NovelToon NovelToon
Aku Hanya Wanita Biasa

Aku Hanya Wanita Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Wanita Karir / Careerlit
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Wanita, seorang insan yang diciptakan dari tulang rusuk adamnya. Bisakah seorang wanita hidup tanpa pemilik rusuknya? Bisakah seorang wanita memilih untuk berdiri sendiri tanpa melengkapi pemilik rusuknya? Ini adalah cerita yang mengisahkan tentang seorang wanita yang memperjuangkan kariernya dan kehidupan cintanya. Ashfa Zaina Azmi, yang biasa dipanggil Azmi meniti kariernya dari seorang tukang fotokopi hingga ia bisa berdiri sejajar dengan laki-laki yang dikaguminya. Bagaimana perjalanannya untuk sampai ke titik itu? Dan bagaimana kehidupan cintanya? Note: Halo semuanya.. ini adalah karya keenam author. Setiap cerita yang author tulis berasal dari banyaknya cerita yang author kemas menjadi satu novel. Jika ada kesamaan nama, setting dan latar belakang, semuanya murni kebetulan. Semoga pembaca semuanya menyukainya.. Terimakasih atas dukungannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Tidak Bisa Mendaki

Priyo memandang tubuh Azmi yang memunggunginya. Setelah mengobati lukanya, Azmi pergi tidur dengan memunggungi suaminya. Ia masih belum ada niat untuk berbaikan.

“Mi..” panggil Priyo, tetapi Azmi tak menjawab.

“Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menuduhmu. Tetapi semua orang sedang membicarakan mu yang berpelukan dengan laki-laki lain.” Priyo menjeda sebentar.

“Jika besok kamu berangkat bekerja, jangan ditanggapi. Bilang saja itu aku, bukan orang lain.”

“Memang kamu, Mas!” Seru Azmi masih tidak terima.

“Mi, jangan mulai lagi!”

“Aku bukan mau memulai, Mas! Pada kenyataan cuma kamu yang bisa memelukku! Tidak ada laki-laki lain selain kamu dan Ayah yang memelukku! Bukankah aku sudah e memperingatkan mu kita ada ditempat kerja? Kamu yang tidak mendengarkan!”

Ya. Priyo ingat istrinya ada mengatakan itu saat dirinya memeluk Azmi. Ia merasa bersalah.

“Maafkan aku, Mi.”

Azmi tak ada menjawab. Ia memilih untuk memejamkan matanya sambil merapatkan selimutnya. Jika ia buka mulut, mereka akan berakhir berdebat lagi.

Sampai keesokan paginya, Azmi bangun lebih dulu dan menyiapkan sarapan serta bekal untuk suaminya. Tetapi Azmi berangkat lebih dulu karena Raika menjemputnya. Priyo tak banyak protes, ia tahu istrinya masih belum bisa memaafkannya.

Di tempat kerja, Priyo tak ada kesempatan untuk menemui Azmi karena istrinya sedang ada pekerjaan di luar bersama Budi dan Pak Suwito. Mereka sedang menghadiri pertemuan dengan vendor baru yang menerima oli dan baterai bekas.

“Mi, kamu tidak seperti yang mereka katakan. Memangnya kenapa bisa ada skandal seperti itu?” Tanya Budi yang membawa Azmi kembali ke tempat kerja.

“Aku tidak tahu, Mas.”

“Yang memelukmu Priyo?” Azmi mengangguk.

“Apa tanggapannya?”

“Dia juga tidak percaya, karena dia yang memelukku, Mas.” Bohong Azmi.

Ia tidak mungkin mengatakan jika suaminya marah kepada Budi. Itu sama saja ia membuka aib rumah tangganya.

“Baguslah, kalau begitu. Aku kura dia akan marah. Dilihat dari kebiasaannya, sepertinya Priyo berbeda dengan kita dalam syariat karena dia melaksanakan sholat Jumat tidak di mushola bersama yang lain melainkan di mushola milik KTR.”

“Aku tidak tahu, Mas. Selama ini Mas Priyo sering sholat berjamaah ke masjid tetapi tidak mengizinkanku untuk ikut.”

“Entahlah, Mi. Aku juga tidak paham. Yang penting, apa yang sudah menjadi keyakinanmu itulah yang kamu pegang.” Azmi mengangguk.

Sampai ditempat kerja, Azmi menyelesaikan input data yang sempat tertunda. Ia tak ada keluar dari ruangan sampai waktu pulang. Azmi ikut bus office sehingga tidak bertemu dengan Priyo yang naik bus plan.

Tidak seperti biasa, Azmi tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Setelah mandi ia merebahkan tubuhnya dan terlelap. Saat Priyo pulang, ia melihat Azmi yang terlelap tidak berkomentar. Ia justru melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan Azmi. Tetapi untuk makan malam, Priyo hanya bisa memasak nasi di ricecooker dan membeli lauk di luar.

“Kamu sudah bangun? Aku membeli tongseng ayam, ayo kita makan!” Kata Priyo yang baru saja kembali.

Azmi yang masih duduk diruang tamu hanya diam. Priyo keluar membawa 2 piring nasi dan mangkuk tongseng.

“Ayo makan! Kamu bisa lanjut tidur lagi setelah makan.”

“Iya, Mas.” Jawab Azmi yang kemudian memakan bagiannya.

“Aku saja!”

Priyo mengambil piring dari tangan Azmi dan membawanya ke dapur untuk dicuci. Azmi tidak banyak berkomentar, ia masuk ke dalam kamar. Ia sedang mendapatkan tamu bulanan, sehingga tidak melaksanakan sholat. Ia ingin kembali tidur tetapi tidak bisa. Ia akhirnya membuka ponselnya dan berbalas pesan dengan Egi.

Egi: Kapan kerumah?

Azmi; Belum tahu. Pekerjaanku sangat banyak.

Egi: Minggu ke sini, aku mau masak spagetty dan pizza. Awas tidak ke sini!

Azmi: Aku usahakan. Apa ada drama yang bagus untuk ditonton?

Egi: Tumben?

Azmi: Sedang ingin menonton.

Egi: Ada drama tentang pembulian, perdukunan, perselingkuhan, politik, mau yang mana?

Azmi: Yang ringan saja.

Egi: Masa Muda Yang Bersemi.

Azmi: Terimakasih.

Azmi keluar dari aplikasi pesan dan masuk kedalam aplikasi video untuk mencari judul yang disebutkan Egi. Ia mulai membukanya dan menonton. Melihat hal tersebut, Priyo duduk disamping Azmi.

“Mi.. Maafkan aku..” Azmi yang menggunakan earbud tidak mendengar.

“Mi..” Priyo memegang lengan Azmi.

“Iya, Mas.” Azmi yang terkejut, duduk dan melepaskan earbudnya.

“Maaf, apa aku mengejutkanmu?”

“Tidak. Aku tak mendengarmu karena ini.” Priyo melihat earbud ditangan Azmi.

“Maafkan aku. Aku akan memperbaiki sikapku. Kamu tidak salah, aku yang terlalu berpikiran sempit tanpa ingin mendengarkan penjelasanmu.”

”Tak apa, Mas. Aku sudah memaafkannya.”

“Kalau kamu ingin marah, kamu bisa melakukannya.” Azmi menggeleng.

“Untuk apa, Mas? Yang penting kamu sudah tidak memojokkanku, aku tak masalah.”

Priyo merasa tersentil dengan ucapan Azmi, tetapi ia masih tidak merasakan. Ia tersenyum dan meninggalkan Azmi agar bisa melanjutkan tontonannya. Sementara Azmi merasakan kekecewaan. Seorang istri, selama 2 bulan ini hanya begitu saja. Tidak ada kata-kata sayang, sentuhan, bahkan mereka belum berhubungan. Azmi menatap nanar kepergian suaminya.

“Woy Bro! Bagaiamana rasanya menikah? Apakah kalian mendaki setiap hari? Kapan aku akan mendengar kabar gembira?” Tanya teman Priyo diujung panggilan.

“Aku menghubungimu justru karena itu.”

“Apa? Apa kamu tidak kuat mendaki bersama?”

“Bukan, aku belum bisa mendaki. Apa aku ada kelainan?”

“Maksudmu? Kamu belum mendaki selama 2 bulan ini?” Priyo tidak menjawab.

“Gila! Kamu benar-benar gila!”

“Hey!”

“Jangan marah! Kamu memang gila! Apa kamu tidak berpikir istrimu akan kesepian? Kalian menikah untuk apa kalau bukan untuk berhubungan secara halal? Dan sekarang kamu bilang kamu tidak bisa mendaki? Bullshit!”

“Aku tak bisa melakukannya.”

“Kamu benar-benar tidak bisa?”

“Ya. Untuk apa aku bertanya jika aku bisa!”

“Periksakan dirimu ke dokter sana! Aku sungguh merasa kasihan dengan istrimu yang cantik.”

“Tolong temani aku, Bei.”

“Baiklah! Libur besok kita ke Tanah Grogot. Kita ke dokter spesialis andrologi.” Priyo setuju dan mengakhiri panggilan.

Ia kembali ke kamar dan menemukan Azmi masih dengan tontonannya.

“Mi. Libur ini aku ada urusan di Grogot. Jika kamu tidak keberatan, kamu bisa menginap dirumah orang tuamu. Aku akan mengantarkanmu besok.” Kata Priyo yang melihat telinga kanan Azmi tanpa earbud.

“Urusan apa, Mas?”

“Ada urusan dengan Abei.”

“Apa aku tidak boleh ikut?”

“Tidak. Kami hanya berdua saja ke Grogot.”

“Baiklah.”

Azmi merasakan antara kecewa dan bahagia. Kecewa, suaminya tidak mengajaknya dan bahagia karena ia bisa menginap di rumah orang tuanya. Tetapi Azmi menutupi ekspresi dengan kembali menonton walaupun otaknya sedang tidak fokus. Priyo merebahkan tubuhnya disamping Azmi tanpa ada keinginan untuk menjamah ataupun memeluk istrinya. Keduanya berakhir tidur di ranjang yang sama dengan saling memunggungi.

1
indy
semangat azmi
indy
lanjut
indy
semangat azmi
indy
semoga jadi jalan suksesnya azmi
indy
sabar y azmi
indy
lanjut
indy
lanjut kakak
indy
semoga di tempat baru azmi bisa lebih sibuk sehingga dapat melupakan kenangan buruk
indy
semoga azmi nanti sukses
indy
selamat ya azmi
Meymei: Terima kasih kak (Azmi)
total 1 replies
indy
cepat move on azmi
indy
kasihan Azmi
indy
Ternyata priyo gak bisa mendaki, bukan karena prinsip
Sulfia Nuriawati
suami aneh, mw saling mengenal tp cm azmi yg ada usaha, lah priyo blm apa² cm tw marah aja, serem sm yg kyk gt sifatnya bs² anemia🤭🤭🤭
Meymei: Hehehe sabar ya kak..
total 1 replies
indy
sabar ya Azmi...
Meymei: Aq sabar kak (Azmi)
total 1 replies
indy
semoga azmi kuat
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
lanjut kakak
Meymei: Siap kak 😊
total 1 replies
indy
priyo sat set, semoga dia orang baik
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
telaten sekali azmi
Rian Moontero: kusuka ceritanya kak Mey👍👍
semangaaat🤩🤩🤸🤸
Meymei: Hihihi 🤭
total 2 replies
indy
semangat azmi
Meymei: Siap kak! (Azmi)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!