NovelToon NovelToon
Ninja'S Storm

Ninja'S Storm

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:187
Nilai: 5
Nama Author: After Future

Pohon Neraka Dunia terbelah, membebaskan miliaran jiwa pendosa ke dunia para ninja. Sementara itu di gunung yang berada di bawah kekuasaan Klan Naga Badai, tetua Klan Naga Badai memilih prajurit muda untuk mewarisi gulungan Dewa Badai dan Dewa Bayangan.

Inilah kisah Ren yang memulai perjalanan panjangnya menguasai peninggalan-peninggalan Dewa kuno serta pertempuran tanpa akhir melawan jiwa-jiwa yang terbebas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon After Future, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17: Dori mengamuk

Dengan hancurnya kediaman ketua klan, bel tanda bahaya pun berbunyi di seluruh ibu kota.

Tidak ada yang menyangka kalau pertempuran akan pecah di dalam wilayah disaat barrier pelindung wilayah masih utuh. Dan fakta pertempuran itu terjadi di kediaman ketua klan Naga Badai semakin membakar semangat para guru akademi maupun ninja-ninja militer di luar saja. Namun semangat mereka juga disertai dengan rasa takut. Tidak sedikit ninja yang memilih tidak ikut campur karena percaya pada kemampuan orang-orang kediaman ketua klan.

Ketua klan menatap puing-puing kamarnya dengan perasaan perih. Berharap dinding kayu tua itu bisa disatukan kembali, namun sekeras apapun dia mencoba melekatkan mereka, tetap tidak bisa.

Air mata ketua klan jatuh, bersamaan dengan hal emosional itu yang sedikit lucu itu, sebuah meteor menimpa Dori. Meteor yang sangat besar dan panas menimpa Dori yang masih dalam mode kamuflase sempurna.

Meteor itu mendadak meledak. Mulut Dori mengalami kerusakan di pinggirnya. Memaksa Dori kembali ke mode normal demi untuk mengurangi rasa sakit.

Ketika wujud asli Dori muncul, beberapa ninja langsung gemetar namun ada juga yang tetap kokoh berdiri seperti seorang predator yang sedang mengintai mangsanya. Sementara Dori sendiri memandangi bibirnya yang tampak seperti lipstik dari arang.

"Kalian merusak penampilan! Manusia berbalut kain sialan!!" Hardik Dori dengan emosi membara.

Dori membuka mulutnya lebar-lebar, meteor tadi kembali menghantamnya. Di mata Dori itu adalah sebuah batu api dari langit aka meteor, tapi di mata Ren, batu berapi itu adalah manusia yang menggunakan teknik Spinjutsu tingkat tinggi.

“Satu-satunya orang yang menguasai Spinjutsu dengan elemen tanah dan api hanyalah Shin Sora. Wah, wah, hebat juga adik angkatku itu..”

Ren dan Yukio sudah cukup jauh dari kediaman ketua klan yang hancur. Yukio bertanya ke Ren, “Tumben sekali kau tidak ikut bertarung Ren. Apa yang membuatmu ragu?” tanya Yukio yang diperlakukan bagai putri kerajaan oleh Ren. Alvien menggendong Yukio seperti pengantin. Sebesar itu kasih sayangnya kepada cinta pertama Ren Ren.

Satu persatu ninja yang ada disana mulai merasakan kejanggalan. Selain bentuk musuhnya yang abnormal, serangan mereka, baik ninjutsu, taijutsu, spinjutsu, bahkan fuinjutsu yang dapat menyegel anggota tubuh makhluk hidup. Semua jenis senjata, kunai, shuriken, katana, panah, kapak, hingga meriam—tidak ada senjata yang bisa menggores sisik Dori.

“Coba terus!” perintah ketua klan. “Yang pertama bisa melukainya akan kuberi hadiah istimewa!” tambahnya memanaskan situasi.

Mendengar janji ketua klan, beberapa anak ketua klan yang kurang perhatian berusaha mencuri perhatian ayah mereka.

Namun sekeras apapun mereka mencoba menyerang Dori, mereka tetap tidak bisa menangkap Dori yang terus menerus berpindah tempat.

“Lemah! Kalian tidak akan bisa menghadapi kami berdua sekaligus jika melawanku saja kewalahan!” Teriak Dori, bahasanya bisa dipahami oleh manusia-manusia ini.

Ren terkejut, “Apa tadi dia bilang ‘kami berdua’? Jika iya, siapa yang dia maksud?”

Ren bertekad mencari jenderal Dosa Besar lainnya di sekitar sana. Tapi sebelum itu dia membawa Yukio ke tempat yang lebih aman.

Ketika Ren mengantarnya ke rumah, dan hendak pergi membantu ketua klan, lengan baju Ren ditarik oleh Yukio. Gadis itu menatap Ren dengan tatapan yang tidak biasa. Mata Yukio seperti mengisyaratkan ketakutan yang luar biasa yang dialami gadis itu. Lirih gadis itu meminta, “Jangan kembali kesana... Makhluk itu tidak—tidak sama dengan hantu-hantu yang kita lawan di bawah pohon dunia...”

Ren menggenggam tangan Yukio dengan lembut, “Aku tahu,” sahutnya. “Aku tahu persis siapa mereka dan mengapa mereka datang kesini. Maksudku para iblis, roh, dan Dimentia itu.”

Yukio menatap Ren dengan bingung. Apa maksudnya?

“Apa maksudmu Ren? Bukankah kita sedang menghadapi fenomena Pemutihan yang terjadi setiap 5000 tahun sekali? Lalu mengapa kau bicara seolah-olah tragedi ini berbeda?

Dan aku tahu dengan persis darimana datangnya roh-roh pendosa. Tapi aku tidak pernah tahu soal iblis dan Dimentia yang kau sebutkan. Makhluk apa mereka sebenarnya?”

Yukio tidak menaruh curiga sedikitpun pada Ren. Menurutnya, Ren hanya memiliki pengetahuan yang lebih luas dari Yukio sendiri. Tidak terlintas di benaknya kalau Ren adalah utusan dewa. Hal seperti itu tidak pernah ada di dalam legenda dunia ini.

Harusnya Alvien menulis novel tentang Isekai, pasti laku di dunia yang tidak mengenal konsep kehidupan setelah kematian seperti dunia ini.

Ren meletakkan tangan Yukio, pelan, sangat lembut. Kemudian menarik selimut hingga ke atas dada Yukio.

"Aku akan memberitahumu nanti. Yang penting saat ini adalah—musuh sudah melewati barrier. Dan aku penasaran siapa yang akan menang di pertarungan itu."

Ren sedikit menjelaskan tentang betapa seriusnya keadaan saat ini. Pegunungan Klan Naga Badai akan hancur, dan mereka harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.

Pembantaian besar-besaran.

Cerita Ren membuat Yukio merinding. Gadis itu mengkhawatirkan orang-orang rumahnya.

"Aku harus kembali ke rumahku! Tapi mengapa... Mengapa tubuhku tidak bisa digerakkan..."

Yukio tampaknya sudah melupakan insiden sebelumnya dimana dia nyaris mati. Kalau bukan karena bantuan Dai Sai, dia pasti sudah mati. Ren pun terkagum-kagum dengan ketahanan mental Yukio, serta semangatnya dalam menjaga orang yang dia sayangi.

"Beruntung sekali kau Ren Ren... Dapat menyukai dan disukai oleh gadis seperti dia..." batin Alvien.

Merasa tidak bisa menahan Yukio lebih lama lagi, Ren pun meminta Zenin untuk menemani Yukio.

Sempat menolak—Zenin akhirnya pasrah dan menurut, sementara Ren kembali ke kediaman ketua klan.

Saat Ren sampai di kaki bukit kecil, dia mendongak untuk menyaksikan seekor ular raksasa mematuk udara dengan ganas berharap salah satu gigitannya mengenai Shin Sora yang dapat melompat di udara sesuka hatinya.

Di tengah perjalanan Ren menaiki ribuan anak tangga, dirinya dicegat oleh sesosok entitas berbentuk kepiting, warna biru laut, dan bermata merah darah.

Sosok itu tidak lain dan tidak bukan adalah Jenderal Dosa Besar yang datang bersama Dori, dan Ren tahu itu.

"Je—jenderal dosa besar!?" Ren terpelanjat hingga punggungnya membentur tembok, "Aku tidak menduga akan datang dua sekaligus!"

Kejutan tidak berhenti sampai disitu, Dori berhasil menggigit kain Shin Sora, membuat gadis itu memekik keras. Namun hanya sebentar Shin Sora melampiaskan penderitaannya, gadis itu langsung menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak terdengar menyedihkan.

Shin Sora semakin tidak berdaya saat Dori menghempaskan tubuhnya ke tanah beberapa kali. Juga menyeretnya melewati tembok kasar hingga punggung gadis itu terluka parah.

"Arrghh!!!" Shin Sora memekik lagi, "Kenapa cakraku tidak mau keluar? Apa makhluk ini penyebabnya?" Tangis Sora dalam hati.

Sora terus dibanting dan diseret ke benda bertekstur tajam.

Seolah sudah pasrah dengan nasibnya, Sora pun mulai menutup mata, menikmati nafas-nafas terakhirnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!