Seorang pemuda yang di harapkan oleh kedua orang tuanya untuk jadi orang yang baik,malah terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.
pemuda tersebut akhirnya keluar walaupun di paksa oleh kedua orangtuanya
yuk ikuti terus bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 31
"Tunggu saja besok yah Bunda yang Cantik,seseorang itu bernama arfi,ya udah yah,Zia masuk ke kamar dulu." ucap Zia sambil tersenyum dan langsung mencium pipi Bundanya seraya berlari ke kamarnya.
"Wah! jadi si Arfi ini,yang bisa membuat Putriku tersenyum begitu,huft..jadi nggak sabar untuk besok." gumam Bunda Zahwa.
Bunda Zahwa yang sudah nggak sabar untuk besok,langsung masuk ke kamar dan mengistirahatkan tubuhnya.
***
Keesokan Pagi
''Bun! yuk Kakak antar ke Rumah Sakitnya." ajak Alex.
"Nggak Kak! Bunda cuti hari ini." tolak Bunda Zahwa.
"Ada apa ini Bun,nggak biasanya Bunda begini?" tanya Alex.
"Ada seseorang yang ingin berkenalan sama Bunda,kata Adikmu Kak." jawab Bunda Zahwa.
"Hah! siapa Bun?" kaget Alex seraya bertanya.
"Katanya Zia sih,namanya Arfi." jawab Bunda Zahwa.
"Arfi! kaya nggak asing dengan nama itu,dia siapanya Zia bun." ucap Alex.
''Sudah sih Kak! sana ke Kantor dulu,kalau orangnya sudah ke sini,nanti Bunda hubungi kamu." sahut Bunda Zahwa.
"Baiklah Bun Assalamualaikum." pamit Alex.
"Waalaikumsalam." sahut Bunda Zahwa.
Alex pun langsung berangkat ke Kantor setelah mencium punggung tangannya Bunda,sedangkan Bunda duduk santai sambil menikmati makanan dan minuman,tak lama tiba-tiba ada yang mengucapkan salam.
"Assalamualaikum eh..Bu Dokter kan." ucap Arfi sambil kaget seraya mencium punggung tangannya.
"Waalaikumsalam iya,oh kamu yang bernama Arfi itu,jangan panggil Bu Dokter,kalau mau restu dariku,panggil Bunda yah,karena Bunda adalah Bundanya Zia." sahut Bunda Zahwa tersenyum.
"Hah! baiklah Bu eh Bun." shock Arfi pasrah.
"Kirain nggak jadi ke sini By.''
Ucap Zia yang baru keluar dari kamar sambil menghampiri dan langsung mencium punggung tangannya Arfi.
"Astagfirullah Zi! kamu ngapain,kalian belum Muhrim." shock Bunda Zahwa.
"Maaf Bun! ini permintaan Arfi,sebagai Calon Suami harus mengajarkan hal baik ke Calon Istri,sekali lagi maafin Arfi yah dan minta doa restunya dari Bunda." pinta Arfi.
"Oh begitu! baiklah Bunda maafin,karena ini hal yang baik,udah pasti Bunda merestui kalian berdua." ucap Bunda Zahwa.
"Ck.kirain Zia! Bunda mau ngomelin Hubby nya Zia yang menyebalkan ini." kesal Zia.
"Haha Bun! Calon Menantu Bunda sedang merajuk tuh." tawa Arfi.
"Hah! kok Zia yang jadi Calon Menantu,bukannya kamu Fi?" shock Bunda Zahwa seraya bertanya.
''Kan Arfi sudah di anggap Anaknya Bunda,jadi Zia ini Menantu Bunda." jawab Arfi.
"Kamu bisa saja Fi! dah ah,Bunda ke kamar dulu yah sebentar,Fi jagain Menantu Bunda yang Cantik ini yah Haha."
Ucap Bunda Zahwa pergi ke kamar untuk menelpon Alex Anaknya supaya pulang dulu sebentar.
"Ay! kamu terlihat seksi,padahal berpakaian juga selalu tertutup." goda Arfi.
"Ah jangan mulai yah By,oh iya mau minum apa nih?" kesel Zia seraya bertanya.
"Apa saja Ay,pasti Hubby meminumnya." jawab Arfi.
"Oh kalau begitu,racun mau." saran Zia.
"Ya kenapa nggak! kalau itu yang kamu minta dariku,aku siap untuk meminumnya." ucap Arfi.
"Ck.udah ah,ngomong sama Hubby nggak pernah bisa menang." ucap Zia.
Zia meskipun kesal tapi di hatinya berbunga-bunga,Zia pun mengambilkan minuman untuk Arfi,tak lama pun kembali dengan membawa jus yang berbeda,Baru juga menaruh minuman di meja,ada yang menghampiri keduanya.
"Jadi kamu Fi orangnya." ucap Alex.
"Hah! maksud Pak Alex apa?" kaget Arfi seraya bertanya.
"Kata Bunda! ada seseorang yang ingin serius sama Zia,Adekku yang paling cerewet ini." jawab Alex.
"Kakakkkkk." teriak Zia.
"Oh Zia ini Adiknya Pak Alex,ternyata dunia ini sempit juga yah." ucap Arfi.
"Hey! kalau ingin di restui panggil Kakak jangan Bapak,ayo ikut aku Fi ke Taman belakang." ajak Alex sambil melangkah ke Taman belakang,Arfi yang bingung tapi tetep mengikutinya.
"Bun! mau ngapain sih Kakak,mengajak Hubby nya Zia?" tanya Zia.
"Cie-cie Putrinya Bunda,sudah memiliki Hubby..." goda Bunda Zahwa terpotong.
''Bunda jangan panggil Arfi dengan sebutan Hubby,hanya Zia yang boleh panggil Hubby,karena Arfi adalah Hubby nya Zia." potong Zia.
"Hah! haha baiklah,tapi kenapa! kamu baru sekarang mengajaknya kemari sih,kalau tau Arfi itu dia,mungkin Bunda akan langsung menikahkan kalian berdua." kaget Bunda Zahwa sambil tertawa.
"Hah! ngomong apaan sih Bun,memang Bunda mengenalnya?" shock Zia seraya bertanya.
Di saat Bunda Zahwa ingin menjawab pertanyaan dari Zia,tapi di urungkan karena ada yang datang dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum Nyonya,Pak Alex nya ada." ucap Bagus.
"Waalaikumsalam Gus,sudah beberapa kali Bunda bilang,jangan panggil Nyonya tapi Bunda.'' sahut Bunda Zahwa.
"Eh iya Nya eh Bun,Pak Alex di mana Bun?" gugup Bagus seraya bertanya.
"Ada di Taman belakang,kamu kesana saja." titah Bunda Zahwa.
"Baiklah Bun." ucap Bagus.
Bagus pun langsung melangkah ke Taman belakang dan berpapasan sama Arfi yang ingin ke Toilet.
"Pak Alex! orang tadi itu kan..." ucap Bagus terpotong.
"Gus bicara apa sih,memang kamu mengenal sama Arfi." potong Alex.
"Nggak juga,ini kan orang yang sudah satu minggu ini,kita mencarinya." ucap Bagus.
"Hah! maksudnya apa,coba jelaskan padaku." pinta Alex.
"Pak! dia ini orang yang telah menolong kita dan yang mendonorkan darahnya ke Bapak,satu minggu yang lalu." jelas Bagus.
"Kamu nggak salah orang kan Gus! orang yang menolong kita kan,orang yang bisa beladiri,sedangkan Arfi ini nggak bisa kata Zia Gus." ucap Alex.
"Nggak mungkin aku salah orang Pak,oh iya aku punya rekaman cctv di Rumah Sakit,silahkan Pak di lihat." sahut Bagus.
Bagus pun memberikan Hp nya,Alex pun menerima dan langsung melihatnya,shock lah Alex,ternyata bener Arfi yang telah menolongnya,bertepatan dengan Arfi yang baru menghampiri karena habis dari Toilet,Alex pun langsung memeluk Arfi.
"Terimakasih Fi! karena kamu sudah menyelamatkan nyawaku.'' ucap Alex.
"Hah! maksud Pak Alex apa sih?" bingung Arfi seraya bertanya.
"Sudah di bilang jangan panggil Bapak tapi Kakak,aku sudah tau kalau kamu yang menolong Kakak,sekali lagi terimakasih banyak." jawab Alex.
Arfi yang belum mengerti langsung menoleh ke Bagus,barulah Arfi mengerti maksudnya.
"Huft..sudahlah Pak eh Kak lupain saja yah,oh iya! Arfi minta ke Kakak dan Abang cukup tau saja yah,nggak perlu sampai ada orang lain yang tau,termasuk Bunda dan Zia." pinta Arfi sambil menghembuskan nafas pelan.
"Hah! kenapa fi?" shock Alex seraya bertanya.
"Huft..belum saatnya Bunda dan Zia tau...
Bersambung
~ *See You Next* ~