NovelToon NovelToon
Anak Yang Terabaikan

Anak Yang Terabaikan

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Wanita Karir / Mengubah sejarah / Kontras Takdir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Anak Yang Berpenyakit / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Muliana95

Bagaimana rasanya, jika kalian sebagai seorang anak yang di abaikan oleh orangtuamu sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebahagian Adira

Melihat Afandi tetap masuk ke kamarnya membuat Adira tidur juga menarik selimut agar menutupi seluruh tubuhnya. Afandi hanya menarik napas dalam.

"Maafkan kami." ucap Afandi mulai duduk disisi ranjang Adira. "Kamu tahukan, jika Vania tadi pingsan. Makanya kita batal pergi, bukan karena kami sengaja." lanjut Afandi.

"Kami juga akan melakukan hal yang sama, jika kamu berada diposisi Vania. Bagaimana kalau kita pergi besok. Kamu libur sekolah aja." tawar Afandi.

Adira membuka selimut dan tersenyum simpul, "Bukankah kalian lebih memilih Kak Vania? Aku pernah ditinggalkan saat demam. Dan kalian malah memilih merayakan kemenangan olimpiade Kak Vania, dan meninggalkan aku sendirian. Aku belum lupa Ayah." keluh Adira dengan mata berembun.

Adira selalu saja merasakan sakit saat mengingat perlakuan yang berbeda dari orang tuanya.

"I-itu, kamu kan tahu sendiri jika kita tidak menuruti kemauannya, dia akan merajuk dan nanti juga berimbas untuk penyakitnya." bela Afandi membuat Adira memalingkan wajahnya.

"Ayah keluar lah, aku ingin sendiri. Lagi pula, aku tidak terbiasa kalian rayu dan bujuk." cetus Adira memutar tubuhnya untuk membelakangi Afandi.

Dengan berat hati Afandi keluar dari kamar Adira. Dia sadar kalau dia salah, namun apa dikata nasi telah menjadi bubur.

"Bagaimana?" tanya Ella pada suaminya. Sekarang mereka sudah berada di kamarnya.

"Dia kecewa." menghembuskan napas berat. "Apakah kita keterlaluan?" tanya Afandi.

"Sebenarnya kita gak salah, ini mungkin karena Vania kepikiran. Sebab tadi saat aku mengatakan rencana kita pada Adira, Adira malah meminta Vania untuk tinggal. Dan itu membuat mereka bertengkar. Jadi menurut aku, disini yang salah Adira. Karena memancing keributan." papar Ella menaiki ranjang dimana suaminya berada.

🍁🍁🍁🍁🍁

Hari-hari berlalu sampai sekarang Vania sudah kelas dua SMA dan Adira kelas satu. Namun, mereka belajar disekolah yang berbeda. Itupun atas permintaan Vania. Karena dia tidak mau Adira satu sekolah dengannya. Sebab Adira lebih unggul dalam pelajaran dari pada Vania.

Vania juga tidak mahu, jika nanti baik teman dan guru-guru membandingkannya dengan Adira. Vania juga bukannya bodoh, dia juga sering mendapatkan juara satu. Namun jika dibandingkan dengan Adira, maka Adira lebih pintar. Sudah cukup Vania merasakan dibedakan saat sekolah dasar dulu.

Hari ini olimpiade antar SMA diadakan, Adira diutuskan sekolahnya untuk mengikuti pelajaran matematika. Sedangkan Vania juga diutus untuk ikut pelajaran Fisika.

Saat sampai disalah satu gedung lomba. Vania dan Adira ketemu. Vania langsung membuang pandangan agar tidak menatap adiknya. Sedangkan Adira, yang semula hendak menghampiri pun mengurungkan niatnya.

Setelah menyelesaikan semua soalan. Semua para peserta lomba diwajibkan untuk bubar. Untuk pengumuman akan diberitahukan pada pihak sekolah dalam waktu dua minggu ke depan.

Vania dijemput oleh Afandi, karena dia sudah memberitahu kepada Ayahnya. Adira yang melihat mobil Ayahnya pun, hendak menghampiri. Namun, langsung dicegat oleh Vania.

"Ayah, datang untuk menjemput ku. Jadi, jangan coba-coba untuk ikut." ancam Vania. Namun, Adira tak peduli. Dia tetap menghampiri Ayahnya.

"Ayah ..." panggil Adira pada sosok lelaki yang konon dikatakan cinta pertama bagi anak perempuan.

"Adira, kamu disini juga?" tanya Afandi tanpa turun dari mobilnya. Dia hanya membukakan jendela mobilnya.

"Iya Yah, ikut olimpiade juga. Kan semalam udah aku beritahu." ungkap Adira.

"Ayah lupa, maaf ya." kekeh Afandi menggaruk kepalanya.

"Minggir." usir Vania saat dia sampai di pintu mobil.

"Maaf ya Dira, tadi Kak Vania mengatakan ingin ke kafe yang viral, bersama Ayah. Kamu pulang sama teman-temanmu gak apa-apakan?" tanya Afandi hati-hati.

"Gak apa Ayah, udah biasakan?" ujar Adira menahan perih di hatinya. Namun Afandi tidak sadar jika ia telah menambah lagi luka untuk Adira.

"Yah, aku takut kalah ... Apalagi Adira juga ikut. Bagaimana kalau nanti dia menang. Kan Ayah tahu sendiri jika ia pandai dalam pelajaran matematika." seru Vania sambil menikmati jajanan es krim di kafe yang sedang didudukinya sekarang.

"Kamu kan juga pintar sayang. Walaupun kamu kalah, yang penting kamu udah berusaha. Lagian kamu kan ikut Fisika, jadi otomatis kalian berdua tidak bertanding, karena beda pelajaran."

"Aku malu Yah, Aku takut ..." keluh Vania.

"Menang atau kalah, Ayah tidak menyalahkan mu sayang." mengelus lembut tangan Vania.

"Adira, selesai makan nanti tolong cucikan piring ya, karena hari ini Bu Siti izin tidak masuk. Ibu mau ke butik dulu. Karena ada konsumer yang ingin ketemu Ibu." ujar Ella, begitu melihat Adira memasuki rumah. "Jangan lupa, semua makanan kamu simpan, karena Ayah dan Kak Vania makan diluar. dan kue di kulkas jangan makan dulu. Tunggu Ibu pulang dulu, kita makan sama-sama." lanjut Ella. Kemudian ia pergi meninggalkan Adira sendirian di rumah.

Adira melakukan semua pekerjaan yang di suruh Ibunya, bahkan dia juga menyapu serta ngepel seluruh ruang tamu, juga menyetrika beberapa pakaian yang belum sempat Bu Siti lakukan.

Adira berharap, dengan dia melakukan semua pekerjaan, dia bisa dipuji oleh orangtuanya.

Sore harinya, menjelang malam hari. Afandi pulang bersama Vania dan juga Ella. Sebelumnya, Afandi sempat menjemput istrinya di butik.

"Siapa yang bersihin semua ini?" tanya Ella menatap ruangan yang bersih juga wangi.

"Aku Bu." jawab Adira sambil turun dari tangga.

"Gini kan enak, ada gunanya kalau tinggal di rumah." seru Ella berlalu. "Oya, kami sudah makan diluar. Makanan siang tadi, kamu makan aja. Sebelumnya dipanasi dulu." kata Ella saat dia mencapai pintu kamarnya.

"Bu ..." panggil Adira mendekati Ibunya, sedangkan Afandi sedang membuka baju di kamarnya.

"Tadi, saat kalian makan, apa kalian tidak memikirkan aku yang tinggal di rumah sendirian? Aku juga ingin makan di luar bersama kalian. Kita bertiga, tanpa Kak Vania." ungkap Adira.

"Jangan lebay, kami bukannya sengaja. Kebetulan aja tadi Ibu minta makan di luar karena kelaparan." sanggah Ella.

"Tapi, tidakkah kalian ingat aku. Setidaknya kalian bisa membawa sedikit makanan untukku Bu, walaupun sisa dari kalian makan." ucap Adira berkaca-kaca.

"Sudah-sudah, di rumahkan masih ada makanan. Kamu bisa makan yang itu. Jangan mubazir." ucap Afandi yang mendengar perdebatan antara istri dan anaknya. "Besok-besok kita akan pergi berdua ya." kata Afandi mendekati Adira yang masih berada didepan pintu kamar.

"Janji?"

"Janji, besok sore ya." mengelus pelan rambut Adira.

"Makasih," balas Adira karena senang mendapatkan perlakuan kecil dari Ayahnya.

Keesokan harinya, Adira bersiap-siap karena sebelumnya Afandi telah mengabarkan kalau dia dalam perjalan pulang.

Baru saja, Adira turun dari kamarnya, dia melihat Vania sedang memainkan ponselnya di ruang keluarga.

"Rapi amat, mau kemana?" tanya Vania melihat penampilan Adira. Namun Adira melengos tanpa memperdulikan pertanyaan Kakaknya.

"Woi,,, kamu tuli ya. Di tanya bukannya jawab malah ditinggal pergi." teriak Vania.

"Mau jalan-jalan sama Ayah." sahut Adira sekilas.

"What ..." pekik Vania tidak terima.

1
Itoh
KA knapa smua novel mu bikin dartingggggggggggg😭😭😭
Muliana: Hihi, maaf ya kakak ...
Mau lebih darting? Coba baca korban perceraian
total 1 replies
Zainuri Zaira
kok sakitx lngsung sembuh kl sdh hamil
Zainuri Zaira
pantesan bangkrut kduax ngk baik semua egois
Zainuri Zaira
ella kykx udh sakit jiwa
Zainuri Zaira
biarkan orng tuax bangkrut dan adira biarkan pergi dri rumah
Zainuri Zaira
pada akhirnya kamu tidak
Zainuri Zaira
orang tuax pun sakit jiwa mana ad gara2 dekat sma ank jdi sial kl bangkrut yh apes aj npain salahin ank
Zainuri Zaira
tu vania biar mati ah bosan lihatx
kriwil
cepet mati saja sama vaniamu
kriwil
mending minta mati saja percuma km sakit ayah ibu mu juga ga perduli blo on
Muliana: hihihi
total 1 replies
kriwil
dasar nya andira yang blo on sih
kriwil
dari pada km minta sakit mending minta masi saja dira
kriwil
pengen nginjek mukut nya si vania
Muliana: Sama,,, ajak aku ya
total 1 replies
kriwil
yang goblok ya andira udah tau di kucilkan tetep ngemis kasih sayang pintar ta blo on lama lama
kriwil
buat andira mingat dari rumah napa tour muak liat anak iblis dan kedua orang tuanya yang setan itu
kriwil
kapan matinya anak setan ini
kriwil
urusi aja anak mu yang penyakitan itu semoga cepat mati
Zainuri Zaira
buat adira menghilang smpai dia sukses
Zainuri Zaira
buat adira pergi sma kakekx menghilangkan biar ngk ketemu sma orng tuax
Zainuri Zaira
ibu kandung yg gila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!