lihat! Anak Ayah cantik sekali," puji Roni sembari memutari putrinya yang baru pulang dari salon.
Kyra tak bisa menyembunyikan senyumnya ketika mendengar pujian itu dari sang ayah. Seharian ini, usai semalam tiba dari Singapore, Kyra menghabiskan waktunya di salon kecantikan untuk merubah penampilannya. Ia memotong dan merapikan rambut panjangnya, mewarnai dan sedikit memberi sentuhan berbeda, membeli softlens untuk pengganti kacamata tebalnya juga membeli sedikit lipstik dan bedak. Sungguh, tekad Kyra untuk berubah sudah bulat sejak hari di mana ia dan Bara melakukan hubungan terlarang itu. Ia sudah mengubur dalam-dalam sosok Kyra yang culun dan kuno.
"Cantik, kan, Yah?" tanya Kyra meyakinkan diri.
"Cantiiiik sekali! Ayah sampai pangling lihat kamu nggak pakai kacamata dengan rambut di warna. Kayak artis!"
Kyra tertawa mendengar pujian ayahnya yang berlebihan. Ia tak sabar untuk segera masuk kerja dan menunjukkan penampilan barunya pada Keanu dan Zeline.
"Ayah sudah masak nasi goreng barusan, kita makan, yuk! Kamu pasti sudah laper, kan?" Roni menarik Kyra ke meja makan.
Seporsi nasi goreng ekstra pedas telah tersaji bersama dengan telur mata sapi, tempe goreng tepung dan krupuk. Kyra menyentuh perutnya yang mulai keroncongan ketika melihat masakan favoritnya itu, tanpa sadar ia menelan salivanya. Tanpa menunggu lebih lama, ia menarik kursi dan menyantapnya setelah lebih dulu berdoa.
Roni yang masih tak menyangka bila putrinya akan kembali secepat ini, tak bisa lagi menahan rasa harunya. Dua hari yang lalu, ia dikabari oleh seseorang dari Singapore yang menyatakan bahwa putrinya menghilang dari kapal bersama salah seorang penumpang lainnya. Bagai mendengar kabar kematian, Roni menangis histeris kala itu karena hanya Kyra-lah satu-satunya harta berharga yang ia miliki di dunia.
Namun, yang membuat Roni heran adalah mengapa tak ada satu pun siaran berita di televisi yang mengabarkan tentang berita orang hilang di kapal pesiar. Awalnya, Roni sempat tak percaya karena ia tak mendapatkan informasi lain yang valid selain telefon kala itu. Namun, akhirnya ia menyerah ketika berkali-kali mencoba menelepon dan menghubungi Kyra namun nomornya sudah tak aktif. Roni putus asa, ia tak tahu harus mencari putrinya di mana, terlebih ia hanyalah lelaki biasa saja yang tak punya pengaruh apa-apa.
Dan malam ini, melihat putrinya dengan lahap menikmati nasi goreng buatannya, Roni seperti menemukan dunianya kembali. Gio yang sempat tak terurus dan jadi pendiam beberapa hari kemarin, kini mulai berkicau dan mengoceh lagi.
"Enak?" tanya Roni ketika Kyra terlihat sangat menikmati suapan demi suapan nasi goreng buatannya.
"Enak bangeeeet ..." Kyra mengacungkan kedua jempolnya.
"Makanlah yang banyak. Selama di pulau itu, kamu pasti sangat kesulitan mencari makanan!"
"Eh, siapa bilang? Di sana ada banyak buah pisang loh, Yah!" Kyra menghentikan makannya dan menatap sang ayah dengan serius. "Aku sempet berantem juga sama monyet karena rebutan pisang! Hahaha ..." tawa renyah Kyra mau tak mau membuat Roni ikut menertawainya.
"Hanya pisang?" selidik Roni prihatin.
"Ada umbi talas juga, aku juga sempet makan ikan bakar!"
"Ikan bakar?"
"Ehem! Bara yang mendapatkan ikan itu secara nggak sengaja."
"Bara? Siapa Bara?"
Kyra menggigit bibirnya dengan canggung. Harusnya ia tak perlu menjelaskan sejauh itu pada ayahnya.
"Ky, kok diem? Bara itu siapa?"
"Dia ... Dia yang terjebak denganku juga."
"Lelaki?" Roni terbelalak syok.
Kyra meraih sendoknya dan kembali melahap nasi goreng yang kini rasanya sedikit berbeda ketika ia mengingat Bara.
"Jadi kamu selama hampir seminggu terjebak bersama lelaki?" tanya Roni kembali memastikan.
Dengan perasaan tak karuan, Kyra mengangguk lemah. Ia tak berani lagi menatap mata sang ayah. Siulan Gio di taman belakang yang seolah mengolok-olok dirinya membuat Kyra mendengus jengkel.
"Astaga, terus kalian tidurnya gimana? Dia nggak macem-macem kan sama kamu?"
Sekali lagi Kyra menggeleng, kali ini gelengan kepalanya lebih berat dan penuh beban. Ia sudah berbuat hal yang di luar batas bersama Bara, namun hanya sekali itu, dan tak terjadi apapun setelahnya!
"Kami tidur berjauhan kok, Yah. Dia juga memperlakukan aku dengan baik."
"Namanya Bara?" Roni menatap Kyra lekat-lekat.
"Iya, namanya Bara."
Wajahnya Roni yang sedari tadi menegang, perlahan mulai rileks. Meskipun masih ada banyak pertanyaan di dalam benaknya, namun ia akan berusaha untuk mempercayai putrinya kali ini. Kyra sudah 24 tahun dan pastinya sudah cukup matang untuk memilih mana yang baik dan buruk untuk masa depannya.
"Cepat selesaikan makanmu, setelah itu beristirahatlah. Besok kamu sudah harus masuk kantor, kan?"
Kyra mengangguk mendengar perintah ayahnya. Ia mempercepat suapan nasi goreng di piringnya agar ayahnya tak bertanya lebih jauh lagi tentang Bara.
Esok paginya. Hari yang telah Kyra tunggu akhirnya tiba. Sejak jam 6, ia sudah menyelesaikan persiapannya untuk ngantor. Riasan tipis dengan polesan lipstik pink nude membuat penampilan Kyra terlihat segar pagi ini, rambut ikal yang biasanya ia ikat ke belakang kali ini ia biarkan tergerai. Kacamata tebal yang selalu menjadi ciri khasnya, kini tak lagi terpakai karena Kyra memilih menggunakan softlens minus. Rok panjang di bawah lutut tak lagi membuat Kyra tertarik untuk mengenakannya, ia memilih rok yang lebih pendek dan memadukannya dengan kemeja pas body. Sungguh, demi penampilan baru ini, Kyra hampir menghabiskan uang tabungannya.
Tiba di lobi kantor, Kyra berhenti sejenak dan sedikit menyemprotkan parfum di leher dan pergelangan tangan. Dengan percaya diri yang tinggi, ia melangkah memasuki lift dan semakin tak sabar untuk bertemu Zeline.
Ting.
Pintu lift terbuka di lantai 5 tempat departemen Kyra bernaung. Ia mengayunkan langkah keluar dari lift dengan senyum merekah. Meskipun ada sedikit rasa gugup, namun Kyra memastikan dirinya sendiri bahwa perubahannya kali ini pasti akan menjadi pukulan telak bagi duo racun itu.
"Selamat pagi!" Kyra menyapa semua temannya yang berada di kubikel masing-masing.
Semua kepala menoleh ke arah Kyra, untuk sepersekian detik mereka terpana. Dan oh, Zeline juga! Kyra tersenyum puas di dalam hati tatkala melihat mulut Zeline menganga lebar ketika melihatnya.
"Kyra?!" salah seorang temannya bangkit dan menghampiri gadis cantik yang masih mematung di pintu.
Kyra mengangguk dengan penuh rasa bangga. "Ya, ini aku. Aku sudah kembali teman-teman!"
...****************...
gengsi aja di gedein pake ga ada cinta
di abaikan dikit udah kesel hahah
wkwkwkwwk