Dengan kebesaran hati seorang wanita muda bernama ( Azalea 26 tahun ) yang rela menggantikan posisi adik nya sebagai pengantin di hari itu.
Ternyata kebaikan hati Azalea di balas kebencian oleh pengantin lelaki (Arta 32 tahun ) yang sudah sah menjadi suami nya itu.
Sampai di titik itu, dimana Arta sadar bahwa Azalea lah yang terbaik. Tapi apakah Azalea masih mau bersatu dengan Arta ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17.
Lea mulai mencari tahu tentang perusahaan yang di kepalai oleh Suaminya, beberapa cabang memang di di kelola oleh Ayah Arta dan Atala pun ikut serta dalam beberapa cabang itu.
"Bagaimana bisa satu perusahaan di kepalai beberapa orang ? Mas Arta tahu tidak ya tentang ini. Ah pasti dia tahu, mana mungkin dia tidak tahu. " Batin Lea.
"Drrrttttt ... Drrrtttt ... " Suara getaran ponsel.
Lea menengok dan melihat siapa yang menelponnya, " Mas Arta ? tumben. " Pekik nya.
Lea membiarkannya tanpa mau mendengar suara suaminya.
Panggilan telepon itu berubah menjadi petasan singkat. Lea melihat pesan itu di dinding wallpaper nya saja tanpa mau membukanya.
"Antarkan saya makanan. " Isi pesan itu.
"Apa-apaan, dia kan anak buahnya banyak. Lagian dia kan sedang ada kekasihnya. Untuk apa menyuruhku. " Lea menyimpan ponselnya kembali dengan malas, ia sangat malas bertemu dengan Arta.
Arta yang kesal karna sedari tadi menunggu balasan Lea tak kunjung ia dapatkan. "Dia benar-benar marah, cemburu dia. Awas saja kamu ya ! " Gumam Arta tersenyum kala ia menganggap Lea cemburu.
Lea yang saat itu sadang mempersiapkan data perusahaan membuatnya sibuk dan hampir melupakan jam makan siang, dua posisi yang di bebankan kepada Lea membuatnya harus bekerja dengan ekstra.
"Makan siang dulu aja Bu. " Saran teman satu kantor Lea.
Ruangan Lea memang bersebelahan dengan ruangan Staff yang lain, namun ruangan Lea khusus tidak ada staff lain di ruangan itu, ruangan tidak begitu luas. Tapi ruangan itu bisa membuat Lea nyaman saat bekerja.
Lea menjabat sebagai CMO ( Chief Marketing Officer dan juga COO (Chief operations Officer )
Dimana jabatan keduanya berpengaruh penting dalam perusahaan.
"Apa ibu Lea nya ada ? " Tanya Arta sangat sopan saat mengunjungi perusahaan lain.
"Oh ... Ada Tuan, mau saya panggil kan ? " Tanya resepsionis itu.
"Tidak perlu, saya langsung ke ruangannya saja. "
"Tidak bisa Tuan, Tuan lebih baik duduk dulu. Biar saya panggilkan Ibu Lea. " Resepsionis itu bekerja sesuai peraturan perusahaan itu.
Tiba-tiba seseorang datang dari arah lain, Seseorang berjalan cepat kala melihat ada orang penting datang ke perusahaannya. " Siang Pak Arta, wah ada angin apa ni anda berkunjung ke kantor kami ? " Tanya Dirut perusahaan itu.
"Wah ... Pak Syam, apa kabar ? "Tanya Arta, Arta memberikan kode pada Boy untuk tunggu di mobil saja.
Boy pun pamit pada kedua orang penting tersebut.
"Ayo ke ruangan saya, " Ajak Pak Syam.
Arta menolak halus, " Lain kali saja Pak Syam, lagian saya mau ada perlu sama Lea. "
Pak Syam menepuk jidatnya, " Ya ampun maaf Pak, saya hampir lupa jika Lea itu istri anda. Ya sudah kalau begitu silahkan langsung saja ke ruangannya, Lea barusan saya lihat masih ada di dalam ruangannya. " Jelas Pak Syam.
Arta pun pergi sesuai arah yang di tunjukan oleh Pak Syam. Pak Syam melihat nalar kepergian Arta.
"Ko Saya tidak ingat jika Lea itu istri COE PT. LV Group, ah sial ... Lea kenapa tidak meninggalkan saya. Bahkan dia pun pura-pura tidak tahu salah satu cabang perusahaan yang kapan hari saja tanyakan, ah dasar anak itu ... " Gumam Pak Syam akan membahasnya nanti.
Arta dengan yakin membuka ruangan itu, dugaan ia benar itu adalah ruangan istrinya. Lea yang saat itu sedang membereskan semua berkas di rak buku tidak sadar jika ada yang datang. Biasanya jika ada yang datang pasti mengetuk pintu terlebih dahulu.
Arta berjalan perlahan, sehingga ia mampu menangkap tubuh Lea tanpa sepengetahuan. Sontak Lea kaget, ingin rasanya ia membalikan badan namun sebelum ia membalikan badan ia tahu siapa yang sudah diam-diam memeluknya, dari wanginya pun Lea sudah bisa menebak siapa itu.
Lea menghela nafas, dan membuangnya secara kasar. " Mas ini kantor loh, jangan seperti ini aku malu. " Ucap Lea malas.
"Salahmu sendiri, kanapa telpon dan pesan ku tidak kamu jawab hah ? " Tanya Arta sambil mencium daun telinga Lea.
Lea merasa geli, namun ia masih memasang wajah datar dan dingin.
"A-Aku sibuk Mas. " Kilah Lea padahal ia enggan datang ke kantor Arta, enggan melihat kembali Arta dengan perempuan itu.
Arta melihat table sign yang ada di meja Lea. Tertulis Nama Azalea CMO dan COO, " Emm ... Jabatan yang bagus. " Puji Arta kembali meletakkan kepalanya di pundak Lea.
Arta membalikan tubuh Lea, tapi Lea enggan melihat wajah Arta ia malah melihat dada bidang Arta. Arta yang tak terima ia langsung mengangkat dagu Lea, " Cup " kecupan bibir mendarat saat itu juga.
Membuat tubuh Lea seperti langsung melemas, namun Lea berusaha tidak terlihat lemas di depan Arta.
"Kau marah padaku ? " Tanya Arta.
"Tidak, " Jawab simple Lea.
"Lalu kenapa kamu mendiamkan ku ? " Tanya Arta.
Lea seperti mendapatkan jalan untuk berbicara, " Mas aku tahu kekasih Mas itu sudah datang. Jadi pergilah temui dia, dia bisa memberikan apa yang kamu mau. "
Dalam hati Arta langsung bersorak ria, "Benar dugaan ku dia cemburu. "
"Iya, tapi kan kamu masih istri sah ku. Wajar jika aku masih menginginkan dirimu. " Penjelasan Arta menusuk relung hati Lea.
Lea menitikkan air mata, " Ya maaf aku lupa. Perjanjian itu masih berlaku. " Jelas Lea sambil memutar balikan badannya untuk membelakangi Arta.
Lea menyeka air matanya. Arta menarik tangan Lea, Lea menyambar tas miliknya yang ada di kursi kerjanya.
"Mas mau kemana ? Aku masih kerja. " Teriak kecil Lea.
"Aku sudah meminta ijin pada pa Syam, jadi diam lah. " Jawab Arta.
"I-iya, tapi jangan begini dong Mas aku malu. " Pinta Lea.
Arta pun melepaskan tarikan tangganya, berganti dengan memegang erat tangan Lea. Lea masih saja malu namun Arta enggan melepaskan nya. Lea membawa pegangan tangan Lea ke belakang tubuh, agar pasangan Staff tidak ada yang melihatnya.
"Beruntung ya Bu Lea, di nikahi sama CEO LV Group. " Bisikan demi bisikan terdengar di telinga Lea.
Arta membawa Lea ke dalam mobilnya, sementara Mobil Lea di bawa oleh Boy.
"Mau kemana sih Mas, sebentar lagi jam istirahat habis. " Rengek malas Lea.
"Ke apartemen, kita istirahat di sana. " Jelas Arta mulai melakukan kendaraannya.
Lea berpikir, Arta pasti akan meminta haknya. Lea berpikir keras. Setelah beberapa waktu ia mulai buka suara. " Mas bisa tolong berhenti dulu di apotik ? "
Arta heran, " Untuk apa ? "
"Ada sesuatu yang harus aku beli. " Jawab Lea.
"Baiklah, " Tidak lama dari Lea berbicara Arta pun menepikan kendaraannya di salah satu apotik 24 jam.
Lea keluar dari dalam mobil menuju apotik tersebut. Setelah apa yang Lea inginkan sudah ia dapatkan, Lea pun keluar apotik dan terdiam sejenak untuk mengamankan barang itu.
Arta memperhatikan Lea dari dalam mobil, Lea masuk kembali ke dalam mobil Arta.
"Beli apa Sayang ? " Tanya Arta lembut.
Lea terlihat gugup. " Hanya obat magh Saja. " Kilahnya.
"Coba kau lihat ! " Pinta Arta, namun Lea tak memberikannya. Arta semakin penasaran dan merebut tas Lea, melihat bungkusan kresek putih yang baru saja Lea masukan.
Terlihat sebuah pil berukuran kecil sampai sedang, warna pil itu kuning dan yang sedang berwarna putih. "Ini tidak perlu kamu konsumsi. " Pekik Arta tahu jika itu Pil KB, Arta langsung membuang Pil itu ke luar jendela.
"MAS ... Jangan, " Cegah Lea.
"Jika kamu di haruskan hamil biarlah, aku tidak akan lari Lea. " Jelas Arta.
Lea menundukkan kepalanya kesal. " Aku bukan takut kamu lari Mas, tapi yang aku takutkan jika aku hamil dia tidak hidup bersama dengan seorang ayah. Jika aku hamil perjanjian itu pasti akan habis, itu artinya kamu akan membuang ku. " Batin Lea pilu.
Arta tak memperdulikan kekesalan Lea, ia melanjutkan kembali perjalanannya. Sampai pada akhirnya mereka tiba di sebuah gedung pencakar langit, diaman di salah satu ruangan itu adalah apartemen pribadi milih Arta.
"Ayo turun ! " Ajak Arta.
Lea hanya terdiam sejenak, lalu dengan malas membuka pintu mobil itu. Arta yang sudah tidak sabar langsung menarik tangan Lea.
"Tingg ... " Suara pintu Lift terbuka. Arta pun memasuki pasilitas lift itu, lalu ia menekan tombol angka menuju apartemennya.
Pintu lift itu pun terbuka kembali, Arta berjalan dan tidak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Lea. Lea hanya mengikuti tarikan tangan Arta.
Sesampainya di apartemen milik Arta, pintu pun terbuka secara otomatis kala sebuah kartu Arta gesekan.
Nampak mewah di dalam kamar apartemen Arta, Arta mengunci kembali pintu kamar itu dan mengangkat tubuh Lea memasuki kamar pribadinya. "Mas lepas. "
Arta menjatuhkan tubuh Lea ke atas tempat tidur, Arta membuka jas kantor dan dasinya. Ia langsung menindih tubuh Lea dan langsung mencumbunya.
"Ahhhhh ... " Suara Lea terdengar kala kecupan Arta mendarat mesra di leher Lea.
"Mas, biarkan aku mandi dulu. " Pinta Lea tidak enak hati jika memulai hubungan tanpa mandi terlebih dahulu.
"Ya sudah, cepat ya ? " Jawab Arta yang di balas anggukan oleh Lea.
Lea menyambar sebuah handuk kimono yang mungkin sudah di siapkan oleh Arta. Beberapa waktu Lea pun keluar dengan handuk melingkar di kepalanya. Arta tersenyum penuh nafsu. Lea dengan jinak menghampiri Arta dengan tangan terus menarik kain handuk itu. Kain handuk itu begitu pendek sehingga hanya menutupi sebagian paha mulusnya saja.
Arta menarik tangan Lea, dan ia mendudukkan Lea di pangkuannya.
Dengan perlahan Arta menarik tali penyangga handuk itu. Nampak terlihat pemandangan indah nan segar di padu padankan dengan wewangian yang di kenakan oleh Lea.
"Aaaaahh .... " Suara Lea terdengar kembali kal Arta mengisap lembut kepala dari gunung kembar Lea.
Dengan tuntunan tangan Arta, Lea membuka satu demi persatu kancing baju Arta, sehingga kini nampak tubuh kekar Arta yang hanya di balut oleh kaos dalam saja. Arta mengangkat tubuh Lea ia dudukan di tepi tempat tidur.Arta bersiap membuka semua pakaiannya.
Terlihat jelas barang kesayangan Arta suda berdiri tegap. Arta menarik tubuh Lea untuk berdiri, dengan mudahnya kain handuk yang menutupi tubuh polos Lea terjatuh. Arta semakin nafsu melihat rumput yang menutupi area sensitif Lea.
Tubuh keduanya berguling bersama, Cumbuan demi cumbuan mereka lakukan. Suara aneh yang terdengar candu keluar dari mulut keduanya.
"Mas masukan sekarang Sayang. " Bisik Arta. Membuat Lea menggigit halus bibir bawahnya.
"Blessss. " Barang kesayangan Arta masuk ke dalam gua sempit milik Lea.
Lea menjerit sambil melengkingkan tubuhnya, Arta langsung membekap bibir Lea dengan bibirnya. Arta memainkan permainannya dari ritme sedang sampai cepat.
"Mas .... Terus Mas, Ahhhh .... Sayang. " Suara itu terdengar begitu tulus.
Arta pun memenuhi keinginan istrinya, sampai Lea menggelincang keenakan kala pencapaian klimaks nya sudah ia rasakan. Di susul dengan Arta yang menjerit keenakan kala ia pun sampai di titik puncaknya.